Hudono Terpilih secara Aklamasi Jadi Ketua PWI DIY 2020-2025
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama dua hari Jumat-Sabtu (25-26/2020) menggelar konferansi daerah (konferda). Konferda ini sebagai pertanggungjawabkan pengurus PWI DIY peruode 2015-2020 dan pemilihan pengurus baru periode 2020-2025.
Pertanggungjawaban pengurus PWI DIY 2015-2020 digelar di hari pertama Jumat (25/9/2020), sedangkan pemilihan pengurus baru dilakukan di hari kedua Sabtu (26/9/2020). (BACA JUGA: 2 Sepeda Motor Tabrakan, 1 Pengendara Tewas di Tempat )
Konferda PWI DIY hari kedua diikuti 87 anggota PWI DIY atau pemilih yang memberikan suaranya. Sidang Konferda PWI DIY 2020 dipimpin oleh Esti Susilarti. (BACA JUGA: Masa Pandemi COVID-19, KPU Surabaya Gelar Deklarasi Pilkada Damai secara Virtual )
Konferda PWI DIY 2020 didukung oleh Bank BNI, Bank BRI, Bank BPD DIY, Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) dan Anggota DPD RI M Afnan Hadikusumo. (BACA JUGA: Pelaku Pungli Ditembak Mati Polisi, Warga Blokir Jalinsum )
Selain memiih ketua PWI DIY baru dalam konferda itu juga memilih ketua dewan kehormatan (DKP) PWI DIY periode 2020-2025. Dalam pemilihan ketua PWI DIY Hudono terpilih secara aklamasi. Sedangkan Ketua DKP PWI DIY periode 2020-2025 dijabat Sihono yang memperoleh suara terbanyak.
Dalam proses pemilihan Ketua PWI DIY, forum mengajukan tiga nama calon yaitu Hudono, Swasto Dayanto dan Esti Susilarti. Tapi dua calon tidak bersedia dipilih sehingga terjadi calon tunggal. Sehingga Hudono secara musyawarah mufakat (aklamasi) terpilih sebagai ketua.
Sedangkan dalam proses pemilihan Ketua DKP PWI DIY, forum mengajukan lima nama calon untuk dipilih, yaitu Sihono, Primaswolo Sujono, Susi Lastuti, Sayyid Mussahada dan Swasto Dayanto.
Tiga dari lima nama calon menyatakan tidak bersedia dipilih sehingga menyisakan dua calon yaitu Sihono dan Primaswolo Sujono. Dalam pemilihan dan perhitungan suara, Sihono memperoleh 62 suara dan Primaswolo Sujono 24 suara.
Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Zulkifli Gani Ottoh mengatakan menyambut baik dan mengapresiasi proses pemilihan dalam Konferda PWI DIY tersebut, sehingga bisa menjadi barometer dan percontohan konferda PWI di provinsi-provinsi lain. Menurut Zulkifli, kebersamaan dan persatuan anggota PWI DIY sangat luar dan kelihatan sekali dalam konferda itu.
"Sampai hari pelaksanaan tidak ada satupun yang mencalonkan diri sebagai ketua, ternyata itu mereka (para anggota) saling menjaga perasaan satu sama lain. Barulah dipancing saat sidang muncul tiga nama calon, tapi yang dua mengundurkan diri sehingga satu calon terpilih secara aklamasi," katanya.
Selain itu, Zulkifli juga kagum karena baru pertama kali menemui proses pemilihan formatur di konferda yang pemilihnya (anggota PWI) diberi kesempatan seluas-luasnya memilih nama-nama yang akan dijadikan Formatur.
"Pemilihan Formatur yang dilakukan PWI DIY ini tidak biasa terjadi, dan baru terjadi di sini. Inilah saya punya kenang-kenangan yang baik sekali di Yogyakarta. Semoga kebersamaan dan persatuan wartawan DIY terus terpelihara dan terus tingkatkan profesionalisme," ungkapnya.
Ketua PWI DIY terpilih, Hudono mengatakan kedepan tetap akan melanjutkan program terdahulu yakni mengawal realisasi pembangunan Graha Pers Pancasila dan pendirian lembaga pendidikan dan pengembangan Pers Pancasila.
Selain itu akan melakukan penguatan konsolidasi internal terutama soal perlindungan hukum bagi wartawan, karena wartawan rentan dikriminalisasi. "Kita mengupayakan perlindungan hukum terhadap wartawan, biar jika ada masalah soal pemberitaan, urusannya tidak langsung ke polisi.
“Kita akan berkoodinasi dengan aparat kepolisian soal perlindungan wartawan bahwa wartawan dalam menjalankan profesinya dilindungi UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik," jelasnya.
Selain itu pemberdayaan ekonomi wartawan juga akan menjadi perhatiannya, melalui penguatan-penguatan ekonomi. Misalnya akan lebih menggerakkan Koperasi Pena Kencana dengan unit-unit usahanya, antara lain Mina Warta dan Cafe 45.
"Koperasi di PWI DIY memang sudah ada tapi belum optimal, kita akan optimalkan," janjinya.
Pertanggungjawaban pengurus PWI DIY 2015-2020 digelar di hari pertama Jumat (25/9/2020), sedangkan pemilihan pengurus baru dilakukan di hari kedua Sabtu (26/9/2020). (BACA JUGA: 2 Sepeda Motor Tabrakan, 1 Pengendara Tewas di Tempat )
Konferda PWI DIY hari kedua diikuti 87 anggota PWI DIY atau pemilih yang memberikan suaranya. Sidang Konferda PWI DIY 2020 dipimpin oleh Esti Susilarti. (BACA JUGA: Masa Pandemi COVID-19, KPU Surabaya Gelar Deklarasi Pilkada Damai secara Virtual )
Konferda PWI DIY 2020 didukung oleh Bank BNI, Bank BRI, Bank BPD DIY, Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) dan Anggota DPD RI M Afnan Hadikusumo. (BACA JUGA: Pelaku Pungli Ditembak Mati Polisi, Warga Blokir Jalinsum )
Selain memiih ketua PWI DIY baru dalam konferda itu juga memilih ketua dewan kehormatan (DKP) PWI DIY periode 2020-2025. Dalam pemilihan ketua PWI DIY Hudono terpilih secara aklamasi. Sedangkan Ketua DKP PWI DIY periode 2020-2025 dijabat Sihono yang memperoleh suara terbanyak.
Dalam proses pemilihan Ketua PWI DIY, forum mengajukan tiga nama calon yaitu Hudono, Swasto Dayanto dan Esti Susilarti. Tapi dua calon tidak bersedia dipilih sehingga terjadi calon tunggal. Sehingga Hudono secara musyawarah mufakat (aklamasi) terpilih sebagai ketua.
Sedangkan dalam proses pemilihan Ketua DKP PWI DIY, forum mengajukan lima nama calon untuk dipilih, yaitu Sihono, Primaswolo Sujono, Susi Lastuti, Sayyid Mussahada dan Swasto Dayanto.
Tiga dari lima nama calon menyatakan tidak bersedia dipilih sehingga menyisakan dua calon yaitu Sihono dan Primaswolo Sujono. Dalam pemilihan dan perhitungan suara, Sihono memperoleh 62 suara dan Primaswolo Sujono 24 suara.
Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Zulkifli Gani Ottoh mengatakan menyambut baik dan mengapresiasi proses pemilihan dalam Konferda PWI DIY tersebut, sehingga bisa menjadi barometer dan percontohan konferda PWI di provinsi-provinsi lain. Menurut Zulkifli, kebersamaan dan persatuan anggota PWI DIY sangat luar dan kelihatan sekali dalam konferda itu.
"Sampai hari pelaksanaan tidak ada satupun yang mencalonkan diri sebagai ketua, ternyata itu mereka (para anggota) saling menjaga perasaan satu sama lain. Barulah dipancing saat sidang muncul tiga nama calon, tapi yang dua mengundurkan diri sehingga satu calon terpilih secara aklamasi," katanya.
Selain itu, Zulkifli juga kagum karena baru pertama kali menemui proses pemilihan formatur di konferda yang pemilihnya (anggota PWI) diberi kesempatan seluas-luasnya memilih nama-nama yang akan dijadikan Formatur.
"Pemilihan Formatur yang dilakukan PWI DIY ini tidak biasa terjadi, dan baru terjadi di sini. Inilah saya punya kenang-kenangan yang baik sekali di Yogyakarta. Semoga kebersamaan dan persatuan wartawan DIY terus terpelihara dan terus tingkatkan profesionalisme," ungkapnya.
Ketua PWI DIY terpilih, Hudono mengatakan kedepan tetap akan melanjutkan program terdahulu yakni mengawal realisasi pembangunan Graha Pers Pancasila dan pendirian lembaga pendidikan dan pengembangan Pers Pancasila.
Selain itu akan melakukan penguatan konsolidasi internal terutama soal perlindungan hukum bagi wartawan, karena wartawan rentan dikriminalisasi. "Kita mengupayakan perlindungan hukum terhadap wartawan, biar jika ada masalah soal pemberitaan, urusannya tidak langsung ke polisi.
“Kita akan berkoodinasi dengan aparat kepolisian soal perlindungan wartawan bahwa wartawan dalam menjalankan profesinya dilindungi UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik," jelasnya.
Selain itu pemberdayaan ekonomi wartawan juga akan menjadi perhatiannya, melalui penguatan-penguatan ekonomi. Misalnya akan lebih menggerakkan Koperasi Pena Kencana dengan unit-unit usahanya, antara lain Mina Warta dan Cafe 45.
"Koperasi di PWI DIY memang sudah ada tapi belum optimal, kita akan optimalkan," janjinya.
(awd)