Polisi Tindak Tegas Pelaku Penyerangan Relawan KOKO dan AFU-ORI

Senin, 26 Oktober 2020 - 00:07 WIB
loading...
Polisi Tindak Tegas Pelaku Penyerangan Relawan KOKO dan AFU-ORI
Polisi dari Polres Raja Ampat akan menindak tegas pelaku penyerangan relawan KOKO dan penyerangan Posko AFU - ORI. FOTO : MNC Media/Chanry Andrew S
A A A
WAISAI - Jajaran Polres Raja langsung bertindak cepat menangani kasus penyeranganrelawan Kotak Kosong di Kampung Atkari, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat Papua Barat pada Sabtu (25/10/2020) malam kemarin dan penyerangan Posko AFU-ORI pada Minggu (26/10/2020).

Akibat dari penyerangan itu, tiga relawan Kotak Kosong (KOKO) mengalami luka-luka. Tiga relawan KOKO yang dianiaya masing-masing, Amir Mudumi dan Bertus Manufandu, serta sekertaris tim sosialisasi Kolom Kosong Noby Numberi. Ketiganya mengalami luka lebam pada bagian wajah dan kepala.
(Baca juga : Sejumlah Relawan Kotak Kosong di Raja Ampat Dianiaya Sekelompok Warga )

Aksi penyerangan terhadap relawan KOKO tersebut, berbuntut panjang. Sejumlah relawan KOKO yang tidak terima atas tindakan tersebut, balas menyerang sekretariat posko pemenangan paslon tunggal AFU - ORI yang terletak di kompleks Perumahan 10, Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat pada Minggu (26/10/2020) pagi tadi. Akibatnya seorang simpatisan AFU - ORI bernama Hans Dimara mengalami luka serius pada bagian wajah dan tubuhnya.

Tak sampai disitu saja, kedua kubu nyaris baku hantam di halaman Mapolres Raja Ampat, Minggu pagi tadi. Kedua kubu yang tiba di Mapolres Raja Ampat untuk sama-sama melaporkan aksi penyerangan dan kekerasan tersebut sempat bertemu muka-muka dengan muka dan nyaris baku hantam.(Baca juga : Relawan Koko Terus Bergerak dan Siap Menangkan Pilkada Raja Ampat )

Kapolres Raja Ampat, AKBP Andre Manuputty bersama sejumlah anggota langsung bertindak tegas untuk melerai kedua kubu yang tersulut emosinya. Salah seorang relawan KOKO wilayah Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat bernama Agus pun sempat dianiaya oleh sejumlah orang dari kelompok Paslon AFU - ORI yang dituding membawa masa untuk menyerang Posko pemenangan Paslon AFU-ORI.

Insiden ini berawal dari sejumlah orang yang diduga kuat merupakan tim sukses dari pasangan Calon Abdul Faris Umlati dan Orideko Irianto Burdam mendatangi kampung Atkari untuk membubarkan acara sosialisasi relawan KOKO di kampung tersebut. Mereka lalu melakukan penganiayaan terhadap sejumlah relawan KOKO yang menyebabkan tiga orang relawan KOKO terluka, karena dianiaya dengan alat tajam dan besi.

Dalam penyerangan di kampung Atkari itu, menurut Ketua Relawan KOKO, Charles Imbir, dipimpin oleh seorang oknum anggota DPRD Raja Ampat berinisial FM, dan beberapa orang rekannya masing-masing, MD, SM, RB, LS, LE, HW, RU, dan AJ.(Baca juga : PLT Bupati Raja Ampat Sesalkan Sekda Umumkan Hasil CPNS Tanpa Sepengetahuan Dirinya )

"Kronologis kejadian, di mana sekitar pukul 23:15 WIT, setelah mengakhiri sosialisasi kolom kosong di Kampung Atkari, tim sosialisasi Relawan Kolom Kosong yang didampingi pengurus Aliansi Raja Ampat Bersatu (ARAB), mendapat serangan dari sekelompok orang yang diduga dari Tim kandidat FOR 4 di saat tim sosialisasi Kolom Kosong sedang beristirahat untuk menikmati hidangan makan malam," jelas Charles Imbir, kepada MNC Media, Minggu (25/10/2020) siang tadi.

"Kelompok yang menyerang Tim Sosialisasi Kolom Kosong menurut keterangan saksi yang ada di tempat kejadian perkara itu antara lain berinisial MD, SM, RB, LS, LE, HW, RU, FM, dan AJ." tambahnya

Kapolres Raja Ampat AKBP Andre Manuputty yang diwawancarai wartawan, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurut Andre peristiwa ini berawal dari adanya sosialisasi yang dilakukan oleh relawan Kotak Kosong di kampung Atkari. Namun tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang.

"Informasi awal yang diterima, Tim Sosialisasi Relawan Kotak Kosong bergerak ke Kampung Atkari, Distrik guna melaksanakan sosialisasi untuk Kotak Kosong, kemudian pada saat beristirahat mereka (Tim Koko) ada sekelompok orang mendatangi dan mengancam serta terjadi pemukulan sekitar jam 11 malam minggu berdasarkan informasi. Sehingga korban memutuskan kembali ke waisai untuk membuat laporan polisi di Polres Raja Ampat," jelas AKBP Andre Manuputty di Mapolres Raja Ampat, Minggu (25/10/2020) malam tadi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1116 seconds (0.1#10.140)