RS Nasional Hospital Surabaya Kini Bisa Deteksi COVID-19 dengan Air Liur
loading...
A
A
A
SURBAYA - Tes Swab melalui hidung dianggap sebagian orang membuat kurang nyaman bahkan ada yang merasakan sakit bahkan hasilnya sampai beberapa hari.
Kini, ada inovasi untuk pendeteksi COVID-19 denganmenggunakan sampel air liur atau saliva based testing yang akurasinya hampir sama yakni 90% dan hasilnya bisa diketahui selama enam jam. Sembari menunggu registrasi dari kementrian kesehatan indonesia,rencananya,di awal tahun 2021 Rumah Sakit National Hospital Surabaya akan menerapkannya.
Meski saat ini metode tes swab sudah dilakukan di beberapa negara seperti Jepang dan Singapura,namun metode deteksi COVID-19 melalui air liur ini baru akan diterapkan di Indonesia, yakni di Rumah Sakit National Hospital Surabaya. (Baca Juga: Palsukan Surat Rapid Test, Sekeluarga Diamankan Petugas Bandara Hang Nadim Batam)
Metode ini diharapkan bisa membuat masyarakat tidak takut lagi untuk mendeteksi COVID-19, karena dengan menggunakan sample air liur, bukan dari hidung yang sekarang diterapkan yakni tes Swab atau PCR.
Direktur RS Nasional Hospital, Prof Hananiel Prakasya Widjaya menjelaskan,tes saliva based dengan pemeriksaan menggunakan sampel air ludah iniakan memudahkan masyarakat, karena tanpa ada rasa sakit dan rasa tidak nyaman,bahkan hasil pemeriksaannya diyakini lebih cepat dari tes swab pcr, yaitu enam jam saja.
“Kita melihat ada inovasi baru dalam screening COVID-19 yakni dengan air liur dan hal ini bisa sebagai pengganti tes PCR dan air liur ini mudah dikorek diambil dan tidak perlu tenaga ahli yang khusus terlatih,” katanya. (Baca Juga: Rombongan Odong-odong Pembawa Wisatawan Dihentikan, Penumpang Diturunkan)
Selain itu, metode ini juga lebih friendly untuk anak kecil dan hasilnya lebih cepat yakni enam jam. “Kalau PCR itu 24 jam dan lebih cepat 4 kali lipat dan hal tersebut akan diaplikasikan pada bulan Januari 2021, karena tes air liur ini masih dalam proses registrasi dari Kementerian Kesehatan RI,” katanya.
Sementara itu, Dokter Silvia Hanin, Tim Peneliti Saliva Based Testing RS Nasional Hospital mengatakan, cara kerja metode ini yakni, pemeriksaannya hanya akan membutuhkan air liur sebanyak 0,1 liter yang ditampung dalam tabung atau reagen khusus.
Kemudian diproses dengan menggunakan teknologi turbo extraksi atau pengidentifikasian virus yang membutuhkan waktu 30 menit, sehingga hasil dalam enam jam bisa diketahui serta akurasinya hampir sama dengan tes swab yakni 90%. (Baca Juga: Ratusan Makam Terbongkar, Warga Ngeri Lihat Kain Kafan Berserakan dan Tulang Jenazah)
“Jadi saliva ini kita kan prosesnya sampel air liur dan tak perlu memasukkan alat di mulut atau hidung. kita hanya masukkan air liur ini ke tabung dan dikocok serta hal ini bisa bertahan selama lima hari. penelitian ini dilakukan lima bulan lalu serta tingkat keakuratan ini sekitar 90%, metode ini sensitifitasnya lebih cepat,” bebernya.
Kini, ada inovasi untuk pendeteksi COVID-19 denganmenggunakan sampel air liur atau saliva based testing yang akurasinya hampir sama yakni 90% dan hasilnya bisa diketahui selama enam jam. Sembari menunggu registrasi dari kementrian kesehatan indonesia,rencananya,di awal tahun 2021 Rumah Sakit National Hospital Surabaya akan menerapkannya.
Meski saat ini metode tes swab sudah dilakukan di beberapa negara seperti Jepang dan Singapura,namun metode deteksi COVID-19 melalui air liur ini baru akan diterapkan di Indonesia, yakni di Rumah Sakit National Hospital Surabaya. (Baca Juga: Palsukan Surat Rapid Test, Sekeluarga Diamankan Petugas Bandara Hang Nadim Batam)
Metode ini diharapkan bisa membuat masyarakat tidak takut lagi untuk mendeteksi COVID-19, karena dengan menggunakan sample air liur, bukan dari hidung yang sekarang diterapkan yakni tes Swab atau PCR.
Direktur RS Nasional Hospital, Prof Hananiel Prakasya Widjaya menjelaskan,tes saliva based dengan pemeriksaan menggunakan sampel air ludah iniakan memudahkan masyarakat, karena tanpa ada rasa sakit dan rasa tidak nyaman,bahkan hasil pemeriksaannya diyakini lebih cepat dari tes swab pcr, yaitu enam jam saja.
“Kita melihat ada inovasi baru dalam screening COVID-19 yakni dengan air liur dan hal ini bisa sebagai pengganti tes PCR dan air liur ini mudah dikorek diambil dan tidak perlu tenaga ahli yang khusus terlatih,” katanya. (Baca Juga: Rombongan Odong-odong Pembawa Wisatawan Dihentikan, Penumpang Diturunkan)
Selain itu, metode ini juga lebih friendly untuk anak kecil dan hasilnya lebih cepat yakni enam jam. “Kalau PCR itu 24 jam dan lebih cepat 4 kali lipat dan hal tersebut akan diaplikasikan pada bulan Januari 2021, karena tes air liur ini masih dalam proses registrasi dari Kementerian Kesehatan RI,” katanya.
Sementara itu, Dokter Silvia Hanin, Tim Peneliti Saliva Based Testing RS Nasional Hospital mengatakan, cara kerja metode ini yakni, pemeriksaannya hanya akan membutuhkan air liur sebanyak 0,1 liter yang ditampung dalam tabung atau reagen khusus.
Kemudian diproses dengan menggunakan teknologi turbo extraksi atau pengidentifikasian virus yang membutuhkan waktu 30 menit, sehingga hasil dalam enam jam bisa diketahui serta akurasinya hampir sama dengan tes swab yakni 90%. (Baca Juga: Ratusan Makam Terbongkar, Warga Ngeri Lihat Kain Kafan Berserakan dan Tulang Jenazah)
“Jadi saliva ini kita kan prosesnya sampel air liur dan tak perlu memasukkan alat di mulut atau hidung. kita hanya masukkan air liur ini ke tabung dan dikocok serta hal ini bisa bertahan selama lima hari. penelitian ini dilakukan lima bulan lalu serta tingkat keakuratan ini sekitar 90%, metode ini sensitifitasnya lebih cepat,” bebernya.
(nic)