Penularan COVID-19 di Pondok Pesantren Terjadi Lagi
loading...
A
A
A
SLEMAN - Penularan COVID-19 di lingkungan pendidikan pondok pesantren (ponpes) kembali terjadi di Sleman. Kali ini di Ponpes wilayah Kapanewonan Moyudan.
Sebanyak tujuh santri diketahui positif terkonfirmasi COVID-19 pada Jumat (16/10/2020). Sebelumnya dua ponpes wilayah Kapenewonan Ngaglik dan satu ponpes di Kapanewonan Prambanan, juga ada penularan COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan adanya penularan COVID-19 di Ponpes daerah Moyudan itu, berawal setelah ada pengajar yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19, Sabtu (10/10/2020). (BACA JUGA: Kemenag: Seluruh Pesantren di Tanah Air Harus Bentuk Satgas Penanganan COVID-19)
Pengajar itu tercatat sebagai kasus 3030, jenis kelamin laki-laki usia 28 dan ada riwayat perjalan dari Klaten.
“Sebagai tindaklanjutya dilakukan tracing kepada santri di Ponpes tersebut. Hasilnya swab 7 santri diketahui poistif COVID-19 Jumat kemarin,” kata Joko, Sabtu (17/10/2020).
Joko menjelaskan tujuh santri yang positif COVID-19, tercatat sebagai kasus 3.324 sampai 3230. Mereka sekarang mendapat perawatan dan diisolasi. (BACA JUGA: Sebanyak 84,9 % Pesantren di Tanah Air Telah Bentuk Satgas COVID-19)
Selain itu, juga dilakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan pendidikan dan ponpes tersebut. Termasuk pengawasan dan pemantaun kegiatan di Ponpes, terutama penerapan protokol kesehatan COVID-19.
“Diharapkan dengan langkah dapat memutus mata rantai penularan dapat diputus dan klates COVID-19 bisa dicegah,” paparnya.
Secara akumulasi kasus COVID-19 di Sleman hingga Sabtu (17/10/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1527 orang (dirawat 382 orang, sembuh 1117 orang, meninggal 28). (BACA JUGA: Seminggu Mondok, Santri Ponpes Blitar Positif COVID-19)
Dari jumlah itu, bergejala 394 orang, tanpa gejala 1133 orang. Suspek tercatat ada 3906 orang (isolasi 3763 orang, selesai isolasi 308, meninggal 35 orang).
Sebanyak tujuh santri diketahui positif terkonfirmasi COVID-19 pada Jumat (16/10/2020). Sebelumnya dua ponpes wilayah Kapenewonan Ngaglik dan satu ponpes di Kapanewonan Prambanan, juga ada penularan COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan adanya penularan COVID-19 di Ponpes daerah Moyudan itu, berawal setelah ada pengajar yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19, Sabtu (10/10/2020). (BACA JUGA: Kemenag: Seluruh Pesantren di Tanah Air Harus Bentuk Satgas Penanganan COVID-19)
Pengajar itu tercatat sebagai kasus 3030, jenis kelamin laki-laki usia 28 dan ada riwayat perjalan dari Klaten.
“Sebagai tindaklanjutya dilakukan tracing kepada santri di Ponpes tersebut. Hasilnya swab 7 santri diketahui poistif COVID-19 Jumat kemarin,” kata Joko, Sabtu (17/10/2020).
Joko menjelaskan tujuh santri yang positif COVID-19, tercatat sebagai kasus 3.324 sampai 3230. Mereka sekarang mendapat perawatan dan diisolasi. (BACA JUGA: Sebanyak 84,9 % Pesantren di Tanah Air Telah Bentuk Satgas COVID-19)
Selain itu, juga dilakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan pendidikan dan ponpes tersebut. Termasuk pengawasan dan pemantaun kegiatan di Ponpes, terutama penerapan protokol kesehatan COVID-19.
“Diharapkan dengan langkah dapat memutus mata rantai penularan dapat diputus dan klates COVID-19 bisa dicegah,” paparnya.
Secara akumulasi kasus COVID-19 di Sleman hingga Sabtu (17/10/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1527 orang (dirawat 382 orang, sembuh 1117 orang, meninggal 28). (BACA JUGA: Seminggu Mondok, Santri Ponpes Blitar Positif COVID-19)
Dari jumlah itu, bergejala 394 orang, tanpa gejala 1133 orang. Suspek tercatat ada 3906 orang (isolasi 3763 orang, selesai isolasi 308, meninggal 35 orang).
(vit)