Produksi Video Tentang COVID-19, Mahasiswa ITS Raih Juara 1
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di tengah pandemi CCOVID-19 yang mengharuskan semua orang tetap di rumah ternyata bisa menyalurkan hobi sekaligus mengukir prestasi. Dimas Putra Nanda Waspodo, mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mampu meraih juara satu pada Kompetisi Video Opini 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2 Mei 2020.
Melalui videonya 'Waktunya Social Distancing' yang berdurasi 59 detik itu, mahasiswa angkatan 2017 ini menyampaikan pesan-pesan imbauan bagi masyarakat Surabaya agar terus berada di rumah.
Dimas menuturkan, ia ingin menyadarkan masyarakat terutama warga Kota Surabaya untuk turut serta menerapkan social distancing bersama-sama. "Harapan saya adalah masyarakat dapat menaati aturan pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus COVID-19 ini agar tidak meluas," kata Dimas, Selasa (5/5/2020).
Ia melanjutkan, melalui video kurang dari satu menit dirinya menyajikan visualisasi dari videografi tentang kondisi yang disebabkan Corona. Mulai dari fenomena hilangnya penumpang ojek online, hingga sepinya jalanan besar yang kontras dengan bagaimana aktivitas Surabaya pada normalnya.
Daya tarik lain dari video ini adalah penyampaian sebagian narasi menggunakan bahasa Jawa khas Surabaya yang berbunyi "Ayo rek! Wayahe melok berkontribusi. Gawe awakmu sing gak duwe kepentingan, gak usah kluyuran, cukup nang omah ae. Awakmu wes benkontribusi akeh gawe wong-wong sing berjuang nang garda depan" yang memiliki arti "Ayo teman-teman! Waktunya ikut berkontribusi. Buat kamu yang tidak punya kepentingan, tidak usah keluyuran, cukup di rumah saja. Kamu sudah berkontribusi banyak buat orang-orang yang berjuang di garda depan."
Dimas menambahkan, dalam pemilihan kata pada narasi,merangkai alur cerita, hingga proses penyuntingan mempertimbangkan posisi penonton. "Sehingga dapat dengan mudah diingat oleh mata dan dipahami melalui jiwa," ungkapnya.
Untuk menghasilkan karya ini dalam waktu yang sangat singkat, Dimas dibantu oleh tiga teman yang sehobi dengannya, yakni Tyjani Robit, Aprilia Wahyu Novita Ika Saputri, dan Priyo Hadi. Memang, sejak tahun 2018, melalui akun instagram @kips.films dan youtube KiPS Film, empat sekawan ini mulai memproduksi banyak karya videografi dan mengikuti berbagai kompetisi.
Video yang KiPS Film hasilkan sendiri sangat beragam, mulai dari film pendek yang bertemakan komedi, kisah cinta bertepuk sebelah tangan berjudul Love Comes from Stomach, hingga video tanpa narasi yang menyuguhkan pemandangan indah bertemakan cinematic aerial pada Hutan Bondowoso.
Melalui videonya 'Waktunya Social Distancing' yang berdurasi 59 detik itu, mahasiswa angkatan 2017 ini menyampaikan pesan-pesan imbauan bagi masyarakat Surabaya agar terus berada di rumah.
Dimas menuturkan, ia ingin menyadarkan masyarakat terutama warga Kota Surabaya untuk turut serta menerapkan social distancing bersama-sama. "Harapan saya adalah masyarakat dapat menaati aturan pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus COVID-19 ini agar tidak meluas," kata Dimas, Selasa (5/5/2020).
Ia melanjutkan, melalui video kurang dari satu menit dirinya menyajikan visualisasi dari videografi tentang kondisi yang disebabkan Corona. Mulai dari fenomena hilangnya penumpang ojek online, hingga sepinya jalanan besar yang kontras dengan bagaimana aktivitas Surabaya pada normalnya.
Daya tarik lain dari video ini adalah penyampaian sebagian narasi menggunakan bahasa Jawa khas Surabaya yang berbunyi "Ayo rek! Wayahe melok berkontribusi. Gawe awakmu sing gak duwe kepentingan, gak usah kluyuran, cukup nang omah ae. Awakmu wes benkontribusi akeh gawe wong-wong sing berjuang nang garda depan" yang memiliki arti "Ayo teman-teman! Waktunya ikut berkontribusi. Buat kamu yang tidak punya kepentingan, tidak usah keluyuran, cukup di rumah saja. Kamu sudah berkontribusi banyak buat orang-orang yang berjuang di garda depan."
Dimas menambahkan, dalam pemilihan kata pada narasi,merangkai alur cerita, hingga proses penyuntingan mempertimbangkan posisi penonton. "Sehingga dapat dengan mudah diingat oleh mata dan dipahami melalui jiwa," ungkapnya.
Untuk menghasilkan karya ini dalam waktu yang sangat singkat, Dimas dibantu oleh tiga teman yang sehobi dengannya, yakni Tyjani Robit, Aprilia Wahyu Novita Ika Saputri, dan Priyo Hadi. Memang, sejak tahun 2018, melalui akun instagram @kips.films dan youtube KiPS Film, empat sekawan ini mulai memproduksi banyak karya videografi dan mengikuti berbagai kompetisi.
Video yang KiPS Film hasilkan sendiri sangat beragam, mulai dari film pendek yang bertemakan komedi, kisah cinta bertepuk sebelah tangan berjudul Love Comes from Stomach, hingga video tanpa narasi yang menyuguhkan pemandangan indah bertemakan cinematic aerial pada Hutan Bondowoso.
(eyt)