Bandung Barat Zona Merah, Bupati Gak Terima dan Minta Dinkes Koreksi Data

Senin, 05 Oktober 2020 - 19:10 WIB
loading...
Bandung Barat Zona Merah, Bupati Gak Terima dan Minta Dinkes Koreksi Data
Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna.Foto/dok
A A A
BANDUNG BARAT - Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengaku kaget saat mendengar kabar dari provinsi jika Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali masuk ke zona merah COVID-19.

Pasalnya jumlah kecamatan zona merah di KBB ada penurunan tinggal satu dari sebelumnya tiga kecamatan yakni Padalarang, Ngamprah, dan Batujajar.

"Iya saya juga bingung dan kaget, sebab kemarin tidak masuk zona merah padahal ada tiga kecamatan zona merah. Sekarang kecamatan zona merahnya satu tapi KBB dikategorikan masuk zona merah," ucapnya saat ditemui di Ngamprah, Senin (5/10/2020).

(Baca juga: Seluruh Paslon Pilkada Kabupaten Bandung Dinilai Langgar Komitmen Kampanye )

Dirinya sudah meminta ke Kepala Dinas Kesehatan untuk mengecek data ke provinsi apa indikator KBB kembali masuk ke zona merah. Jika data yang dipakai salah atau tidak sinkron dengan data Dinkes KBB, segera protes. Sebab jika masuk zona merah maka akan berbahaya bagi aktivitas warga dan juga tempat-tempat wisata.

"Ini juga kan Kecamatan Padalarang yang berkategori zona merah, tidak satu kecamatan tapi kasus warga yang positif hanya ditemukan di Desa Jayamekar saja. Makanya ini indikatornya dari mana, kemarin kan KBB zona oranye menuju kuning," tuturnya.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan KBB Hernawan Widjayanto mengaku belum bisa berkomentar banyak karena belum menerima datanya dari pihak provinsi. Harus terlebih dahulu melihat item dan indikator yang dipakai, karena jika merujuk data yang dimilikinta hingga hari ini hanya Kecamatan Padalarang yang masih merah, yang lain sudah kuning dan hijau.

(Baca juga: Demi Tambah Follower, Kenneth Nekat Unggah Video Diduga Pelecehan Masjid ke Tiktok )

Untuk di KBB, lanjut dia, kasus yang muncul adalah karena impor bukan transmisi lokal dimana sekarang ada sekitar 80 penderita aktif. Sekarang bahkan trennya adalah muncul dari klaster keluarga. Yakni ada anggota keluarga atau kerabatnya yang kerja dan datang dari luar daerah menjadi carier, lalu menularkan ke anggota kelurganya yang di KBB.

"Klaster keluarga sekarang yang banyak muncul tapi angka kesembuhan juga naik. Seperti kemarin ada yang terpapar baru enam orang, tapi yang sembuh juga ada lima orang," ujarnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1075 seconds (0.1#10.140)