Dewan Adat Papua Ingatkan Jangan Ada Penghianatan dan Perang Fisik di Pilkada Raja Ampat

Sabtu, 28 November 2020 - 13:36 WIB
loading...
A A A
"Sebagai anak asli Suku Betew Raja Ampat mengajak masyarakat Raja Ampat untuk mengedepankan kekeluargaan. Jangan karena perbedaan pandangan politik lalu menghancurkan tatanan kekeluargaan. Kita harus berpolitik secara dewasa. Pendidikan politik yang masif, terstruktur dan berjenjang harus terus dikampanyekan dan diajarkan kepada masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat Raja Ampat. Jangan ada politik saling menghujat dan menjatuhkan di antara para pendukung," ungkap tokoh muda asli Raja Ampat ini.

Sebagai Tokoh Adat, Finsen juga mengajak para tokoh agama, dan birokrat agar memberikan pandangan-pandangan yang baik kepada masyarakat Raja Ampat sehingga tercipta budaya politik yang sehat di kabupaten berjuluk Seribu Pulau ini. Finsen lantas menyoroti sikap seorang oknum Pendeta di Raja Ampat, yang dengan terang-terangan melakukan kampanye usai ibadah di dalam gereja, di sebuah kampung di Raja Ampat. Kejadian tersebut sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.

"Jangan jadikan mimbar-mimbar keagamaan untuk kampanye politik. tapi gunakanlah mimbar-mimbar itu untuk mengutarakan kedamaian, perpolitikan yang sehat dan sejuk sehingga pasca pilkada tidak ada saling serang dan saling menjatuhkan sebab akan berimplikasi pada pembangunan Kabupaten Raja Ampat kedepan," ujarnya.

( Relawan Kotak Kosong Dianiaya, Johnson Panjaitan Datangi Polres Raja Ampat )

Kabupaten Raja Ampat ini menurut Finse, awal mula dibangun dengan cucuran keringat dan air mata para pendahulu. Tujuannya adalah untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat adat Raja Ampat.

"Maka hari ini, jangan kita menghancurkan tatanan dan pondasi awal yang sudah ditanamkan dan dibangun oleh para pendahulu kita. Mari jaga kekeluargaan dan kedamaian di Raja Ampat. Politik itu sementara saja, beberapa saat saja, tapi keluarga itu abadi," ungkap Finsen.

Melihat situasi menjelang Pilkada di Kabupaten Raja Ampat yang diindikasi dapat menimbulkan perpecahan dan gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat, Finsen sebagai Ketua Dewan Adat Papua menyerukan kepada semua stakeholder di Papua Barat untuk serius memberikan perhatian atas kondisi Raja Ampat saat ini.

"Atas nama masyarakat Adat Papua di Doberay/Papua Barat, kami mendesak Pemerintah Provinsi Papua Barat, KPU Papua Barat, BAWASLU Papua Barat, Kodam 18 Cenderawasih, dan Polda Papua Barat, untuk bersama mewujudkan demokrasi yang sehat dan netralitas para penyelenggara pemilu. Kami berharap, Pilkada Raja Ampat pasca 09 Desember 2020, tidak ada perpecahan dan gangguan Kamtibmas berkepanjangan di kabupaten Raja Ampat," tandasnya.
(end)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1519 seconds (0.1#10.140)