Kabupaten Sabu Raijua diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto pada 29 Oktober 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Kupang dengan payung hukum Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2008. Bupati pertama Kabupaten Sabu Raijua adalah Ir. Marthen L. Dira Tome dengan wakilnya Drs. Nikodemus N. Rihi Heke. (Baca juga: Yuk! Kunjungi Pulau Sabu, Surga Wisata di Tanah Timor)
Kembali ke Pulau Sabu, pulau ini luasnya 414 km². Ukurannya mini, namun di sini ditemukan jejak sejarah bangsa yang jauh ke masa silam. Di pulau kecil ini ditemukan jejak Kerajaan Majapahit, jejak bangasa India dan juga jejak Kolonial Belanda.
Untuk kalangan penduduk setempat, mereka lebih suka menyebut pulau ini dengan sebutan Rai Hawu yang berarti 'Tanah dari Hawu', bukan Sabu atau Sawu. Sementara untuk diri mereka sendiri, lebih karib dengan sebutan 'Do Hawu'. Menurut keyakinan mereka, nama pulau Hawu berasal dari nama "Hawu Ga", yaitu leluhur yang pertama tinggal di pulau mini itu.
Baca Juga:
Jejak India
Kapan dan dari mana leluhur pertama yang menempati pulau tersebut? Menurut kisah, pada abad ke-3 sampai abad ke-4 terjadi arus perpindahan penduduk yang cukup besar dari India Selatan ke Kepulauan Nusantara. Pemicu perpindahan besar-besaran itu tidak lain adalah amuk peperangan di India Selatan pada masa itu. Situasi perang berkepanjangan, kemiskinan akibat perang, serta korban jiwa mendorong penduduk negeri itu melakukan eksodus besar-besaran. (Baca juga: Pasar Bong dan Riwayat Kuatnya Persaudaraan Lintas Zaman)
Pulau Hawu atau Sawu menjadi tempat pemberhentian terakhir para pelarian perang itu. Bukti jejak kelompok dari India adalah ditemukannya syair-syair kuno dalam bahasa Sabu, Sawu atau Hawu itu. Dalam syair-syair kuno terlintas kata 'hura' yang menjadi penunjuk bahwa negeri asal orang Sabu terletak sangat jauh di seberang lautan di sebelah Barat yang bernama Hura.
Dan di India terdapat Kota Surat yang berada wilayah Gujarat Selatan, dekat Kota Bombay, Teluk Cambay, India Selatan. Kota Gujarat kala itu sudah terkenal sebagai pusat perdagangan di India Selatan dan menjadi kota pantai yang sudah berkembang di bidang palayaran. Kuat dugaan, kelompok pelarian perang dari Kota Surat (wilayah Gujarat) ini terdampar dan menetap di Pulau Sawu yang mungil dan aman.