Tanpa Lockdown Total, Yuk! Intip Cara Taiwan Taklukkan COVID-19
loading...
A
A
A
"Gelombang kampanye disinformasi ini adalah vektor baru untuk bentuk serangan lama, menggunakan krisis kesehatan sebagai cara baru menyerang Taiwan," kata Nick Monaco, direktur lab intelijen digital di Institute for the Future.
Monaco mengatakan bahwa komunikasi yang transparan antara pemerintah dan masyarakat sipil di Taiwan membantu menangkal kampanye disinformasi.
"Semua hal ini digabungkan membuat bahaya rumor massa menyebar dalam situasi seperti ini sangat tidak mungkin," kata Monako kepada DW.com. "Sebelum rumor seperti ini menyebar luas, mereka sudah dibantah oleh Taiwan FactCheck Center."
Riset Medis Taiwan
Taiwan juga telah berinvestasi dalam kapasitas penelitian biomedis selama beberapa dekade terakhir dan tim peneliti telah bekerja untuk memproduksi secara massal alat tes diagnostik cepat untuk COIVD-19.
Minggu lalu, sebuah tim peneliti di Taiwan Academia Sinica berhasil membuat dan menguji antibodi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi protein yang menyebabkan coronavirus. Tim itu bertujuan untuk menghasilkan tes cepat baru untuk virus corona yang dapat mempersingkat kerangka waktu untuk diagnosis hingga 20 menit.
Peneliti utama tim, Dr Yang An-Suei, mengatakan pada 8 Maret lalu bahwa langkah selanjutnya bagi tim adalah memvalidasi produk sebelum meluncurkan alat tes cepat di Taiwan.
Meskipun Beijing terus memblokir Taiwan untuk bergabung kembali dengan WHO, pakar kesehatan masyarakat Wang mengatakan bahwa Taiwan terus berbagi pengalamannya dalam memerangi wabah coronavirus dengan negara lain.
"Taiwan telah berbagi strategi pencegahan epidemi mereka dengan negara-negara lain melalui tele-konferensi, sambil membantu negara-negara yang tidak memiliki kemampuan medis canggih untuk memproses sampel dari pasien," kata Wang.
"Menurut saya, WHO membutuhkan Taiwan jauh lebih banyak daripada Taiwan membutuhkan WHO dalam perang melawan coronavirus," kata Chi.
Monaco mengatakan bahwa komunikasi yang transparan antara pemerintah dan masyarakat sipil di Taiwan membantu menangkal kampanye disinformasi.
"Semua hal ini digabungkan membuat bahaya rumor massa menyebar dalam situasi seperti ini sangat tidak mungkin," kata Monako kepada DW.com. "Sebelum rumor seperti ini menyebar luas, mereka sudah dibantah oleh Taiwan FactCheck Center."
Riset Medis Taiwan
Taiwan juga telah berinvestasi dalam kapasitas penelitian biomedis selama beberapa dekade terakhir dan tim peneliti telah bekerja untuk memproduksi secara massal alat tes diagnostik cepat untuk COIVD-19.
Minggu lalu, sebuah tim peneliti di Taiwan Academia Sinica berhasil membuat dan menguji antibodi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi protein yang menyebabkan coronavirus. Tim itu bertujuan untuk menghasilkan tes cepat baru untuk virus corona yang dapat mempersingkat kerangka waktu untuk diagnosis hingga 20 menit.
Peneliti utama tim, Dr Yang An-Suei, mengatakan pada 8 Maret lalu bahwa langkah selanjutnya bagi tim adalah memvalidasi produk sebelum meluncurkan alat tes cepat di Taiwan.
Meskipun Beijing terus memblokir Taiwan untuk bergabung kembali dengan WHO, pakar kesehatan masyarakat Wang mengatakan bahwa Taiwan terus berbagi pengalamannya dalam memerangi wabah coronavirus dengan negara lain.
"Taiwan telah berbagi strategi pencegahan epidemi mereka dengan negara-negara lain melalui tele-konferensi, sambil membantu negara-negara yang tidak memiliki kemampuan medis canggih untuk memproses sampel dari pasien," kata Wang.
"Menurut saya, WHO membutuhkan Taiwan jauh lebih banyak daripada Taiwan membutuhkan WHO dalam perang melawan coronavirus," kata Chi.
(nfl)