Antisipasi Resesi, Pemprov Terus Genjot Kinerja Perekonomian
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel terus memacu kinerja perekonomian untuk mengantisipasi terjadinya ancaman resesi nasional . Sektor pertanian pun digenjot agar bisa menopang pertumbuhan ekonomi. Baca :Anggaran Kesehatan Naik 2 Persen di APBD Perubahan Sulsel
"Produksi pertanian Sulsel masih dalam on the track. Bahkan terjadi peningkatan produksi. Oleh karena itu saya kira kita jangan terbawa arus soal resesi . Karena kita di Sulsel, apalagi Indonesia sebagai negara agraris tentu diharapkan kita jangan sampai kena resesi ," tukas Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah.
Gubernur memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel di kuartal ketiga tidak lagi terkontraksi lebih dalam. Minimal, kata dia, sudah di atas 0%. "Proyeksi kita yang penting tidak minus," tegas Nurdin.
Semua sektor, lanjut Nurdin sudah dipacu untuk bergerak, disamping penanganan COVID-19 tetap berjalan. "Kalau kita semua bangun sinergi membuat langkah yang sama, kita saling menopang, bukan saling menghujat, dan saling merendahkan. Kondisi yang sulit ini kita harus jaga soliditas kita. Itu aja kuncinya,"jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi Bakri tak menampik, sejak awal masa pandemi COVID-19 di kuartal kedua, perekonomian di Sulsel sempat anjlok. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor.
Salah satunya, disebabkan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan yang sangat berefek pada perlambatan laju aktivitas perekonomian di masyarakat.
"Di kuartal kedua kemarin kita mengalami kontraksi karena PSBB Makassar dua kali, kemudian disusul Gowa. Saya kira itu salah satu kebijakan yang memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas perekonomian masyarakat," ungkap Edi kepada SINDOnews.
Setelah kebijakan PSBB dicabut, kinerja ekonomi kembali mulai dipacu, seiring sejalan dengan penanganan kesehatan untuk COVID-19. Sektor pertanian, yang disebutnya yang paling dimaksimalkan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Sulsel memasuki kuartal ketiga. Baca Juga : Gubernur-BPJAMSOTEK Sepakat Dorong Kenyamanan Seluruh Pekerja Sulsel
"Jadi kita memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Sulsel di kuartal ketiga ini Insyaallah akan tumbuh positif. Tentunya dengan asumsi tidak ada lagi PSBB, kemudian pandemi COVID mulai terkendali, kemudian sektor pertanian bisa bergerak maksimal," urai dia.
Edi memaparkan, ancaman resesi memang sempat dilontarkan Menteri Keuangan RI di kuartal ketiga. Artinya, kinerja perekonomian diprediksi masih terkontraksi. Jika dalam dua kuartal berturut-turut masih tumbuh negatif, resesi tak dapat dihindarkan.
"Artinya kalau di dua kuartal, hanya satu kuartal yang minus, maka itu belum terjadi resesi . Karena teori kan, dua kuartal berturut-turut minus. Jadi secara nasional ibu menteri sudah tegaskan. Tapi kita di Sulsel masih sangat optimis bahwa di kuartal ketiga ini kita masih tumbuh positif, sehingga Sulsel ini aman dari ancaman resesi ," bebernya.
Sebelumnya dia mengaku, pertumbuhan ekonomi Sulsel sempat diprediksi naik 4,5% di kuartal ketiga. Meski diakui angka ini masih sulit dicapai, setidaknya Edi meyakini pertumbuhan ekonomi Sulsel tidak lagi terkoreksi. "Jadi kalau kita melihat kondisi, Insyaallah akan tumbuh positif di kuartal ketiga ini. Minimal sudah tumbuh di atas 0%," ungkap Edi.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah menilai meski belum merilis data resmi, tapi secara umum menilai pertumbuhan ekonomi Sulsel di kuartal ketiga sudah lebih baik dibanding kuartal sebelumnya. "Secara hipotesis, lebih bagus dari triwulan kedua," singkat Yos. Baca Lagi : 400 Warga Sulsel akan Dilatih dan Dimagangkan di Perusahaan
"Produksi pertanian Sulsel masih dalam on the track. Bahkan terjadi peningkatan produksi. Oleh karena itu saya kira kita jangan terbawa arus soal resesi . Karena kita di Sulsel, apalagi Indonesia sebagai negara agraris tentu diharapkan kita jangan sampai kena resesi ," tukas Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah.
Gubernur memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel di kuartal ketiga tidak lagi terkontraksi lebih dalam. Minimal, kata dia, sudah di atas 0%. "Proyeksi kita yang penting tidak minus," tegas Nurdin.
Semua sektor, lanjut Nurdin sudah dipacu untuk bergerak, disamping penanganan COVID-19 tetap berjalan. "Kalau kita semua bangun sinergi membuat langkah yang sama, kita saling menopang, bukan saling menghujat, dan saling merendahkan. Kondisi yang sulit ini kita harus jaga soliditas kita. Itu aja kuncinya,"jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi Bakri tak menampik, sejak awal masa pandemi COVID-19 di kuartal kedua, perekonomian di Sulsel sempat anjlok. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor.
Salah satunya, disebabkan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan yang sangat berefek pada perlambatan laju aktivitas perekonomian di masyarakat.
"Di kuartal kedua kemarin kita mengalami kontraksi karena PSBB Makassar dua kali, kemudian disusul Gowa. Saya kira itu salah satu kebijakan yang memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas perekonomian masyarakat," ungkap Edi kepada SINDOnews.
Setelah kebijakan PSBB dicabut, kinerja ekonomi kembali mulai dipacu, seiring sejalan dengan penanganan kesehatan untuk COVID-19. Sektor pertanian, yang disebutnya yang paling dimaksimalkan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Sulsel memasuki kuartal ketiga. Baca Juga : Gubernur-BPJAMSOTEK Sepakat Dorong Kenyamanan Seluruh Pekerja Sulsel
"Jadi kita memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Sulsel di kuartal ketiga ini Insyaallah akan tumbuh positif. Tentunya dengan asumsi tidak ada lagi PSBB, kemudian pandemi COVID mulai terkendali, kemudian sektor pertanian bisa bergerak maksimal," urai dia.
Edi memaparkan, ancaman resesi memang sempat dilontarkan Menteri Keuangan RI di kuartal ketiga. Artinya, kinerja perekonomian diprediksi masih terkontraksi. Jika dalam dua kuartal berturut-turut masih tumbuh negatif, resesi tak dapat dihindarkan.
"Artinya kalau di dua kuartal, hanya satu kuartal yang minus, maka itu belum terjadi resesi . Karena teori kan, dua kuartal berturut-turut minus. Jadi secara nasional ibu menteri sudah tegaskan. Tapi kita di Sulsel masih sangat optimis bahwa di kuartal ketiga ini kita masih tumbuh positif, sehingga Sulsel ini aman dari ancaman resesi ," bebernya.
Sebelumnya dia mengaku, pertumbuhan ekonomi Sulsel sempat diprediksi naik 4,5% di kuartal ketiga. Meski diakui angka ini masih sulit dicapai, setidaknya Edi meyakini pertumbuhan ekonomi Sulsel tidak lagi terkoreksi. "Jadi kalau kita melihat kondisi, Insyaallah akan tumbuh positif di kuartal ketiga ini. Minimal sudah tumbuh di atas 0%," ungkap Edi.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah menilai meski belum merilis data resmi, tapi secara umum menilai pertumbuhan ekonomi Sulsel di kuartal ketiga sudah lebih baik dibanding kuartal sebelumnya. "Secara hipotesis, lebih bagus dari triwulan kedua," singkat Yos. Baca Lagi : 400 Warga Sulsel akan Dilatih dan Dimagangkan di Perusahaan
(sri)