Kasus Demam Berdarah Dengue di Jatim Meningkat Tajam, Capai 3.638 Orang
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur (Jatim) menunjukkan peningkatan yang signifikan. Data dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menunjukkan bahwa hingga minggu ketiga bulan Februari 2024, telah tercatat 3.638 kasus DBD.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono mengimbau masyarakat menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Dengan mengaktifkan kembali gerakan PSN ini, harapannya peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk memberantas DBD bisa ditingkatkan," katanya, Senin (4/3/2024).
Langkah selanjutnya, kata dia, adalah menyingkirkan atau memanfaatkan serta mendaur ulang barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, kaleng bekas. Kemudian menghindari gigitan nyamuk. "Bisa dengan menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, anti nyamuk serta memberikan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap," jelasnya.
Adhy menekankan bahwa upaya pemberantasan DBD tidak bisa dilakukan sendiri. Melainkan harus menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu, ia juga berharap besar agar sosialisasi oleh tenaga kesehatan di berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) bisa lebih digaungkan. "Bisa juga berkolaborasi dengan RT/RW, TP-PKK hingga Karang Taruna untuk menggalakkan Gerakan PSN hingga ke rumah-rumah," ujarnya.
Dirinya juga berpesan jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung 2-7 hari segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat."Segera periksakan anggota keluarga yang memiliki gejala DBD. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik," pungkasnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono mengimbau masyarakat menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Dengan mengaktifkan kembali gerakan PSN ini, harapannya peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk memberantas DBD bisa ditingkatkan," katanya, Senin (4/3/2024).
Langkah selanjutnya, kata dia, adalah menyingkirkan atau memanfaatkan serta mendaur ulang barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, kaleng bekas. Kemudian menghindari gigitan nyamuk. "Bisa dengan menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, anti nyamuk serta memberikan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap," jelasnya.
Adhy menekankan bahwa upaya pemberantasan DBD tidak bisa dilakukan sendiri. Melainkan harus menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu, ia juga berharap besar agar sosialisasi oleh tenaga kesehatan di berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) bisa lebih digaungkan. "Bisa juga berkolaborasi dengan RT/RW, TP-PKK hingga Karang Taruna untuk menggalakkan Gerakan PSN hingga ke rumah-rumah," ujarnya.
Dirinya juga berpesan jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung 2-7 hari segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat."Segera periksakan anggota keluarga yang memiliki gejala DBD. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik," pungkasnya.
(hri)