Ribuan Warga NU Iringi Pemakaman KH Zubair Muntashar di Bangkalan Madura
loading...
A
A
A
BANGKALAN - Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Madura berduka. Salah seorang ulama sepuh dan kharismatik, KH Zubair Muntashar wafat karena sakit.
Lautan manusia pun ikut mensalatkan jenazahnya dan mengiringi almarhum ke peristirahatan terakhir di Kompleks Pasarean Syaikhona Kholil Bangkalan , Minggu (28/4/2024).
Ribuan umat dan warga berdatangan sambil menunggu kedatangan jenazah KH Zubair Muntashar di Masjid Jamik Bangkalan. Setelah jenazah almarhum tiba dari Ponpes Nurul Cholil Bangkalan, ribuan orang ini pun mensalatkan jenazah almarhum.
Begitu banyak orang yang ikut salat jenazah, membuat Masjid Jamik Bangkalan tak bisa menampung. Barisan jamaah sampai ke jalan depan di sekitaran Alun-alun Kota Bangkalan.
Setelah disalatkan, jenazah KH Zubair Muntashar kemudian diberangkatkan ke Pasarean Syaikhona Kholil Bangkalan diiringi ribuan umat dan warga. Tak hanya para santri dan wali santri, warga pun ikut mengantarkan jenazah beliau.
Tanpa alas kaki mereka berdesakan dan bergantian memanggul keranda almarhum diiringi bacaan tahlil melewati jalan-jalan protokol Kota Bangkalan.
Sesampai di lokasi, almarhum kembali disalatkan di masjid yang ada di kompleks pasarean, sebelum kemudian dikebumikan.
Almarhum KH Zubair Muntashar merupakan cicit dari Syaikhona Kholil Bangkalan yang merupakan guru dari para pendiri Nahdlatul Ulama.
Meskipun tak berkecimpung di dunia politik, ulama kharismatik ini kerap didatangi para tokoh politik nasional untuk sekedar silaturrahmi.
Warga NU pun merasa kehilangan sosok ulama yang lurus dan tegas serta ulama yang banyak mengajarkan tentang kedamaian dalam hubungan antar umat manusia ini.
Lautan manusia pun ikut mensalatkan jenazahnya dan mengiringi almarhum ke peristirahatan terakhir di Kompleks Pasarean Syaikhona Kholil Bangkalan , Minggu (28/4/2024).
Ribuan umat dan warga berdatangan sambil menunggu kedatangan jenazah KH Zubair Muntashar di Masjid Jamik Bangkalan. Setelah jenazah almarhum tiba dari Ponpes Nurul Cholil Bangkalan, ribuan orang ini pun mensalatkan jenazah almarhum.
Begitu banyak orang yang ikut salat jenazah, membuat Masjid Jamik Bangkalan tak bisa menampung. Barisan jamaah sampai ke jalan depan di sekitaran Alun-alun Kota Bangkalan.
Setelah disalatkan, jenazah KH Zubair Muntashar kemudian diberangkatkan ke Pasarean Syaikhona Kholil Bangkalan diiringi ribuan umat dan warga. Tak hanya para santri dan wali santri, warga pun ikut mengantarkan jenazah beliau.
Tanpa alas kaki mereka berdesakan dan bergantian memanggul keranda almarhum diiringi bacaan tahlil melewati jalan-jalan protokol Kota Bangkalan.
Sesampai di lokasi, almarhum kembali disalatkan di masjid yang ada di kompleks pasarean, sebelum kemudian dikebumikan.
Almarhum KH Zubair Muntashar merupakan cicit dari Syaikhona Kholil Bangkalan yang merupakan guru dari para pendiri Nahdlatul Ulama.
Meskipun tak berkecimpung di dunia politik, ulama kharismatik ini kerap didatangi para tokoh politik nasional untuk sekedar silaturrahmi.
Warga NU pun merasa kehilangan sosok ulama yang lurus dan tegas serta ulama yang banyak mengajarkan tentang kedamaian dalam hubungan antar umat manusia ini.
(wib)