IAS Blak-blakan: Pesan Saya Pribadi kepada DP, Hentikan Selalu Berbohong!

Rabu, 30 September 2020 - 10:12 WIB
loading...
A A A
"Teman-teman Nasdem pasti tidak lupa bagaimana obrolan DP dengan NH (Nurdin Halid) dan sejumlah orang Golkar dalam sebuah rekaman video, yang terang-terangan tidak pernah merasa dibantu oleh Nasdem sepanjang perjalanan kariernya sebagai wali kota. DP mengaku justru dirinyalah yang membesarkan Nasdem," sambung IAS.

Poin ketiga, IAS menyampaikan beberapa pesan kepada orang-orang yang kini membantu DP untuk menjadi wali kota kedua kalinya. Cepat atau lambat, apa yang dialaminya sangat mungkin terulang. Tidak perlu jauh-jauh, Partai Demokrat jadi 'korban' di Pilwalkot 2018. Tampil mati-matian mendukung DP yang 'dikeroyok' paslon Appi-Cicu yang memborong parpol, Partai Demokrat malah dikhianati, dimana DP belakangan memilih gabung ke Partai Nasdem.

"Saya ingin berpesan kepada orang-orang yang saat ini sedang membantu DP menjadi wali kota kedua kali. Bahwa, Anda tidak mungkin mengingkari tabiat dan kepribadian DP yang sangat mudah melupakan bantuan orang dan selalu menegaskan bantuan dirinya kepada orang lain. Hal yang saya alami, cepat atau lambat akan Anda alami. Bersiaplah untuk itu. Jika saya yang pernah bersahabat dengannya 17 tahun tidak pernah dianggap, bagaimana dengan Anda yang baru mengenalnya?," ucap IAS.

Lebih jauh, IAS juga menanggapi pernyataan DP yang malah mengklaim pembangunan monumental di eranya adalah jasanya. Tidak ditampiknya bahwa DP berkontribusi dalam rancangan. Toh, ia memang memilih DP sebagai arsitek pembangunan Kota Daeng di masa kepemimpinannya. Namun, DP di matanya sebatas hebat sebagai arsitek, bukan wali kota. Buktinya, pertumbuhan ekonomi melambat dan tak ada bangunan monumental yang dibuatnya.

"Oh iya. Saya juga mendengar dalam wawancara DP dan Rijal Jamal bahwa DP mengaku semua karya pembangunan monumental di era saya itu karena jasanya (maksudnya DP berperan merancang pembangunannya). Itu memang benar. Saya meminta tolong kepadanya agar membantu saya merancangnya karena DP cukup bagus sebagai arsitektur. Tapi pertanyaan saya, kenapa saat menjabat sebagai penentu kebijakan, DP tidak membangun apapun kecuali membenahi lorong dan mengklaimnya sebagai Lorong Nasdem?."

"Jawabannya hanya satu menurut saya. DP memang lebih hebat jika menjadi arsitek dibanding menjadi wali kota. Cocok hanya sebagai arsitek. Supaya dia lebih berjasa dan bisa berkarya, maka cocoknya menjadi teman wali kota yang bisa mengeksekusi pembangunan monumental," tandas IAS. Baca Lagi : Perselingkuhan Berdarah: Istri Dipaksa Penggal Kepala Pria Selingkuhannya
(sri)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)