Pemkot Kebut Pengalihan Hibah Lahan Jalur Pedestrian Metro Tanjung Bunga

Jum'at, 20 November 2020 - 13:27 WIB
loading...
Pemkot Kebut Pengalihan Hibah Lahan Jalur Pedestrian Metro Tanjung Bunga
Kawasan Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar saat diabadikan Selasa (20/10/2020). Foto: SINDOnews/Maman Sukirman
A A A
MAKASSAR - Percepatan pengalihan lahan jalur pedestrian Metro Tanjung Bunga terus didorong Pj Wali Kota Makassar , Rudy Djamaluddin. Ia mengakui, persoalan lahan sedikit menghambat jalannya proyek.

Namun ia percaya, proses hibah lahan Metro Tanjung Bunga bisa secepatnya dilakukan mengingat pemilik lahan sudah memberikan surat pernyataan di atas materai.



Di mana dalam surat itu mereka menyebut akan memberikan dukungan penuh terkait kebutuhan lahan dalam rangka pelebaran jalan Metro Tanjung Bunga .

"Jadi sebenarnya kita sudah punya kekuatan hukum berupa surat pernyataan dari pemilik lahan, tinggal kita memasuki tahapan bagaimana proses itu menjadi alih kepemilikan aset pemkot ," kata Rudy.

Rudy mengakui masih banyak lahan milik pemerintah yang belum bersertifikat. Apalagi fasum fasos yang diserahkan oleh pengembang. Contoh kecil, lahan Metro Tanjung Bunga belasan tahun dikuasai pihak ketiga dan baru diserahkan tahun ini.

"Kita tidak bisa tutupi masih banyak aset kita yang belum sepenuhnya kita kuasai. Termasuk lahan fasum yang banyak dikuasi pihak ketiga. Itu menjadi atensi kita," tutur dia.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar , Irwan Adnan mengaku sementara mengidentifikasi masalah yang menghambat jalannya proyek pedestrian Metro Tanjung Bunga .

Hambatan itu, kata Irwan, selanjutnya akan dibicarakan bersama PT Nindya Karya dan pihak terkait untuk dibuatkan berita acara.



"Jadi kita akan biacarakan dan kita buatkan berita acara kendala apa yang dihadapi per hari. Sehingga bobot yang akan diselesaikan apabila ada deviasi di dalamnya itu akan kita bicarakan sesuai dengan aturan yang ada," beber Irwan.

Kendati demikian, kata Irwan, pengerjaan proyek senilai Rp127 miliar ini harus terus dikebut. Apalagi, sisa waktu pengerjaan kurang dari 50 hari.

"Kita akan maksimalkan dulu pekerjaan yang bisa kita lakukan selain yang ada masalahnya, supaya mencapai bobotnya," ucap dia.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1112 seconds (0.1#10.140)