Merapi Masih Terus Bergolak, 1.000 Warga di Jateng Pilih Mengungsi
loading...
A
A
A
SEMARANG - Sedikitnya 1.000 warga dari kelompok rentan lansia dan ibu hamil di Jateng, mengungsi akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi . Mereka berasal dari daerah di sekitar Gunung Merapi yakni Magelang, Klaten, dan Boyolali.
"Ada 1.061 ( pengungsi ) dari tiga daerah, Magelang, Boyolali dan Klaten," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Safrudin, Senin (18/1/2021).
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memastikan semua jajarannya siap mengantisipasi jika aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat. Selain itu, warga juga dinilai sudah memahami bila harus dievakuasi. " Merapi itu sebenarnya semua standby, dalam posisi sejak (status) Siaga ya. Jadi semuanya terus dalam posisi," terangnya.
"Dari pengamat Merapi , dari BMKG, dari BPBD semuanya siaga terus-menerus sehingga pantauan kita ini harian. Maka semuanya tetap harus betul-betul menjaga diri dan kita mendampingi masyarakat agar selalu siaga, sehingga nanti kalau ada perintah dari BPBD tolong warga siap, insya Allah kita bisa mengurangi risiko bencana," beber dia.
Status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan pada level III atau Siaga sejak 5 November 2020. Pada Senin (18/1/2021) pukul 05.43 WIB, terjadi awan panas guguran. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 22 mm dan durasi 112 detik. Jarak luncur ±1.000 meter ke arah barat daya (Kali Krasak ) dan teramati tinggi kolom 50 meter di atas puncak. Angin bertiup ke tenggara.
"Ada 1.061 ( pengungsi ) dari tiga daerah, Magelang, Boyolali dan Klaten," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Safrudin, Senin (18/1/2021).
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memastikan semua jajarannya siap mengantisipasi jika aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat. Selain itu, warga juga dinilai sudah memahami bila harus dievakuasi. " Merapi itu sebenarnya semua standby, dalam posisi sejak (status) Siaga ya. Jadi semuanya terus dalam posisi," terangnya.
"Dari pengamat Merapi , dari BMKG, dari BPBD semuanya siaga terus-menerus sehingga pantauan kita ini harian. Maka semuanya tetap harus betul-betul menjaga diri dan kita mendampingi masyarakat agar selalu siaga, sehingga nanti kalau ada perintah dari BPBD tolong warga siap, insya Allah kita bisa mengurangi risiko bencana," beber dia.
Status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan pada level III atau Siaga sejak 5 November 2020. Pada Senin (18/1/2021) pukul 05.43 WIB, terjadi awan panas guguran. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 22 mm dan durasi 112 detik. Jarak luncur ±1.000 meter ke arah barat daya (Kali Krasak ) dan teramati tinggi kolom 50 meter di atas puncak. Angin bertiup ke tenggara.
(eyt)