Inovasi JPD Funky, Lindungi Tamu dan Karyawan Hotel Patra Semarang
loading...
A
A
A
“Ada banyak tamu yang bilang desainnya itu luar biasa bagus dan bentuknya macam-macam. Untuk dan cowok berbeda. Desainnya juga macam-macam, lucu-lucu. Katanya mereka merasa aman dan nyaman. Makanya sering diajak foto sama konsumen,” katanya sembari terkekeh.
Apresiasi disampaikan Koordinator Promosi dan Pendukung Wisata MICE Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Titik Wahyuni, saat menggelar acara di Hotel Patra Semarang. Dua karyawan hotel lengkap berseragam JPD tampak lincah melayani peserta Sosialisasi dan Simulasi Panduan Protokol Kesehatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
“Bagus sih, tadi awalnya surprise juga (melihat karyawan mengenakan JPD). Artinya local content kain yang ada di Semarang masuk dan fashionable. Tetapi dari segi kesehatannya, saya kurang mengerti kualitas (bahan) apakah sudah memenuhi standar atau tidak karena saya tidak terlibat dalam pembuatannya. Jadi saya melihat dari fesyennya saja,” kata Titik.
“Baru kali ini (melihat), makanya tadi surprise juga. Bagus ini dan itu desainnya termasuk funky, detail-detailnya lokal kontennya itu masuk batik sama tenun ya. Keren, bagus, dari sisi style itu bagus,” pujinya.
Inovasi JPD tersebut juga merupakan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yang selama ini gencar disosialisasikan Kemenparekraf, pada usaha-usaha wisata dan ekonomi kreatif. Tujuannya untuk membangkitkan lagi sektor ini dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
“Ya (merasa aman dan nyaman). Minimal dia (hotel) sudah paham dan sudah melaksanakan CHSE (Cleanliness/Kebersihan, Health/Kesehatan, Safety/Keamanan, dan Environment/Ramah Lingkungan). Kebetulan kami di sini juga lagi sosialisasi panduan ini. Jadi ternyata panduan sosialisasi itu sudah sampai ke masyarakat terutama hotel ini untuk pelayanan,” beber dia.
Wardiyono yang tengah menikmati sajian makan siang di restoran hotel juga tak kalah memberi pujian. Dia bersama sejumlah kolega dilayani karyawan lengkap dengan JPD. Beberapa di antaranya melayangkan pertanyaan seputar pakaian seragam itu. Setelah dijelaskan, bergegas bangkit dari kursi dan mengajak foto bersama.
“Saya lihat sepintas tadi bahwa dalam situasi dan kondisi saat ini (pandemi) di mana kita sama-sama menjaga untuk kesehatan dan secara fesyen memang sangat bagus, indah dilihat, nyaman dipandang, dan aman tentunya bagi yang memakai maupun orang lain,” jelas Wardiyono.
Pria yang tengah menempuh perjalanan ke beberapa daerah itu berharap inovasi JPD terus dikembangkan. Bahkan, jika perlu diterapkan ke hotel atau lokasi lain yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab petugas yang melayani masyarakat secara langsung kebanyakan hanya mengenakan masker dan sarung tangan.
“Dengan seragam seperti itu akan menjadikan pemicu atau pun juga menjadikan wawasan bagi hotel-hotel lain, paling tidak bisa memberikan suatu motivasi tempat lain untuk menerapkan hal serupa. Oh ternyata menggunakan itu (JPD) di samping indah, dari sisi keamanan juga (terpenuhi). Persis APD-APD yang dipakai para tenaga medis,” ucapnya.
Apresiasi disampaikan Koordinator Promosi dan Pendukung Wisata MICE Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Titik Wahyuni, saat menggelar acara di Hotel Patra Semarang. Dua karyawan hotel lengkap berseragam JPD tampak lincah melayani peserta Sosialisasi dan Simulasi Panduan Protokol Kesehatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
“Bagus sih, tadi awalnya surprise juga (melihat karyawan mengenakan JPD). Artinya local content kain yang ada di Semarang masuk dan fashionable. Tetapi dari segi kesehatannya, saya kurang mengerti kualitas (bahan) apakah sudah memenuhi standar atau tidak karena saya tidak terlibat dalam pembuatannya. Jadi saya melihat dari fesyennya saja,” kata Titik.
“Baru kali ini (melihat), makanya tadi surprise juga. Bagus ini dan itu desainnya termasuk funky, detail-detailnya lokal kontennya itu masuk batik sama tenun ya. Keren, bagus, dari sisi style itu bagus,” pujinya.
Inovasi JPD tersebut juga merupakan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yang selama ini gencar disosialisasikan Kemenparekraf, pada usaha-usaha wisata dan ekonomi kreatif. Tujuannya untuk membangkitkan lagi sektor ini dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
“Ya (merasa aman dan nyaman). Minimal dia (hotel) sudah paham dan sudah melaksanakan CHSE (Cleanliness/Kebersihan, Health/Kesehatan, Safety/Keamanan, dan Environment/Ramah Lingkungan). Kebetulan kami di sini juga lagi sosialisasi panduan ini. Jadi ternyata panduan sosialisasi itu sudah sampai ke masyarakat terutama hotel ini untuk pelayanan,” beber dia.
Wardiyono yang tengah menikmati sajian makan siang di restoran hotel juga tak kalah memberi pujian. Dia bersama sejumlah kolega dilayani karyawan lengkap dengan JPD. Beberapa di antaranya melayangkan pertanyaan seputar pakaian seragam itu. Setelah dijelaskan, bergegas bangkit dari kursi dan mengajak foto bersama.
“Saya lihat sepintas tadi bahwa dalam situasi dan kondisi saat ini (pandemi) di mana kita sama-sama menjaga untuk kesehatan dan secara fesyen memang sangat bagus, indah dilihat, nyaman dipandang, dan aman tentunya bagi yang memakai maupun orang lain,” jelas Wardiyono.
Pria yang tengah menempuh perjalanan ke beberapa daerah itu berharap inovasi JPD terus dikembangkan. Bahkan, jika perlu diterapkan ke hotel atau lokasi lain yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab petugas yang melayani masyarakat secara langsung kebanyakan hanya mengenakan masker dan sarung tangan.
“Dengan seragam seperti itu akan menjadikan pemicu atau pun juga menjadikan wawasan bagi hotel-hotel lain, paling tidak bisa memberikan suatu motivasi tempat lain untuk menerapkan hal serupa. Oh ternyata menggunakan itu (JPD) di samping indah, dari sisi keamanan juga (terpenuhi). Persis APD-APD yang dipakai para tenaga medis,” ucapnya.