Mayoritas Positif COVID-19 Blitar yang Meninggal Memiliki Penyakit Penyerta
loading...
A
A
A
BLITAR - Sebanyak 49 pasien positif COVID-19 di Kabupaten Blitar yang meninggal mayoritas memiliki penyakit penyerta (komorbit).
Yang terbanyak karena mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), disusul kencing manis (diabetes), dan lalu penyakit jantung.
"Mereka yang meninggal rata rata ada penyerta penyakit lain," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti, kepada wartawan.
Gugus Tugas menegaskan, penyebab rata rata pasien positif COVID-19 meninggal dunia karena penyakit penyerta yang diidapnya. Bukan semata dampak COVID-19. "Sejauh ini yang paling tinggi penyakit tekanan darah tinggi," tambah Krisna Yekti.
Usia mereka yang meninggal dunia juga beragam. Dari catatan Gugus Tugas, berada dalam rentang 15-50 tahun. (Baca juga: Stok Darah Menipis saat Pandemi, Polres dan Jurnalis Kota Probolinggo Gelar Donor Darah)
Menurut Krisna Yekti, angka kematian pada mereka yang kategori usia tua (lansia) berada di urutan ketiga atau terkecil. (Baca juga: Asah Naluri Tempur, Prajurit Kima Brigif 2 Marinir Latih Kemampuan Menembak)
Kasus kematian pada pasien positif COVID-19 berusia muda, justru lebih banyak. "Yang lansia (kematian) malah pada urutan ketiga," kata Krisna Yekti.
Tercatat hingga 19 Oktober, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 706 kasus. Perinciannya, 608 orang sembuh, 49 orang meninggal, 28 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan selebihnya diisolasi.
Yang terbanyak karena mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), disusul kencing manis (diabetes), dan lalu penyakit jantung.
"Mereka yang meninggal rata rata ada penyerta penyakit lain," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti, kepada wartawan.
Gugus Tugas menegaskan, penyebab rata rata pasien positif COVID-19 meninggal dunia karena penyakit penyerta yang diidapnya. Bukan semata dampak COVID-19. "Sejauh ini yang paling tinggi penyakit tekanan darah tinggi," tambah Krisna Yekti.
Usia mereka yang meninggal dunia juga beragam. Dari catatan Gugus Tugas, berada dalam rentang 15-50 tahun. (Baca juga: Stok Darah Menipis saat Pandemi, Polres dan Jurnalis Kota Probolinggo Gelar Donor Darah)
Menurut Krisna Yekti, angka kematian pada mereka yang kategori usia tua (lansia) berada di urutan ketiga atau terkecil. (Baca juga: Asah Naluri Tempur, Prajurit Kima Brigif 2 Marinir Latih Kemampuan Menembak)
Kasus kematian pada pasien positif COVID-19 berusia muda, justru lebih banyak. "Yang lansia (kematian) malah pada urutan ketiga," kata Krisna Yekti.
Tercatat hingga 19 Oktober, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 706 kasus. Perinciannya, 608 orang sembuh, 49 orang meninggal, 28 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan selebihnya diisolasi.
(boy)