Darurat Corona, Ini Solusi Dari FEB Unisma untuk UMKM
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gelombang besar revolusi industri 4.0, dan pandemi COVID-19, menjadi tantangan besar bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mempertahankan daya saingnya di tengah pasar global.
(Baca juga: Ada Skenario Pengetatan Jalur Lalulintas Selama PSBB Malang Raya )
Tekanan berat yang dihadapi pelaku UMKM ini, menjadi keprihatinan bersama bagi keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma).
FEB Unisma tidak ingin pelaku UMKM berjuang sendiri dalam menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya, dengan berperan aktif dalam memberikan solusi melalui CEO Online Talk Series, yang mengangkat tema Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Menghadapi Masa Pandemi COVID-19.
Forum ini menghadirkan narasumber Edi Prabowo Soebandi, selaku CEO perusahaan teknologi Ochabawez Dinamika Persada. Acara juga disiarkan langsung secara daring pada aplikasi Zoom, Youtube Channel FEB_UNISMA TV, dan Facebook Humas FE UNISMA, serta telah ditonton tidak kurang dari 1000 kali.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana dalam sambutannya menyatakan, CEO Online Talk Series yang dilaksanakan FEB Unisma ini merupakan wujud komitmen FEB Unisma untuk turut serta dalam memberikan solusi yang relevan dan terbaru, menghadapi tantangan bisnis UMKM di tengah situasi pandemi COVID 19.
"Adanya COVID-19 telah men-disrupsi seluruh aktivitas kehidupan. Termasuk dunia pendidikan yang semua telah beralih dari pembelajaran kelas menjadi pembelajaran yang serba daring," ujar Diana.
Kehadiran pemateri yang memiliki latar belakang praktisi teknologi informasi dengan karya yang telah diakui secara nasional, diharapkannya dapat memberikan wawasan baru mengenai kondisi, tantangan, dan solusi praktis bagi pelaku UMKM untuk bersikap menghadapi tantangan pandemi COVID-19.
Dalam pemaparan materinya, Edi Prabowo Soebandi membuka dengan beberapa tantangan praktis teknologi informasi. "Terdapat tujuh tren digitalisasi dalam masa pandemi COVID-19 ini seperti empower dan enable (memberdayakan pekerjaan yang dapat dilakukan remote dari rumah), engage (keterikatan secara virtual), accelerate (efisiensi operasi), protect (keamanan data yang terjamin), reduce (pengurangan operasional), dan support (dukungan penuh dalam proses adaptasi teknologi)," ujarnya.
(Baca juga: Nyanyian Merdu Melody Membasuh Keresahan di Tengah Pandemi )
Tidak hanya itu, tren saat ini yang senantiasa berbagi menyebabkan konsep sharing economy menjadi primadona baru dalam dunia digital. "Banyak manfaat yang dapat kita rasakan dengan berbagi, seperti lebih transparan suatu proses, elastisitas pasar, biaya yang lebih terjangkau, dan terciptanya kebersamaan sosial melalui teknologi," imbuh Edi.
Lebih lanjut, dalam sesi tanya jawab pemateri memberikan saran praktis terkait bagaimana tetap bisnis bertahan dalam situasi pandemi seperti ini. "Baiknya, usaha kembali kepada core business masing-masing. UMKM tidak dalam posisi mengembangkan teknologi. Tetap berproduksi dan fokus pada bisnis intinya. Bergabung dengan platform marketplace seperti tokopedia, shopee, bukalapak yang ada untuk dapat tetap terkoneksi dengan pelanggan. Lebih bagus lagi, UMKM dapat mendorong pemerintah untuk dapat menciptakan suatu platform pasar digital UMKM sendiri yang dikelola BUMN sehingga dapat meningkatkan skala bisnis dan daya saing UMKM," pungkasnya.
(Baca juga: Ada Skenario Pengetatan Jalur Lalulintas Selama PSBB Malang Raya )
Tekanan berat yang dihadapi pelaku UMKM ini, menjadi keprihatinan bersama bagi keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma).
FEB Unisma tidak ingin pelaku UMKM berjuang sendiri dalam menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya, dengan berperan aktif dalam memberikan solusi melalui CEO Online Talk Series, yang mengangkat tema Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Menghadapi Masa Pandemi COVID-19.
Forum ini menghadirkan narasumber Edi Prabowo Soebandi, selaku CEO perusahaan teknologi Ochabawez Dinamika Persada. Acara juga disiarkan langsung secara daring pada aplikasi Zoom, Youtube Channel FEB_UNISMA TV, dan Facebook Humas FE UNISMA, serta telah ditonton tidak kurang dari 1000 kali.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana dalam sambutannya menyatakan, CEO Online Talk Series yang dilaksanakan FEB Unisma ini merupakan wujud komitmen FEB Unisma untuk turut serta dalam memberikan solusi yang relevan dan terbaru, menghadapi tantangan bisnis UMKM di tengah situasi pandemi COVID 19.
"Adanya COVID-19 telah men-disrupsi seluruh aktivitas kehidupan. Termasuk dunia pendidikan yang semua telah beralih dari pembelajaran kelas menjadi pembelajaran yang serba daring," ujar Diana.
Kehadiran pemateri yang memiliki latar belakang praktisi teknologi informasi dengan karya yang telah diakui secara nasional, diharapkannya dapat memberikan wawasan baru mengenai kondisi, tantangan, dan solusi praktis bagi pelaku UMKM untuk bersikap menghadapi tantangan pandemi COVID-19.
Dalam pemaparan materinya, Edi Prabowo Soebandi membuka dengan beberapa tantangan praktis teknologi informasi. "Terdapat tujuh tren digitalisasi dalam masa pandemi COVID-19 ini seperti empower dan enable (memberdayakan pekerjaan yang dapat dilakukan remote dari rumah), engage (keterikatan secara virtual), accelerate (efisiensi operasi), protect (keamanan data yang terjamin), reduce (pengurangan operasional), dan support (dukungan penuh dalam proses adaptasi teknologi)," ujarnya.
(Baca juga: Nyanyian Merdu Melody Membasuh Keresahan di Tengah Pandemi )
Tidak hanya itu, tren saat ini yang senantiasa berbagi menyebabkan konsep sharing economy menjadi primadona baru dalam dunia digital. "Banyak manfaat yang dapat kita rasakan dengan berbagi, seperti lebih transparan suatu proses, elastisitas pasar, biaya yang lebih terjangkau, dan terciptanya kebersamaan sosial melalui teknologi," imbuh Edi.
Lebih lanjut, dalam sesi tanya jawab pemateri memberikan saran praktis terkait bagaimana tetap bisnis bertahan dalam situasi pandemi seperti ini. "Baiknya, usaha kembali kepada core business masing-masing. UMKM tidak dalam posisi mengembangkan teknologi. Tetap berproduksi dan fokus pada bisnis intinya. Bergabung dengan platform marketplace seperti tokopedia, shopee, bukalapak yang ada untuk dapat tetap terkoneksi dengan pelanggan. Lebih bagus lagi, UMKM dapat mendorong pemerintah untuk dapat menciptakan suatu platform pasar digital UMKM sendiri yang dikelola BUMN sehingga dapat meningkatkan skala bisnis dan daya saing UMKM," pungkasnya.
(eyt)