Sulsel Produsen Beras Terbesar Keempat di Indonesia

Rabu, 30 September 2020 - 06:03 WIB
loading...
A A A
Dengan demikian, selisih neraca beras antara produksi beras dengan konsumsi masyarakat Sulsel menandakan ketersediaan beras masih surplus sebanyak 1.213.332,1 ton selama periode Januari-Juli tahun 2020.

"Bahkan, data Bank Indonesia menyebutkan, bahwa Sulsel berkontribusi sebanyak 9,2% dalam mendukung pangan nasional. Jadi kita selama ini memang merupakan provinsi penyanggah pangan nasional," tegas Ardin.

Kedepan, Pemprov Sulsel masih akan terus menggenjot produktivitas di sektor pertanian meski. Apalagi sektor ini diakui Ardin menjadi sektor andalan yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, sekaligus sebagai instrumen untuk mendorong pemulihan ekonomi atas dampak pandemi COVID-19.

Untuk meningkatkan produsi komoditi padi, perluasan lahan tanam tengah digenjot. "Luas tambah tanam kita sudah mencapai 38.000 hektare yang sementara kita genjot terus ini," ucap dia.

Ardin mengaku, perluasan lahan tanam padi ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia. Hal ini menyusul adanya prediksi dari organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahwa ancaman krisis itu dari akibat potensi musim kering yang panjang.

Tidak hanya komoditi padi, Sulsel juga menggarap peningkatan produksi komoditas lain, terutama jagung. Kedepan, Sulsel digadang-gadang bakal menjadi sentra produksi benih jagung di kawasan Timur Indonesia.

Infrastruktur untuk menunjang tercapainya impian itu tengah disiapkan. Pabrik benih jagung tengah dibangun yang berlokasi di daerah Tombobulu, Kabupaten Maros. Diharapkan, tahun depan pabrik ini sudah bisa beroperasi dan secara bertahap mensuplai daerah di kawasan Timur Indonesia.

"Pertanian menjadi salah satu instrumen dan sektor pendukung utama perekonomian kita. Beberapa komoditas kita, meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19 ini tetap mengalami surplus. Ini yang kita jaga," jelas Ardin.

Sementara Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menuturkan, sektor pertanian memang menjadi salah satu sektor yang diamankan sejak pandemi COVID-19 . Daerah-daerah sentra penghasil beras, harus dijaga agar produksi tetap stabil.

Makanya, kebijakan pemulihan ekonomi selama ini tetap berjalan selaras dengan penanganan kesehatan atas COVID-19 . Itulah mengapa Nurdin mengambil langkah agar penangan COVID-19 harus secara terpusat di Kota Makassar melalui program isolasi mandiri atau yang populer dengan program wisata duta COVID-19.

"Sebagai provinsi penyanggah nasional, produksi dan suplai pangan di daerah tidak boleh terganggu. Dengan masuknya pandemi di Sulsel, itu yang pertama harus kita amankan. Jangan sampai daerah-daerah sentra produksi itu bermasalah," papar Nurdin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2091 seconds (0.1#10.140)