Langkah Strategis WS Merekatkan Komunikasi Politik di Surabaya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Whisnu Sakti Buana (WS) menjalani tugas berat untuk menuntaskan estafet kepemimpinan ketika memenuhi tugas sebagai Plt Wali Kota Surabaya. Ia harus bekerja keras dalam dua bulan ke depan sebelum Eri Cahyadi, pemenang Pilkada Surabaya mengambil tongkat kepemimpinan.
Peran baru WS, panggilan akrabnya, menjadi Plt Wali Kota Surabaya patut dinantikan. Meskipun sempat tak mendapatkan rekomendasi dari DPI Perjuangan untuk maju menjadi orang nomor satu di Surabaya, WS akhirnya bisa merasakan posisi itu.
(Baca juga:Gubernur Jatim Tunjuk Whisnu Sakti Buana Plt Wali Kota Surabaya)
Tugas pertamanya langsung dilakukan dengan keliling memantau persiapan Natal 2020 di beberapa gereja. Berbagai tempat ibadah didatangi untuk memastikan keamanan selama pelaksanaan Natal.
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menuturkan, waktu tak sampai dua bulan memang singkat dan sulit untuk meninggalkan legacy yang bersifat mercusuar. Apalagi plt jelas tidak bisa menjangkau hal-hal yang sifatnya strategis.
“Satu-satunya cara dengan menyesuaikan kehendak publik surabaya dan tidak berseberangan dengan opini publik Surabaya yang positif terhadap kinerja pemimpin sebelumnya,” kata Surokim, Jumat (25/12/2020).
Ia melanjutkan, praktis dalam 1,5 bulan ini satu hal yang bisa dilakukan WS dengan mengantarkan transfer kepemimpinan Surabaya dengan damai dan tidak gaduh. menghindari kegaduhan dan konflik terbuka yan bisa menjadi masalah.
(Baca juga: Bikin Merinding, Lantunan Adzan Polisi Sumenep Ini Mirip di Madinah, Videonya Viral )
“Lebih baik membangun komunikasi rekonsiliatif dengan berbagai kalangan agar keterbelahan dukungan dalam pilkada Surabaya kian cair,” ungkapnya.
Surokim menambahkan, momenum saat ini lebih baik dipakai sebagai ajang rekonsiliasi, memperbaiki komunikasi yang macet dan mengembangkan kepemimpinan humanis dan elegan. Semua tentu bertumpu pada perdamaian dan bukan kegaduhan.
Peran baru WS, panggilan akrabnya, menjadi Plt Wali Kota Surabaya patut dinantikan. Meskipun sempat tak mendapatkan rekomendasi dari DPI Perjuangan untuk maju menjadi orang nomor satu di Surabaya, WS akhirnya bisa merasakan posisi itu.
(Baca juga:Gubernur Jatim Tunjuk Whisnu Sakti Buana Plt Wali Kota Surabaya)
Tugas pertamanya langsung dilakukan dengan keliling memantau persiapan Natal 2020 di beberapa gereja. Berbagai tempat ibadah didatangi untuk memastikan keamanan selama pelaksanaan Natal.
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menuturkan, waktu tak sampai dua bulan memang singkat dan sulit untuk meninggalkan legacy yang bersifat mercusuar. Apalagi plt jelas tidak bisa menjangkau hal-hal yang sifatnya strategis.
“Satu-satunya cara dengan menyesuaikan kehendak publik surabaya dan tidak berseberangan dengan opini publik Surabaya yang positif terhadap kinerja pemimpin sebelumnya,” kata Surokim, Jumat (25/12/2020).
Ia melanjutkan, praktis dalam 1,5 bulan ini satu hal yang bisa dilakukan WS dengan mengantarkan transfer kepemimpinan Surabaya dengan damai dan tidak gaduh. menghindari kegaduhan dan konflik terbuka yan bisa menjadi masalah.
(Baca juga: Bikin Merinding, Lantunan Adzan Polisi Sumenep Ini Mirip di Madinah, Videonya Viral )
“Lebih baik membangun komunikasi rekonsiliatif dengan berbagai kalangan agar keterbelahan dukungan dalam pilkada Surabaya kian cair,” ungkapnya.
Surokim menambahkan, momenum saat ini lebih baik dipakai sebagai ajang rekonsiliasi, memperbaiki komunikasi yang macet dan mengembangkan kepemimpinan humanis dan elegan. Semua tentu bertumpu pada perdamaian dan bukan kegaduhan.