Kunci Mortir, Kapak Burhan dan Luweng Grubuk Saksi Kelam PKI di Yogyakarta

Kamis, 01 Oktober 2020 - 14:35 WIB
loading...
Kunci Mortir, Kapak...
Burhanundin Zaenudin alias Burhan Kampak ini menjadi saksi sejarah penumpasan PKI di Yogyakarta. Foto/SINDOnews/Suharjono
A A A
YOGYAKARTA - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) tidak hanya terjadi di Lubang Buaya, Jakarta. Namun Yogyakarta juga menjadi saksi gugurnya 2 perwira TNI yang dibunuh PKI secara keji hingga aksi penumpasannya.

Komandan Korem 072 Pamungkas Yogyakarta kala itu, Kolonel Katamso Darmokoesoemo dan Kepala Staf Korem (Kasrem) Letkol Sugiyono meregang nyawa ketika dianiaya PKI di kawasan Batalyon L atau sekarang terkenal dengan Batalyon 403 Kentungan. (Baca juga: Cerita Menegangkan Kapten Sanjoto saat Memburu DN Aidit di Kota Semarang)

Kapenrem 072 Pamungkas Mayor CZI Agus Sriyanta mengatakan, Yogyakarta juga menyimpan cerita pilu penghianatan yang dilakukan PKI. Dua pahlawan revolusi ditangkap PKI pada 1 Oktober 1965. "Kolonel Katamso yang kemudian naik pangkat menjadi Brigjen Katamso dan Letkol Sugiyono yang akhirnya naik pangkat anumerta menjadi Kolonel dikubur di sumur Kentungan," terangnya kepada SINDOnews, Rabu malam (30/9/2020). (Baca juga: Malam Senyap Tanpa Kunang-kunang di Blitar Sepanjang 1965)

Diceritakannya, Kolonel Katamso didatangi satu unit jeep Gaz dan dua truk yang membawa pasukan dari Batalyon L pada 1 Oktober 1965 sore hari. Waktu itu Danrem tersebut menggelar rapat di rumah dinas. Pasukan bersenjata lengkap dari Batalyon tiba-tiba langsung masuk rumah dinas Danrem dan memaksa Kolonel Katamso yang berpakaian preman ikut dengan mereka. (Baca juga: Deklarasi KAMI di Rengasdengklok Dibubarkan, Gatot Datang ke Telukjambe)

Kemudian Katamso dibawa ke Batalyon L di Jalan Kaliurang atau di Kentungan, Condong Catur Sleman. "Di lokasi ini Kolonel Katamso disiksa dan tengah malam, Sertu Alip Toyo membunuh Katamso dengan memukulkan kunci mortir ke kepalanya dari belakang hingga erdimbah darah dan akhirnya meninggal, mayatnya kemudian dimasukkan ke lubang yang sudah dipersiapkan," katanya.

Begitu juga dengan Letkol Sugiyono yang berpakaian seragam lengkap yang dijebak dengan diajak rapat di Batalyon L. Di lokasi ini dia juga dihabisi dan dengan pakaian seragam dimasukkan Ke lubang di Batalyon L tersebut." Keduanya dimasukkan dalam satu sumur pada 2 Oktober 1965," ujarnya.

Keberadaan dua perwira Korem tersebut baru diketahui pada 20 Oktober 1965. Keduanya kemudian bisa diidentifikasi setelah kecurigaan adanya ubi jalar dan pohon pisang baru. Setelah digali dua korban ditemukan dan langsung dibawa ke rumah sakit tentara (DKT). Selanjutnya pada 22 Oktober dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara.

Setelah kasus pemberontakan PKI ini, gerakan penumpasan pun dilakukan. Di Yogyakata masih terisa tokoh besar yang berani melawan PKI. Tokoh yang bernama Burhanundin Zaenudin alias Burhan Kampak ini menjadi saksi sejarah penumpasan PKI di Yogyakarta sejak tahun 1966 hingga 1968.

Burhan Kampak adalah tokoh muda Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang seringkali bentrok dengan Pemuda Rakyat di tahun 1965. "Kampak memang senjata saya saat bentrok sipil. Beberapa orang pemuda rakyat tewas dengan kapak saya," ungkapnya kepada SINDOnews.

Dia menceritakan, dalam suasana yang mencekam PKI merajalela dan melakukan berbagai aksi teror. Burhan pun kemudian membuat senjata Kampak. "Waktu itu situasi selalu bentrok. Tekad saya dibunuh atau membunuh. Karena memang situasi memaksa saya membunuh," katanya.

Diapun kemudian bercerita waktu habis salat Isyak. Ini adalah malam-malam gembira baginya dan beberapa teman yang pernah dilatih militer. Begitu mendengar adzan isyak, dia mengaku senang karena ikut operasi penumpasan G30S/PKI. Diapun tidak segan-segan menembak tokoh PKI yang berusaha melawan saat dilakukan sweeping bersama TNI kala itu.

"Saya memang paling banyak meminta peluru. Karena senjata harus saya gunakan, saya dilatih militer dan diberi senjata juga," imbuhnya. Setelah penumpasan usai, Burhan Kampak kembali ke kampusnya guna merampungkan sarjana hukumnya.

Saksi bisu penumpasan G30S/PKI salah satunya ada di wilayah Gunungkidul. Di Kabupaten terluas di DIY ini ada sebuah gua vertikal yang oleh warga disebut sebagai luweng. Luweng Grubuk adalah salah satu luweng yang menjadi saksi penumpasan pemberontakan PKI.

Di luweng yang berada di Padukuhan Jetis, Kalurahan Pacarejo, Semanu ini ratusan nyawa melayang dan langsung dimasukkan ke gua. Konon setiap malam warga sekitar mendengar suara truk dan diikuti teriakan orang ketika dimasukkan ke dalam luweng tersebut.

"Memang Luweng Grubuk menjadi lokasi pembuangan PKI waktu itu," ucap Lurah Pacarejo, Suhadi. Sekitar tahun 1982 dilakukan pembersihan terhadap tengkorak dan tulang yang ada di bawahnya.

Luweng Grubuk saat ini telah berubah menjadi objek wisata terkenal yaitu Gua Jomblang. Gua ini awalnya dianggap angkeroleh warga. Objek wisata Gua Jomblang khusus untuk menikmati keindahan perut bumi dengan kedalaman 90 meter.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Gerbong di Stasiun...
3 Gerbong di Stasiun Tugu Ternyata Dibakar, Motif Pelaku Terungkap
Ceramah di Masjid UGM...
Ceramah di Masjid UGM Dipadati Ribuan Jemaah, Anies Baswedan Selalu Dinanti
Masjid Jogokariyan Bagikan...
Masjid Jogokariyan Bagikan 3.500 Porsi Takjil Gratis Setiap Hari, Dana Capai Rp1,5 Miliar
Pemuda Muhammadiyah...
Pemuda Muhammadiyah Gelar Pelatihan Nasional Dai Muda Penggerak Desa di Yogyakarta
Kisah Pasukan Diponegoro...
Kisah Pasukan Diponegoro Rampas 30 Ribu Gulden dan Gagalkan Bantuan Belanda ke Yogyakarta
Serangan 6.000 Pasukan...
Serangan 6.000 Pasukan Pangeran Diponegoro, Bakar Perkampungan Cina hingga Rumah Bangsawan Pro Belanda
Vandalisme Adili Jokowi...
Vandalisme Adili Jokowi Bermunculan di Yogyakarta, Polisi Buru Pelaku
Kisah Soeharto Larang...
Kisah Soeharto Larang Rayakan Imlek, Latar Belakangnya Masih Berkaitan dengan PKI
Perlawanan Saudara Ipar...
Perlawanan Saudara Ipar Pangeran Diponegoro di Rembang Pecah, Rumah Bupati Dibakar
Rekomendasi
Hadis Tentang Anjuran...
Hadis Tentang Anjuran Puasa Sunnah di Bulan Dzulqadah
Sosok Dani Nur Adiningrat...
Sosok Dani Nur Adiningrat yang Usulkan Solo Jadi Daerah Istimewa, Pernah Dituduh Kumpul Kebo
Mendikdasmen Tidak Melarang...
Mendikdasmen Tidak Melarang Wisuda SD-SMA, tapi...
Berita Terkini
DPP Pemuda Perindo Dukung...
DPP Pemuda Perindo Dukung Program Ekraf dan Seni Budaya Pemkot Bogor
12 menit yang lalu
Polres Tanjung Priok...
Polres Tanjung Priok Ungkap 10 Kasus Narkoba, Sita Barang Bukti Rp2,3 Miliar
22 menit yang lalu
Lemkari Gelar Gashuku...
Lemkari Gelar Gashuku dan Ujian Yudansha Nasional di Puslatdiksarmil Kodiklatal
31 menit yang lalu
Hasil Autopsi Balita...
Hasil Autopsi Balita Tewas Terbakar di Kontrakan Tangerang, Ada Luka di Leher dan Anus
53 menit yang lalu
Viral, Warga Bawa Senjata...
Viral, Warga Bawa Senjata Tajam Datangi Puskesmas Bangkalan
1 jam yang lalu
Luncurkan BMD di Mojokerto,...
Luncurkan BMD di Mojokerto, Baznas Bantu Kembangkan Usaha UMKM
1 jam yang lalu
Infografis
Jet Tempur F/A-18 AS...
Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved