Memilukan, 3 Bersaudara Dari Keluarga Miskin di NTT Lumpuh dan Tak Bisa Berobat
loading...
A
A
A
KUPANG - Memilukan, akibat terbelenggu kemiskinan , keluarga di Desa Lifaleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak mampu mengobatkan tiga anaknya yang mengalami kelumpuhan. (Baca juga: Imam Besar Perjuangan Salawat Wahidiyah Kedunglo Kediri Mangkat, Seperti Apa Sosoknya? )
Tiga dari empat bersaudara tersebut mengalami kelumpuhan sejak kecil, dan hanya diasuh apa adanya oleh kakak sulung mereka. Mereka tidak memiliki kartu jaminan kesehatan , baik itu Kartu Indonesia Sehat (KIS), maupun BPJS Kesehatan. Mereka hanya bisa pasrah dan berharap pada donatur yang bisa membantu.
Ketiga bersaudara yang mengalami kelumpuhan tersebut adalah Darius Lolu (21), Eston Lolu (15), dan Kian Lolu (10) yang dirawat sendiri oleh kakanya Marta Lolu. Sementara kedua orang tua mereka sudah meninggal dunia beberapa tahun silam.
Kedua orang tua anak-anak ini meninggal dengan riwayat TBC tulang, dan penyakit ini menular hingga membuat ketiga anaknya lumpuh total. Prihatin dengan kondisi ini, runer up Putri Remaja Indonesia 2020, Alfonsa Maria Theola Feka, mengunjungi keluarga tersebut. (Baca juga: Awal 2021 Dimulai Pembelajaran Tatap Muka, Pemprov Jatim Masih Lakukan Finalisasi )
Alfonsa yang juga merupakan Putri remaja Pariwisata Indonesia tahun 2020 ini, selain melakukan kunjungan juga memberikan bantuan berupa buku, dan sejumlah paket kebutuhan pokok. "Saya berharap semakin banyak pihak termasuk pemerintah setempat, peduli terhadap keluarga ini," tuturnya.
Menurut Marta Lolu, ketiga adiknya lahir normal, namun ketika terserang penyakit adik-adiknya langsung mengalami perubahan hingga lumpuh. "Kami tidak punya biaya, sehingga tidak bisa membawa adik-asik berobat ke rumah sakit," tuturnya. (Baca juga: 2 Penambang Emas Asal Tasikmalaya Terkubur di Kedalaman 65 Meter, Keluarga Gelar Tahlil )
Mendapatkan bingkisan buku dari Alfonsa Maria Theola Feka, Eston Lola mengaku sangat senang, karena bisa menjadi bahan belajar. "Saya belajar membaca sendiri dari adik di rumah. Senang dapat buku, bisa terus belajar," ujarnya.
Penyakit aneh ini membuat tiga bersaudara tersebut hanya tersandar lemah sepanjang hari di rumah. Darius telah mengalami sakit sejak usia 14 tahun, dan harus putus sekolah saat kelas 4 SD. Eston mengalami sakit pada usia delapan tahun, dan tidak sempat bersekolah. Sedangkan Kian, sakit sejak dua tahun lalu, kini kelas 3 SD dan masih tetap bersekolah dengan belajar dari rumah dibantu guru kelasnya. (Baca juga: Keluarga Korban Histeris, Tuntut Pembunuh Janda Kembang Dihukum Mati )
Untuk bertahan hidup , sang kakak mengandalkan uang pinjaman dari koperasi dengan membuka usaha berjualan sembako dan kebutuhan lainya. Uluran tangan dari para dermawan sangat dibutuhkan, untuk biaya pengobatan agar tiga bersaudara ini bisa sembuh dari penyakit yang telah melumpuhkan mereka.
Tiga dari empat bersaudara tersebut mengalami kelumpuhan sejak kecil, dan hanya diasuh apa adanya oleh kakak sulung mereka. Mereka tidak memiliki kartu jaminan kesehatan , baik itu Kartu Indonesia Sehat (KIS), maupun BPJS Kesehatan. Mereka hanya bisa pasrah dan berharap pada donatur yang bisa membantu.
Ketiga bersaudara yang mengalami kelumpuhan tersebut adalah Darius Lolu (21), Eston Lolu (15), dan Kian Lolu (10) yang dirawat sendiri oleh kakanya Marta Lolu. Sementara kedua orang tua mereka sudah meninggal dunia beberapa tahun silam.
Kedua orang tua anak-anak ini meninggal dengan riwayat TBC tulang, dan penyakit ini menular hingga membuat ketiga anaknya lumpuh total. Prihatin dengan kondisi ini, runer up Putri Remaja Indonesia 2020, Alfonsa Maria Theola Feka, mengunjungi keluarga tersebut. (Baca juga: Awal 2021 Dimulai Pembelajaran Tatap Muka, Pemprov Jatim Masih Lakukan Finalisasi )
Alfonsa yang juga merupakan Putri remaja Pariwisata Indonesia tahun 2020 ini, selain melakukan kunjungan juga memberikan bantuan berupa buku, dan sejumlah paket kebutuhan pokok. "Saya berharap semakin banyak pihak termasuk pemerintah setempat, peduli terhadap keluarga ini," tuturnya.
Menurut Marta Lolu, ketiga adiknya lahir normal, namun ketika terserang penyakit adik-adiknya langsung mengalami perubahan hingga lumpuh. "Kami tidak punya biaya, sehingga tidak bisa membawa adik-asik berobat ke rumah sakit," tuturnya. (Baca juga: 2 Penambang Emas Asal Tasikmalaya Terkubur di Kedalaman 65 Meter, Keluarga Gelar Tahlil )
Mendapatkan bingkisan buku dari Alfonsa Maria Theola Feka, Eston Lola mengaku sangat senang, karena bisa menjadi bahan belajar. "Saya belajar membaca sendiri dari adik di rumah. Senang dapat buku, bisa terus belajar," ujarnya.
Penyakit aneh ini membuat tiga bersaudara tersebut hanya tersandar lemah sepanjang hari di rumah. Darius telah mengalami sakit sejak usia 14 tahun, dan harus putus sekolah saat kelas 4 SD. Eston mengalami sakit pada usia delapan tahun, dan tidak sempat bersekolah. Sedangkan Kian, sakit sejak dua tahun lalu, kini kelas 3 SD dan masih tetap bersekolah dengan belajar dari rumah dibantu guru kelasnya. (Baca juga: Keluarga Korban Histeris, Tuntut Pembunuh Janda Kembang Dihukum Mati )
Untuk bertahan hidup , sang kakak mengandalkan uang pinjaman dari koperasi dengan membuka usaha berjualan sembako dan kebutuhan lainya. Uluran tangan dari para dermawan sangat dibutuhkan, untuk biaya pengobatan agar tiga bersaudara ini bisa sembuh dari penyakit yang telah melumpuhkan mereka.
(eyt)