TMMD Ke-109, Bangun Daerah Terisolir di Kotawaringin Timur dengan Kebersamaan
loading...
A
A
A
KOTAWARINGIN TIMUR - Warga Desa Bapinang Hilir, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotawaringin Timur , Kalimantan tengah kini tak perlu lagi menempuh jarak yang cukup jauh untuk memasarkan hasil perkebunan ke kota kecamatan. Hal itu setelah progamTNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 menyelesaikan renovasi 2 jembatan penting.
Waktu tempuh menuju pasar semakin singkat, setelah selesainya renovasi Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu. "Sekarang lebih mudah membawa kelapa. melewati Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu. Kalau sebelumnya kami sangat takut membawa kelapa dalam jumlah besar, karena takut jatuh. Karena jembatannya sudah lapuk dan tidak ada pagar pembatasnya," kata salah satu warga Desa Bapinang Hilir, Alwianur, Kamis (22/10/2020). (Baca juga: TMMD di Sampit Kalteng Juga Diisi Penyuluhan Bahaya Narkoba)
Alwinar menuturkan, sebelumnya warga enggan melewati Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu, yang menghubungkan Desa Bapinang Hilir dan Desa Babirah, karena kondisinya yang sudah rusak. Akses ke daerah Bapinang Hilir cukup susah sehingga terisolir. (Baca juga: Satgas TMMD Sampit Tuntaskan Perbaikan Jembatan Babirah)
Warga memilih mencari jalan alternatif dengan risiko jarak yang cukup jauh dan waktu yang lama. “Kami sekarang bisa membawa buah kelapa lebih dengan sepeda motor, jadi sekarang tidak bolak balik lagi, cukup sekali jalan,” katanya. Hasil panen kelapa milik warga digunakan untuk membuat kopra. "Kadang bisa juga jual kelapa muda ke Samuda atau ke Sampit. Kami sangat terbantu dengan jembatan yang sudah direhab ini," katanya.
Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu mulai dimanfaatkan kembali oleh warga, bersamaan dengan berakhirnya kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur.
TMMD Reguler ke-109 dilaksanakan di Desa Bapinang Hilir, Babirah dan Bapinang Hulu,mulai 22 September dan berakhir Rabu (21/10). Kegiatan tersebut melibatkan 150 orang, terdiri dari anggota TNI, Polri dan masyarakat.
Danrem 102/Panju Panjung, Brigjen TNI Purwo Sudaryanto saat menutup kegiatan TMMD di aula kehormatan Prajurit Kodim 1015/Spt mengatakan, pembangunan fisik dan non fisik merupakan wujud pengabdian TNI bersama pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan dan mendorong tercapainya kesejahteraan masyarakat dan menumbuhkan budaya gotong royong.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bekerja bersama-sama dengan semangat gotong royong membangun daerah kita masing-masing, Teruslah membangun diri agar kita menjadi masyarakat yang maju dan berbudaya luhur," katanya.
Desa Bapinang Hilir dan Hulu, menjadi lokasi TMMD, karena dua desa tersebut terisolir. Aktivitas perekonomian terhambat karena infrastruktur yang rusak.
Selama ini untuk mencapai desa itu, dari kota Sampit menempuh perjalanan lebih dari 1,5 jam ke Samuda di kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan kapal kayu menyusuri perairan Sungai Mentaya.
Sungai Mentaya dikenal sebagai habitat buaya muara. Serangan buaya terhadap warga sudah beberapa kali terjadi. Tiba di Pulau Hanaut, perjalanan dilanjut dengan menggunakan sepeda motor menuju Desa Bapinang Hilir.
Di Desa Bapinang Hilir ada dua sasaran kegiatan TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt, yakni merenovasi jembatan Handil Gayam dan jembatan Handil Samsu.Kegiatan rehab jembatan juga berlangsung di jembatan Sei Babirah di Desa Babirah.
Kegiatan fisik TMMD lainnya yakni rehabilitasi Mushola Al Hidayah di Desa Bapinang Hulu dan pembangunan pos terpadu di Desa Bapinang Hulu. “Kegiatan TMMD bukan sekedar menghadirkan bangunan fisik seperti jalan saja, akan tetapi jauh yang lebih penting membangun semangat gotong royong antara semua elemen masyarakat,” kata Dandim 1015/Spt, Letkol CZI Akhmad Safari.
Dia menjelaskan, kegiatan TMMD salah satu wujud operasi bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan masyarakat serta lembaga pemerintah, yang dilaksanakan secara terintegrasi untuk meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan.
“Semangat kebersamaan dalam membangun desa sebagai basis ketahanan wilayah menuju ketahanan nasional,” katanya.
Waktu tempuh menuju pasar semakin singkat, setelah selesainya renovasi Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu. "Sekarang lebih mudah membawa kelapa. melewati Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu. Kalau sebelumnya kami sangat takut membawa kelapa dalam jumlah besar, karena takut jatuh. Karena jembatannya sudah lapuk dan tidak ada pagar pembatasnya," kata salah satu warga Desa Bapinang Hilir, Alwianur, Kamis (22/10/2020). (Baca juga: TMMD di Sampit Kalteng Juga Diisi Penyuluhan Bahaya Narkoba)
Alwinar menuturkan, sebelumnya warga enggan melewati Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu, yang menghubungkan Desa Bapinang Hilir dan Desa Babirah, karena kondisinya yang sudah rusak. Akses ke daerah Bapinang Hilir cukup susah sehingga terisolir. (Baca juga: Satgas TMMD Sampit Tuntaskan Perbaikan Jembatan Babirah)
Warga memilih mencari jalan alternatif dengan risiko jarak yang cukup jauh dan waktu yang lama. “Kami sekarang bisa membawa buah kelapa lebih dengan sepeda motor, jadi sekarang tidak bolak balik lagi, cukup sekali jalan,” katanya. Hasil panen kelapa milik warga digunakan untuk membuat kopra. "Kadang bisa juga jual kelapa muda ke Samuda atau ke Sampit. Kami sangat terbantu dengan jembatan yang sudah direhab ini," katanya.
Jembatan Handil Gayam dan Handil Samsu mulai dimanfaatkan kembali oleh warga, bersamaan dengan berakhirnya kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur.
TMMD Reguler ke-109 dilaksanakan di Desa Bapinang Hilir, Babirah dan Bapinang Hulu,mulai 22 September dan berakhir Rabu (21/10). Kegiatan tersebut melibatkan 150 orang, terdiri dari anggota TNI, Polri dan masyarakat.
Danrem 102/Panju Panjung, Brigjen TNI Purwo Sudaryanto saat menutup kegiatan TMMD di aula kehormatan Prajurit Kodim 1015/Spt mengatakan, pembangunan fisik dan non fisik merupakan wujud pengabdian TNI bersama pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan dan mendorong tercapainya kesejahteraan masyarakat dan menumbuhkan budaya gotong royong.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bekerja bersama-sama dengan semangat gotong royong membangun daerah kita masing-masing, Teruslah membangun diri agar kita menjadi masyarakat yang maju dan berbudaya luhur," katanya.
Desa Bapinang Hilir dan Hulu, menjadi lokasi TMMD, karena dua desa tersebut terisolir. Aktivitas perekonomian terhambat karena infrastruktur yang rusak.
Selama ini untuk mencapai desa itu, dari kota Sampit menempuh perjalanan lebih dari 1,5 jam ke Samuda di kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan kapal kayu menyusuri perairan Sungai Mentaya.
Sungai Mentaya dikenal sebagai habitat buaya muara. Serangan buaya terhadap warga sudah beberapa kali terjadi. Tiba di Pulau Hanaut, perjalanan dilanjut dengan menggunakan sepeda motor menuju Desa Bapinang Hilir.
Di Desa Bapinang Hilir ada dua sasaran kegiatan TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt, yakni merenovasi jembatan Handil Gayam dan jembatan Handil Samsu.Kegiatan rehab jembatan juga berlangsung di jembatan Sei Babirah di Desa Babirah.
Kegiatan fisik TMMD lainnya yakni rehabilitasi Mushola Al Hidayah di Desa Bapinang Hulu dan pembangunan pos terpadu di Desa Bapinang Hulu. “Kegiatan TMMD bukan sekedar menghadirkan bangunan fisik seperti jalan saja, akan tetapi jauh yang lebih penting membangun semangat gotong royong antara semua elemen masyarakat,” kata Dandim 1015/Spt, Letkol CZI Akhmad Safari.
Dia menjelaskan, kegiatan TMMD salah satu wujud operasi bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan masyarakat serta lembaga pemerintah, yang dilaksanakan secara terintegrasi untuk meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan.
“Semangat kebersamaan dalam membangun desa sebagai basis ketahanan wilayah menuju ketahanan nasional,” katanya.
(shf)