Ada Sindikat Pemalsu Madu Asli Baduy Pakai Ampas Tebu Campur Glukosa

Rabu, 11 November 2020 - 13:36 WIB
loading...
Ada Sindikat Pemalsu...
Polda Banten melakukan olah TKP home industri madu palsu di Kembangan, Jakarta Barat.Foto/SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
SERANG - Hati -hati bagi para konsumen yang terbiasa membeli madu asli dari Baduy . Madu palsu mengatasnamakan Baduy kini marak beredar dan pelaku berhasil ditangkap.

Adalah MS, tersangka pemilik pabrik pembuatan madu palsu yang beredar di Kabupaten Lebak, mengaku belajar dari internet membuat madu menggunakan campuran ampas tebu, glukosa dan fluktosa.

"Tahunya dari internet campurannya untuk membuat madu," kata MS di Polda Banten, saat pres rilis ungkap kasus pabrik pembuatan madu palsu. (BACA JUGA: Dicampur Bahan Kimia, Produk Madu Palsu asal Kembangan Berbahaya Dikonsumsi)

MS mengaku bisa memproduksi madu palsu satu ton per harinya, yang dikemas melalui jeriken dan dikirim kepada pemesan menggunakan kendaraan mobil bak terbuka. "Kadang siang, kadang malam pakai mobil," ungkapnya.

Ia juga mengakui, biasanya melakukan pengiriman tergantung pemesanan dari pihak lain. Untuk sekali pemesanan bisa di kisaran 300 kilogram hingga 500 kilogram.

Sebelum menjual madu palsu, MS merupakan seorang penjual mi ayam. Lantaran kebutuhan ekonomi, ia nekat menjual madu palsu. Dari penghasilannya itu, Ia membagi-bagi untuk pegawai dan kebutuhan sehari-hari. (BACA JUGA: Imbas Corona, Kawasan Wisata Suku Baduy Ditutup)

"Sebelum pandemi udah sudah menjual, baru 11 bulan, pegawai satu. Sebelumnya jual mie ayam. Tau beresiko buat kesehatan karena kebutuhan ekonomi pak," jelasnya.

MS ditangkap bersama satu pegawainya TM. Kini para tersangka harus mendekam dibalik jeruji penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sementara itu, pengungkapan adanya produksi dan pengedaran madu palsu dibeberkan Banten

Terpisah, Uday Suhada yang merupakan pemerhati adat Baduy, mengaku sangat mengapresiasi langkah konkrit yang diambil Polda Banten. Sebab sindikat ini jelas telah mengeksploitasi Komunitas Adat Kanekes (Baduy).

Berdasarkan hasil investigasi yang cukup panjang, ditemukan berbagai fakta dan data yang menunjukkan adanya produksi dan peredaran madu palsu dengan membawa nama Komunitas Adat Baduy itu. Mengenai alat bukti dalam perkara ini tentu Pihak Polda Banten sudah mengantonginya.

"Sebagai orang yang selama ini turut menghormati dan mencintai Baduy, kami merasa perlu menyampaikan bahwa brand immage Baduy yang terkenal jujur, mengedepankan kesederhanaan, memuliakan kehidupan, justru dimanfaatkan oleh sekelompok oknum semata untuk kepentingan bisnisnya, tanpa memikirkan keselamatan jiwa konsumen," katanya, Rabu (11/11/2020)

Cairan berbentuk mirip madu itu diproduksi di pabriknya yang dimasukkan ke jiriken, kemudian dibawa ke Kanekes (Baduy). Sindikat ini memanfaatkan generasi muda Baduy yang sudah akrab dengan android.

Cairan itu dikemas ke dalam botol dan dibalut dengan pelepah pisang (agar terkesan alami) tanpa keterangan apapun. Kemudian anak-anak muda Baduy itu menjualnya, baik secara langsung maupun online dengan memanfaatkan media sosial. (BACA JUGA: Olah TKP Industri Madu Palsu di Kembangan, Polisi Temukan Bukti Baru)

Perbuatan ini jelas telah mencoreng nama baik Baduy dan merupakan perbuatan penipuan terhadap konsumen yang mengancam kesehatan masyarakat di berbagai pelosok tanah air.

Oleh karena itu, Uday mendorong pihak Polda Banten untuk menegakkan hukum seadil-adilnya.

Dia juga menghimbau masyarakat Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam membeli madu yang mengatas namakan Baduy. Sebab madu asli dari Baduy sangat terbatas.
(vit)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3252 seconds (0.1#10.140)