Sumur.id dan Solusi Kita Menyambut Bulan Inklusi Keuangan Secara Daring
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019 menyebut tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk jasa keuangan di Sumatera Selatan (Sumsel) meningkat pada 2019 menjadi 40,05 persen dari semula 31,64 persen.
Survei tersebut mengukur tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan di Sumsel. Sebelumnya, otoritas telah melakukan survei serupa pada 2016 lalu.
Upaya konsisten untuk mencetak generasi sadar finansial dilakukan platform fintech P2P lending terdaftar OJK, PT. Solusi Bijak Indonesia (sumur.id) dan PT. Jayindo Fintek Pratama (Solusi Kita).
(Baca juga: Tegur Suami Siri Sering Mabuk, IRT di Palembang Disiram Air Keras )
Dua platform ini mengadakan talkshow dengan mahasiswa Universitas Sriwijaya Kamis (8/10/2020) secara daring melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.
Product Manager Solusi Kita, Eric Sugarta
CEO sumur.id, Dr. Agus Tjandra sangat berharap adanya kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial yang lebih luas untuk masyarakat Sumsel, khususnya Palembang.
"Data yang telah diterima Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020," katanya.
(Baca juga: Pemulung Spesialis Rumsong yang Gasak Rumah Mantan Wagub Sumsel Ditangkap Polisi )
Berdasarkan data OJK yang dirilis Rabu (12/8/2020), nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan.
Product Manager Solusi Kita, Eric Sugarta menambahkan edukasi daring ini diharapkan masyarakat Sumsel dapat memanfaatkan layanan produk P2P lending untuk kebutuhan menghadapi masa sulit pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa Universitas Sriwijaya ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat antusisas menyambut bulan inklusi keuangan dengan adanya edukasi terkait akses finansial teknologi.
Survei tersebut mengukur tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan di Sumsel. Sebelumnya, otoritas telah melakukan survei serupa pada 2016 lalu.
Upaya konsisten untuk mencetak generasi sadar finansial dilakukan platform fintech P2P lending terdaftar OJK, PT. Solusi Bijak Indonesia (sumur.id) dan PT. Jayindo Fintek Pratama (Solusi Kita).
(Baca juga: Tegur Suami Siri Sering Mabuk, IRT di Palembang Disiram Air Keras )
Dua platform ini mengadakan talkshow dengan mahasiswa Universitas Sriwijaya Kamis (8/10/2020) secara daring melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.
Product Manager Solusi Kita, Eric Sugarta
CEO sumur.id, Dr. Agus Tjandra sangat berharap adanya kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial yang lebih luas untuk masyarakat Sumsel, khususnya Palembang.
"Data yang telah diterima Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020," katanya.
(Baca juga: Pemulung Spesialis Rumsong yang Gasak Rumah Mantan Wagub Sumsel Ditangkap Polisi )
Berdasarkan data OJK yang dirilis Rabu (12/8/2020), nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan.
Product Manager Solusi Kita, Eric Sugarta menambahkan edukasi daring ini diharapkan masyarakat Sumsel dapat memanfaatkan layanan produk P2P lending untuk kebutuhan menghadapi masa sulit pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa Universitas Sriwijaya ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat antusisas menyambut bulan inklusi keuangan dengan adanya edukasi terkait akses finansial teknologi.
(msd)