Luar Biasa! Ekonomi Sulsel Tumbuh 8,5 Persen di Kuartal III
loading...
A
A
A
Sementara jika merujuk secara per kuartal, ekonomi Indonesia triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,05% (q-to-q) dibanding triwulan II 2020.
"Saya kira kita tidak usah pesimislah. Kita optimis. Dan bukan hanya Sulsel dan Indonesia, semua negara mengalami kontraksi yang cukup kuat. Makanya kita bersyukur sebagai negara agraris," kata Nurdin.
Sementara Plt Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi menilai, perekonomian Sulsel tidak bisa serta merta dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama. Apalagi tahun ini kondisi global yang diperhadapkan munculnya COVID-19.
Pandemi COVID-19 ini mengganggu jalannya semua sektor yang berkontribusi pada menurunnya kinerja perekonomian. Kendati begitu, Sulsel bahkan di tengah pandemi sudah menjalankan skenario pemulihan dampak COVID-19. Kinerja ekonomi terus ditingkatkan.
"Saya kira semua orang sangat pahamlah, bahwa kondisi tekanan akibat pandemi ini tidak bisa dibandingkan tahun sebelumnya. Tapi kalau kita membandingkan kuartal sebelumnya, itu perekonomian kita tumbuh positif 8,18%," sebut Edi.
Dia menilai, Sulsel termasuk provinsi di Indonesia yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi secara nasional. Bahkan, Sulsel diklaim memberi kontribusi 47% di kawasan Timur Indonesia.
"Secara kasat mata, kalau melihat geliat aktivitas ekonomi masyarakat di Sulsel itu, saya kira kita optimis di kuartal keempat sudah semakin positif. Karena memang hitungan kami ketika belanja pemerintah terserap maksimal, kita sudah bisa tumbuh 2-3% di kuartal keempat," kata dia.
Sektor pertanian, dikatakan masih menjadi andalan yang diharap mampu menopang pertumbuhan ekonomi Sulsel. Disamping mendorong sektor konstruksi yang juga dianggap terus mengalami perbaikan untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi.
"Yang masih terkontraksi ini sektor transportasi. Yang agak membaik ini di sektor konstruksi. Kemarin masih negatif, sekarang sudah tumbuh positif," jelas Edi.
"Saya kira kita tidak usah pesimislah. Kita optimis. Dan bukan hanya Sulsel dan Indonesia, semua negara mengalami kontraksi yang cukup kuat. Makanya kita bersyukur sebagai negara agraris," kata Nurdin.
Sementara Plt Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi menilai, perekonomian Sulsel tidak bisa serta merta dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama. Apalagi tahun ini kondisi global yang diperhadapkan munculnya COVID-19.
Pandemi COVID-19 ini mengganggu jalannya semua sektor yang berkontribusi pada menurunnya kinerja perekonomian. Kendati begitu, Sulsel bahkan di tengah pandemi sudah menjalankan skenario pemulihan dampak COVID-19. Kinerja ekonomi terus ditingkatkan.
"Saya kira semua orang sangat pahamlah, bahwa kondisi tekanan akibat pandemi ini tidak bisa dibandingkan tahun sebelumnya. Tapi kalau kita membandingkan kuartal sebelumnya, itu perekonomian kita tumbuh positif 8,18%," sebut Edi.
Dia menilai, Sulsel termasuk provinsi di Indonesia yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi secara nasional. Bahkan, Sulsel diklaim memberi kontribusi 47% di kawasan Timur Indonesia.
"Secara kasat mata, kalau melihat geliat aktivitas ekonomi masyarakat di Sulsel itu, saya kira kita optimis di kuartal keempat sudah semakin positif. Karena memang hitungan kami ketika belanja pemerintah terserap maksimal, kita sudah bisa tumbuh 2-3% di kuartal keempat," kata dia.
Sektor pertanian, dikatakan masih menjadi andalan yang diharap mampu menopang pertumbuhan ekonomi Sulsel. Disamping mendorong sektor konstruksi yang juga dianggap terus mengalami perbaikan untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi.
"Yang masih terkontraksi ini sektor transportasi. Yang agak membaik ini di sektor konstruksi. Kemarin masih negatif, sekarang sudah tumbuh positif," jelas Edi.
(nth)