Ada Isu Pasien Dicovidkan, Ini Penjelasan IDI Jatim

Selasa, 06 Oktober 2020 - 14:52 WIB
loading...
Ada Isu Pasien Dicovidkan, Ini Penjelasan IDI Jatim
IDI Jatim berkomitmen penuh membantu pemerintah berperang melawan COVID-19. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim menyesalkan banyaknya isu di media sosial yang menyebutkan banyaknya rumah sakit yang mencovidkan pasien. Dalam isu yang bertebaran di media sosial itu, tujuan rumah sakit untuk mengambil keuntungan lebih di tengah pandemi COVID-19 .

(Baca juga: Tolak UU Cipta Kerja, Ratusan Buruh Mojokerto Mogok Kerja )

Ketua IDI Jatim, Sutrisno menuturkan, pihaknya berkomitmen penuh untuk membantu pemerintah dalam berperang melawan COVID-19 . Apalagi jumlah korban sudah ribuan, sebagian diantara korban juga merupakan tenaga kesehatan.

"Anggota IDI telah bekerja di setiap fasilitas kesehatan. Dan sampai saat ini belum menyatakan menyerah pada gelanggang pertarungan COVID-19 , meskipun banyak anggota yang sakit dan meninggal dunia," katanya, Selasa (6/10/2020).

Ia melanjutkan, pihaknya akan mengingatkan dan menghimbau para dokter anggota IDI yang menjadi pimpinan atau direktur di semua fasilitas kesehatan untuk mematuhi semua aturan. Baik sesuai UU No. 29/2004 mengenai praktik kedokteran dan PNPK/PPK/SOP yang standart serta pedoman keilmuan lainnya.

(Baca juga: Pagi Ini, Gelombang Aksi Mogok Kerja Buruh di Jabar Dimulai )

"IDI Jatim menghimbau ke masyarakat bila didapatkan bukti, sanksi, kejadian yang mengarah pada pelanggaran regulasi dalam penanggulangan COVID-19 untuk menyampaikan aduannya pada IDI Jatim disertai bukti-bukti dan bukan pendapat pribadi yang subjektif," ucapnya.

Selain itu, IDI Jatim juga meminta kepada pengambil kebijakan bisa menemukan ketidakbenaran dalam tata kelola penanganan COVID-19 bisa ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang benar. "Jadi tidak melempar isu yang prematur, belum ada bukti dan saksi," jelasnya.

(Baca juga: Kades Nita Hamili Stafnya Sendiri, Warga Desa Marah )

Parahnya lagi, katanya, isu ini dilempar ke media sosial yang ujung-ujungnya menjadi perdebatan dan kabar yang tak valid. "Dugaan yang dari 'katanya' dilempar ke medsos justru akan membuat suasana makin gaduh dan tidak ada pihak yang mendapatkan keuntungan dari kegaduhan yang terjadi," ungkapnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)