Pengungsi Merapi di Tlogolele Bakal Jalani Pemeriksaan COVID-19
loading...
A
A
A
BOYOLALI - Pengungsi Gunung Merapi di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali , Jateng dijadwalkan bakal menjalani pemeriksaan kesehatan, Selasa (9/11/2020) besok. Mereka yang kini mengungsi di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) bakal diperiksa terkait COVID-19.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, tercatat ada 233 warga di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi yang sejauh ini telah diungsikan. Yakni para lansia, ibu hamil, balita, anak anak, dan difabel. (Baca juga: Pengungsi Merapi di Tlogolele Tinggal di Bilik Sederhana, Begini Kondisinya)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali telah menyampaikan akan memeriksa kesehatan para pengungsi terkait COVID-19. “Bentuknya rapid test atau swab test kami belum tahu. Intinya besok ada pemeriksaan kesehatan terkait COVID-19,” kata Neigen Achtah kepada SINDOnews di lokasi TPPD di Desa Tlogolele, Senin (9/11/2020). (Baca juga: 4 Hari Terakhir, Gemuruh dan Batu Longsor Puncak Merapi Terdengar di Tlogolele)
Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan kepada seluruh pengungsi. Termasuk juga aparat pemerintah desa setempat dan relawan bencana yang menangani para pengungsi di Desa Tlogolele. Pemeriksaan kesehatan karena kini dalam masa pandemi COVID-19. (Baca juga: Berjarak 3 Km dari Puncak Merapi, Ratusan Warga Tlogolele Boyolali Mengungsi)
Sehingga perilaku di pengungsian juga harus dibedakan. Dirinya meminta warga yang mengungsi tidak perlu cemas atau takut terkait rencana pemeriksaan kesehatan.
Hal itu justru menguntungkan karena kondisi kesehatan akan terpantau sehat atau tidak melalui rapid test atau swab test. “Karena pengungsi baru saja datang hari ini, kami belum memberitahu karena takutnya membuat panik,” urainya.
Sehingga saat sosialisasi, pihaknya akan menyampaikan ada cek kesehatan dan tidak memakai kata kata swab atau rapid test karena dikhawatirkan membuat takut. Dari keterangan Dinas Kesehatan Boyolali, rapid test atau swab test dijadwalkan mulai pagi.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, tercatat ada 233 warga di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi yang sejauh ini telah diungsikan. Yakni para lansia, ibu hamil, balita, anak anak, dan difabel. (Baca juga: Pengungsi Merapi di Tlogolele Tinggal di Bilik Sederhana, Begini Kondisinya)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali telah menyampaikan akan memeriksa kesehatan para pengungsi terkait COVID-19. “Bentuknya rapid test atau swab test kami belum tahu. Intinya besok ada pemeriksaan kesehatan terkait COVID-19,” kata Neigen Achtah kepada SINDOnews di lokasi TPPD di Desa Tlogolele, Senin (9/11/2020). (Baca juga: 4 Hari Terakhir, Gemuruh dan Batu Longsor Puncak Merapi Terdengar di Tlogolele)
Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan kepada seluruh pengungsi. Termasuk juga aparat pemerintah desa setempat dan relawan bencana yang menangani para pengungsi di Desa Tlogolele. Pemeriksaan kesehatan karena kini dalam masa pandemi COVID-19. (Baca juga: Berjarak 3 Km dari Puncak Merapi, Ratusan Warga Tlogolele Boyolali Mengungsi)
Sehingga perilaku di pengungsian juga harus dibedakan. Dirinya meminta warga yang mengungsi tidak perlu cemas atau takut terkait rencana pemeriksaan kesehatan.
Hal itu justru menguntungkan karena kondisi kesehatan akan terpantau sehat atau tidak melalui rapid test atau swab test. “Karena pengungsi baru saja datang hari ini, kami belum memberitahu karena takutnya membuat panik,” urainya.
Sehingga saat sosialisasi, pihaknya akan menyampaikan ada cek kesehatan dan tidak memakai kata kata swab atau rapid test karena dikhawatirkan membuat takut. Dari keterangan Dinas Kesehatan Boyolali, rapid test atau swab test dijadwalkan mulai pagi.
(shf)