November 2020, Jawa Timur Alami Inflasi 0,26 Persen
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pada November 2020 Jawa Timur (Jatim) mengalami inflasi sebesar 0,26%. Dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,82%. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi dan Surabaya sebesar 0,20%.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran. Yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,24 %, kelompok pakaian dan alas kaki 0,08%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,12%, kelompok kesehatan 0,40%, dan penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,17%.
(Baca juga: Mantan Kepala BIN Beri Peringatan Keras kepada Pengepung Rumah Ibu Mahfud MD )
Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air,listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,03%, kelompok transportasi sebesar 0,21 % dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,47 %. Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.
"Tingkat inflasi tahun kalender November 2020 sebesar 0,98 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,50%," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Kamis (3/12/2020).
Penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama November 2020, seluruh kota mengalami inflasi. Secara berurutan dapat disebutkan yaitu Sumenep 0,82%, diikuti Kediri dan Jember masing-masing 0,44%. Madiun dan Probolinggo masing-masing 0,41%. Inflasi di Malang tercatat 0,31%. Sedangkan inflasi terendah di Banyuwangi dan Surabaya masing-masing 0,20%.
(Baca juga: Rumah Mahfud MD Dikepung Massa, Pemuda Muhammadiyah Siap Terjunkan Kokam )
Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari - November) 2020 di 8 kota IHK Jatim, hingga November 2020 Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi. Yakni mencapai 1,71%. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Surabaya yang mengalami inflasi sebesar 0,82%
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran. Yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,24 %, kelompok pakaian dan alas kaki 0,08%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,12%, kelompok kesehatan 0,40%, dan penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,17%.
(Baca juga: Mantan Kepala BIN Beri Peringatan Keras kepada Pengepung Rumah Ibu Mahfud MD )
Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air,listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,03%, kelompok transportasi sebesar 0,21 % dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,47 %. Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.
"Tingkat inflasi tahun kalender November 2020 sebesar 0,98 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,50%," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Kamis (3/12/2020).
Penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama November 2020, seluruh kota mengalami inflasi. Secara berurutan dapat disebutkan yaitu Sumenep 0,82%, diikuti Kediri dan Jember masing-masing 0,44%. Madiun dan Probolinggo masing-masing 0,41%. Inflasi di Malang tercatat 0,31%. Sedangkan inflasi terendah di Banyuwangi dan Surabaya masing-masing 0,20%.
(Baca juga: Rumah Mahfud MD Dikepung Massa, Pemuda Muhammadiyah Siap Terjunkan Kokam )
Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari - November) 2020 di 8 kota IHK Jatim, hingga November 2020 Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi. Yakni mencapai 1,71%. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Surabaya yang mengalami inflasi sebesar 0,82%
(msd)