Pembayaran Retribusi Pasar Sentral Bulukumba Pakai Sistem Non Tunai
loading...
A
A
A
BULUKUMBA - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bulukumba membuat terobosan untuk menekan kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pedagang pasar. Terobosan itu yakni sistem pembayaran retribusi nontunai. Tahap pertama, sistem ini akan diberlakukan di Pasar Sentral Bulukumba.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Munthasir Nawir mengatakan, program ini dimaksud untuk membuat pengelolaan retribusi pasar lebih transparan, akuntabel, serta lebih mudah dikontrol setiap saat. Muntasir bilang, pihaknya menggandeng Bank Sulselbar Cabang Bulukumba untuk menjalankan program ini.
“Untuk pelaksanaan tahap pertama kita memulai di Pasar Sentral, ke depan akan dikembangkan dan diberlakukan di pasar-pasar rakyat lainnya. Kami berharap retribusi nontunai ini dapat meningkatkan PAD kita,” beber Munthasir saat launching retribusi nontunai di Pasar Sentral Bulukumba, Kamis (24/9/2020).
Sementara itu, Kepala Cabang Bank Sulselbar Bulukumba, Dhin Nuwarah mengemukakan bahwa, pembayaran retribusi nontunai lebih mudah, lebih dipercaya, dan akuntabel. Program ini pun direspons baik, karena memang fungsi Bank Sulselbar membantu pemerintah meningkatkan PAD. Ia menyebut aplikasi retribusi nontunai ini yang pertama kali dilakukan di wilayah Sulsel dan Sulawesi Barat.
“Dari 32 cabang kantor kas, Kabupaten Bulukumba yang pertama memberlakukan retribusi nontunai ini,” beber Dhin.
Dhin menjelaskan, untuk mekanisme pembayaran retribusi nontunainya, para pedagangan tinggal menggesek kartu ATM/ kartu debitnya di mesin EDC (alat pendebetan) yang disiapkan petugas. Selain kartu ATM, pedagang juga bisa menyetor melalui aplikasi di smartphone dengan quick response code Indonesian standard (QRIS) .
Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali yang meresmikan penggunaan pembayaran retribusi nontunai ini menyampaikan bahwa, program ini sejalan dengan gerakan nasional nontunai yang dicanangkan Bank Indonesia .
Selain memudahkan pedagang dalam membayaran retribusi, transaksi nontunai juga sangat membantu dalam upaya mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 . Sebab, uang tunai merupakan salah satu wadah penularan virus corona.
“Saya mengajak para pedagang pasar untuk mendukung pembayaran nontunai ini. Oleh karena apabila PAD meningkat maka anggaran pembangunan juga meningkat,” kata Sukri Sappewali.
Pada acara peresmian pembayaran retribusi nontunai, Bupati AM Sukri Sappewali menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Dinas Perdaganganan dan Perindustrian dengan Bank Sulselbar, serta menyaksikan simulasi pembayaran retribusi nontunai tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Munthasir Nawir mengatakan, program ini dimaksud untuk membuat pengelolaan retribusi pasar lebih transparan, akuntabel, serta lebih mudah dikontrol setiap saat. Muntasir bilang, pihaknya menggandeng Bank Sulselbar Cabang Bulukumba untuk menjalankan program ini.
“Untuk pelaksanaan tahap pertama kita memulai di Pasar Sentral, ke depan akan dikembangkan dan diberlakukan di pasar-pasar rakyat lainnya. Kami berharap retribusi nontunai ini dapat meningkatkan PAD kita,” beber Munthasir saat launching retribusi nontunai di Pasar Sentral Bulukumba, Kamis (24/9/2020).
Sementara itu, Kepala Cabang Bank Sulselbar Bulukumba, Dhin Nuwarah mengemukakan bahwa, pembayaran retribusi nontunai lebih mudah, lebih dipercaya, dan akuntabel. Program ini pun direspons baik, karena memang fungsi Bank Sulselbar membantu pemerintah meningkatkan PAD. Ia menyebut aplikasi retribusi nontunai ini yang pertama kali dilakukan di wilayah Sulsel dan Sulawesi Barat.
“Dari 32 cabang kantor kas, Kabupaten Bulukumba yang pertama memberlakukan retribusi nontunai ini,” beber Dhin.
Dhin menjelaskan, untuk mekanisme pembayaran retribusi nontunainya, para pedagangan tinggal menggesek kartu ATM/ kartu debitnya di mesin EDC (alat pendebetan) yang disiapkan petugas. Selain kartu ATM, pedagang juga bisa menyetor melalui aplikasi di smartphone dengan quick response code Indonesian standard (QRIS) .
Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali yang meresmikan penggunaan pembayaran retribusi nontunai ini menyampaikan bahwa, program ini sejalan dengan gerakan nasional nontunai yang dicanangkan Bank Indonesia .
Selain memudahkan pedagang dalam membayaran retribusi, transaksi nontunai juga sangat membantu dalam upaya mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 . Sebab, uang tunai merupakan salah satu wadah penularan virus corona.
“Saya mengajak para pedagang pasar untuk mendukung pembayaran nontunai ini. Oleh karena apabila PAD meningkat maka anggaran pembangunan juga meningkat,” kata Sukri Sappewali.
Pada acara peresmian pembayaran retribusi nontunai, Bupati AM Sukri Sappewali menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Dinas Perdaganganan dan Perindustrian dengan Bank Sulselbar, serta menyaksikan simulasi pembayaran retribusi nontunai tersebut.
(luq)