Pengendara Pinggir Tol Ir Sutami Jadi Atensi saat Operasi Zebra
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kawasan pinggir Jalan Tol Ir Sutami menjadi salah satu fokus lokasi Operasi Zebra 2020 oleh Satlantas Polrestabes Makassar . Daerah kawasan industri dan pergudangan tersebut dinilai paling banyak terjadi kecelakaan lalu lintas.
Kepala Urusan (Kaur) Pembinaan Operasional (Bin Ops) Satlantas Polrestabes Makassar , AKP Hartanti menerangkan pada September saja, pihaknya mencatat ada 18 korban meninggal dunia akibat kecelakaan. Umumnya merupakan pengendara roda dua.
"Di situ titik paling rawan. Kebanyakan kecelakaan melibatkan truk-truk dengan volume muatan 8 ton atau juga tronton. Pelanggannya melawan arus dan tidak menggunakan helm. Jadi Operasi Zebra kali ini kita fokus ke sana," jelas dia kepada Sindonews, Selasa (27/10/2020).
Meski begitu, kata Hartanti pihaknya tetap memperhatikan titik-titik lain seperti kawasan Cenderawasih, Ratulangi, dan Metro Tanjung Bunga. Pelaksanaan Operasi Zebra sendiri digelar secara serentak mulai 26 Oktober sampai 8 November mendatang.
"Karena di situ banyak juga pelanggaran dengan fatalitas kecelakaan yang besar. Seperti tidak menggunakan helm, melebihi batas kecepatan maksimal, pengendara di bawah umur, melawan arus, sampai berkendara sambil menggunakan ponsel," bebernya.
Terkait pelanggaran penggunaan handphone saat berkendara, Hartanti mengingatkan kepada pengemudi ojek daring yang kerap menggunakan ponselnya saat bekerja. Dia mengatakan masalah tersebut nantinya akan disosialisasikan kepada para pengemudi ojek daring.
"Nah itu yang jadi konsentrasi kita, ke depan kita akan kumpulkan mereka, kita sosialisasikan tentang bahaya penggunaan handphone saat berkendara. Apalagi mereka kadang ada tempat khusus ponsel di kendaraannya. Itu fatal sekali," paparnya.
Polisi wanita, berpangkat tiga balok ini menjelaskan ada sedikit perbedaan Operasi Zebra kali ini. 203 personel gabungan yang diturunkan lebih banyak bertugas mobile atau memantau dari pos jaga permanen yang sudah ada sebelumnya.
"Jadi kita tidak lakukan razia. kita hanya mobile. Anggota akan stand by di pos-pos nya, akan melihat jika ada pelanggaran secara kasat mata maka akan ditindak, baik penilangan atau penekanan preemtif dan preventif," tutur Hartanti.
Kategorisasi Operasi Zebra dilakukan dengan 40 persen preemtif atau imbauan, lalu 40 persen preventif atau teguran dan 20 persen sisanya baru penindakan tilang.
"Selanjutnya mereka akan diarahkan untuk bayar langsung denda ke bank BRI ataupun bisa melalui sidang. Kebetulan untuk e tilang sedang bermasalah," papar Hartanti.
Kepala Urusan (Kaur) Pembinaan Operasional (Bin Ops) Satlantas Polrestabes Makassar , AKP Hartanti menerangkan pada September saja, pihaknya mencatat ada 18 korban meninggal dunia akibat kecelakaan. Umumnya merupakan pengendara roda dua.
"Di situ titik paling rawan. Kebanyakan kecelakaan melibatkan truk-truk dengan volume muatan 8 ton atau juga tronton. Pelanggannya melawan arus dan tidak menggunakan helm. Jadi Operasi Zebra kali ini kita fokus ke sana," jelas dia kepada Sindonews, Selasa (27/10/2020).
Meski begitu, kata Hartanti pihaknya tetap memperhatikan titik-titik lain seperti kawasan Cenderawasih, Ratulangi, dan Metro Tanjung Bunga. Pelaksanaan Operasi Zebra sendiri digelar secara serentak mulai 26 Oktober sampai 8 November mendatang.
"Karena di situ banyak juga pelanggaran dengan fatalitas kecelakaan yang besar. Seperti tidak menggunakan helm, melebihi batas kecepatan maksimal, pengendara di bawah umur, melawan arus, sampai berkendara sambil menggunakan ponsel," bebernya.
Terkait pelanggaran penggunaan handphone saat berkendara, Hartanti mengingatkan kepada pengemudi ojek daring yang kerap menggunakan ponselnya saat bekerja. Dia mengatakan masalah tersebut nantinya akan disosialisasikan kepada para pengemudi ojek daring.
"Nah itu yang jadi konsentrasi kita, ke depan kita akan kumpulkan mereka, kita sosialisasikan tentang bahaya penggunaan handphone saat berkendara. Apalagi mereka kadang ada tempat khusus ponsel di kendaraannya. Itu fatal sekali," paparnya.
Polisi wanita, berpangkat tiga balok ini menjelaskan ada sedikit perbedaan Operasi Zebra kali ini. 203 personel gabungan yang diturunkan lebih banyak bertugas mobile atau memantau dari pos jaga permanen yang sudah ada sebelumnya.
"Jadi kita tidak lakukan razia. kita hanya mobile. Anggota akan stand by di pos-pos nya, akan melihat jika ada pelanggaran secara kasat mata maka akan ditindak, baik penilangan atau penekanan preemtif dan preventif," tutur Hartanti.
Kategorisasi Operasi Zebra dilakukan dengan 40 persen preemtif atau imbauan, lalu 40 persen preventif atau teguran dan 20 persen sisanya baru penindakan tilang.
"Selanjutnya mereka akan diarahkan untuk bayar langsung denda ke bank BRI ataupun bisa melalui sidang. Kebetulan untuk e tilang sedang bermasalah," papar Hartanti.
(agn)