Miris! Kakek Sebatang Kara di Sidimpuan 8 Tahun Tinggal di Gerobak
loading...
A
A
A
PADANGSIDEMPUAN - Seorang pria lanjut usia (lansia) di Kota Padangsidimpuan , Sumatera Utara tinggal di dalam gerobak di Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Wek IV, tepatnya di dekat pagar Masjid Raya Al-Abror.
Sayangnya, hingga saat ini tidak ada perhatian dari Pemerintah Kota Salak. Pria yang bernama Hasan Siregar ini mengaku telah tinggal di gerobak tersebut selama 8 tahun. (Baca juga: Tokoh Adat dan Jawara Banten Sebut Kabareskrim Jenderal Tanpa Sekat)
Kepada SINDONews, pria 83 tahun itu mengaku tidak memiliki rumah. Tapi, dia juga bersyukur karena ada warga yang memberikan gerobak, sehingga mempunyai tempat untuk ditinggali. (Baca juga: Hujan Deras Semalaman, Ruas Jalinbar ke Bengkulu Tertimbun Longsor)
"Sebelum ada gerobak ini, saya tidak punya tempat tinggal. Kadang tidur di emperan, dan kadang tidur dekat tangga masjid. Beberapa tahun lalu ada yang berbaik hati dan memberikan saya gerobak. Dan akhirnya gerobak ini saya jadikan tempat tinggal karena saya tidak memiliki keluarga," ucapnya saat ditemui, Sabtu (12/9/2020).
Diceritakannya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari makan, dirinya bekerja memulung barang bekas sebelum akhirnya dijual ke tempat pengepul. Namun, selama pandemi COVID-19 melanda, dirinya mengaku kesulitan ekonomi.
"Kakek bertahan hidup dari hasil memulung, tapi selama pandemi pandemi ini saya baru menjual barang bekas yang di kumpul 6 bulan lalu dan hanya menerima Rp200 ribu karena sangat susah mendapatkan barang bekas saat ini,” ucap pria kelahiran Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Hasan bercerita, dirinya datang ke Kota Padangsidimpuan setelah Indonesia merdeka. Saat itu, dia menumpang kenderaan penjajah Belanda menuju Kota Padangsidimpuan.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengaku sempat ikut berjuang di massa penjajahan. "Saya ke Sidimpuan ini numpang kenderaan Belanda. Dan saya masih ikut berjuang melawan penjajah. Namun beginilah hasilnya," ungkapnya sembari menyebutkan masih banyak orang tidak percaya dengan ucapannya.
Sayangnya, hingga saat ini tidak ada perhatian dari Pemerintah Kota Salak. Pria yang bernama Hasan Siregar ini mengaku telah tinggal di gerobak tersebut selama 8 tahun. (Baca juga: Tokoh Adat dan Jawara Banten Sebut Kabareskrim Jenderal Tanpa Sekat)
Kepada SINDONews, pria 83 tahun itu mengaku tidak memiliki rumah. Tapi, dia juga bersyukur karena ada warga yang memberikan gerobak, sehingga mempunyai tempat untuk ditinggali. (Baca juga: Hujan Deras Semalaman, Ruas Jalinbar ke Bengkulu Tertimbun Longsor)
"Sebelum ada gerobak ini, saya tidak punya tempat tinggal. Kadang tidur di emperan, dan kadang tidur dekat tangga masjid. Beberapa tahun lalu ada yang berbaik hati dan memberikan saya gerobak. Dan akhirnya gerobak ini saya jadikan tempat tinggal karena saya tidak memiliki keluarga," ucapnya saat ditemui, Sabtu (12/9/2020).
Diceritakannya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari makan, dirinya bekerja memulung barang bekas sebelum akhirnya dijual ke tempat pengepul. Namun, selama pandemi COVID-19 melanda, dirinya mengaku kesulitan ekonomi.
"Kakek bertahan hidup dari hasil memulung, tapi selama pandemi pandemi ini saya baru menjual barang bekas yang di kumpul 6 bulan lalu dan hanya menerima Rp200 ribu karena sangat susah mendapatkan barang bekas saat ini,” ucap pria kelahiran Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Hasan bercerita, dirinya datang ke Kota Padangsidimpuan setelah Indonesia merdeka. Saat itu, dia menumpang kenderaan penjajah Belanda menuju Kota Padangsidimpuan.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengaku sempat ikut berjuang di massa penjajahan. "Saya ke Sidimpuan ini numpang kenderaan Belanda. Dan saya masih ikut berjuang melawan penjajah. Namun beginilah hasilnya," ungkapnya sembari menyebutkan masih banyak orang tidak percaya dengan ucapannya.
(shf)