Zona COVID-19 di Sulsel: 1 Zona Hijau, 11 Oranye, dan 12 Kuning

Rabu, 14 Oktober 2020 - 18:19 WIB
loading...
A A A
"Jadi nanti semua penanganan pasien OTG tidak perlu ditarik semua di Makassar. Karena isolasi mandiri terpusat ini akan kami kembangkan di daerah. Nanti pengembangan wisata duta COVID-19 secara regional ini penanganannya akan dibimbing dan disupervisi oleh tim dari provinsi," jelas Ridwan.

Sementara, wilayah Sulsel kini nihil zona merah. Berdasarkan data Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel terkait peta resiko zonasi COVID-19 per tanggal 8 Oktober 2020, baru satu daerah yang dilaporkan masuk zona hijau (kategori penularan terkendali), yakni Kabupaten Soppeng.

Kota Makassar sebagai episentrum COVID-19 di Sulsel bahkan tercatat sudah masuk zona oranye (resiko sedang). Disusul Kabupaten Bulukumba, Gowa, Barru, Pinrang, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur.

Lalu 12 kabupaten dan kota lainnya masuk zona kuning (risiko rendah). Di antaranya, Kepulauan Selayar, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Sinjai, Maros, Pangkep, Bone, Wajo, Sidrap, Parepare, dan Toraja Utara.

Ridwan yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menyebut, meski kasus Covid-19 cenderung stabil namun laju penularan masih fluktuatif. Dia berharap masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19.

Upaya penanganan COVID-19 di Sulsel juga dimaksimalkan melalui Program Trisula. Program itu di antaranya, tracking massive, aggressive testing, hingga public health education.

"Angka kesembuhan di Sulsel memang terus mengalami perbaikan. Namun demikian angka posotivity rate masih berfluktuasi masih berkisar di angka 5% hingga 12%. Makanya digenjot terus untuk pemeriksaan," kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.

Untuk mendukung percepatan penanganan COVID-19 Sulsel, khususnya tracing dan testing massif, Satgas COVID-19 Sulsel membuka perekrutan relawan hingga tenaga surveilans. Selain itu merekrut relawan call center, edukator keluarga jenazah, pengusung jenazah, hingga tenaga operasional mobil jenazah.

Pemenuhan sumber daya manusia ini juga diharapkan bisa mem-back up rencana pembukaan program wisata duta COVID-19 di daerah ke depan. "Ini juga rencana untuk pembukaan wisata duta COVID-19 di daerah. Jadi butuh tenaga relawan," kata Ridwan.

Diketahui, laju penularan COVID-19 di Sulsel cenderung fluktuatif. Hal itu ditunjukkan dengan masih adanya kasus positif COVID-19 terlapor tiap harinya. Sejak kemarin, dilaporkan ada penambahan kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 144 kasus.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1604 seconds (0.1#10.140)