Polisi Mengaku Kesulitan Ungkap Pelaku Penyerang Sekretariat LPM Profesi UNM
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sudah hampir sepekan penyerangan sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi, Universitas Negeri Makassar (UNM) berlalu, namun jajaran Polsek Tamalate belum bisa mengungkap dalang insiden itu.
"Polisi sepertinya tidak serius menangani kasus kami. Karena setiap saya kabari, masih bilang penyelidikan. Tidak pernah juga cek-cek ke sini. Padahal ada tiga rumah yang ada CCTV, kami juga tidak pernah dimintai keterangan lagi," keluh Pimpinan Umum LPM Profesi, Muhammad Sauki Maulana, Jumat (11/9/2020) melalui sambungan telepon.
Sauki menyebut, kasus tersebut diduga kuat ada hubungannya dengan reportase berjudul 'Kisruh di Akhir Kepengurusan’ dan ‘Langgar Konstitusi Hingga Dugaan Korupsi ’ di tabloid Profesi Edisi 242 pada yang terbit Rabu 2 September 2020.
Laporan khusus itu terkait pecahnya internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM dan dugaan indikasi kasus korupsi yang melibatkan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) UNM.
Reportase tersebut diduga jadi pemicu teror dan ancaman oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK), hingga menyebabkan kaca jendela sekretariat mereka di Jalan Mallengkeri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar dilempari batu pada Sabtu 5 September 2020 lalu.
"Yang jelas kami minta kepolisian untuk lebih serius mengusut kasus yang kami laporkan. Sampai hari ini tidak ada yang datang penyidik ataupun anggota lapangan untuk berkoordinasi. Biasanya hanya saya yang mengirim pesan ke penyidiknya, tapi begitu jawabnya hanya masih lidik," tegas Sauki.
Kasus dugaan teror dan ancaman terhadap lembaga pers mahasiswa itu sendiri telah dilaporkan ke Polsek Tamalate tidak lama setelah penyerangan terjadi. Sauki juga telah meminta perlindungan bantuan pendampingan hukum ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar pada Selasa, 8 September 2020 sekira pukul 00.30 Wita.
"Karena kami khawatir, jangan sampai ada teror-teror berikutnya. Karena pelaku-pelakunya masih berkeliaran. Apalagi ini Polsek sepertinya diam di tempat. Tidak ada kabar terbaru, selalunya kami yang duluan mengirimkan pesan," tukas Sauki.
Terpisah, Kapolsek Tamalate, Kompol Arif Amiruddin mengaku masih kewalahan mengusut peristiwa, lantaran kurangnya petunjuk yang bisa mengarah ke para terduga pelaku. Bukti-bukti yang mampu didapatkan hanya serpihan kaca dan beberapa batu, diduga digunakan oleh orang tak dikenal menyerang sekretariat LPM Profesi.
"Pelakunya lebih dari satu orang. Cuman kita terkendala di CCTV. Seandainya itu ada kita bisa terbantu, tapi pengecekan di lokasi di sekitar tempat kejadian perkara itu memang tidak ada yang punya CCTV. Sementara kita masih penyelidikan," jelas Arif melalui sambungan telepon.
Hingga kini kata Arif pihaknya mengumpulkan keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi, termasuk dugaan penyebab terjadi penyerangan, akibat pemberitaan yang menyoroti kinerja dua lembaga internal mahasiswa.
"Kita masih kumpulkan keterangan dulu. Mereka ada persoalan atau seperti apa. Itu (terkait pemberitaan) juga sementara kita klarifikasi, karena kita tidak bisa memprediksi. Insyaallah, mudah-mudahan kita bisa tangkap pelakunya. Sementara anggota juga bekerja di lapangan," imbuhnya.
"Polisi sepertinya tidak serius menangani kasus kami. Karena setiap saya kabari, masih bilang penyelidikan. Tidak pernah juga cek-cek ke sini. Padahal ada tiga rumah yang ada CCTV, kami juga tidak pernah dimintai keterangan lagi," keluh Pimpinan Umum LPM Profesi, Muhammad Sauki Maulana, Jumat (11/9/2020) melalui sambungan telepon.
Sauki menyebut, kasus tersebut diduga kuat ada hubungannya dengan reportase berjudul 'Kisruh di Akhir Kepengurusan’ dan ‘Langgar Konstitusi Hingga Dugaan Korupsi ’ di tabloid Profesi Edisi 242 pada yang terbit Rabu 2 September 2020.
Laporan khusus itu terkait pecahnya internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM dan dugaan indikasi kasus korupsi yang melibatkan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) UNM.
Reportase tersebut diduga jadi pemicu teror dan ancaman oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK), hingga menyebabkan kaca jendela sekretariat mereka di Jalan Mallengkeri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar dilempari batu pada Sabtu 5 September 2020 lalu.
"Yang jelas kami minta kepolisian untuk lebih serius mengusut kasus yang kami laporkan. Sampai hari ini tidak ada yang datang penyidik ataupun anggota lapangan untuk berkoordinasi. Biasanya hanya saya yang mengirim pesan ke penyidiknya, tapi begitu jawabnya hanya masih lidik," tegas Sauki.
Kasus dugaan teror dan ancaman terhadap lembaga pers mahasiswa itu sendiri telah dilaporkan ke Polsek Tamalate tidak lama setelah penyerangan terjadi. Sauki juga telah meminta perlindungan bantuan pendampingan hukum ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar pada Selasa, 8 September 2020 sekira pukul 00.30 Wita.
"Karena kami khawatir, jangan sampai ada teror-teror berikutnya. Karena pelaku-pelakunya masih berkeliaran. Apalagi ini Polsek sepertinya diam di tempat. Tidak ada kabar terbaru, selalunya kami yang duluan mengirimkan pesan," tukas Sauki.
Terpisah, Kapolsek Tamalate, Kompol Arif Amiruddin mengaku masih kewalahan mengusut peristiwa, lantaran kurangnya petunjuk yang bisa mengarah ke para terduga pelaku. Bukti-bukti yang mampu didapatkan hanya serpihan kaca dan beberapa batu, diduga digunakan oleh orang tak dikenal menyerang sekretariat LPM Profesi.
"Pelakunya lebih dari satu orang. Cuman kita terkendala di CCTV. Seandainya itu ada kita bisa terbantu, tapi pengecekan di lokasi di sekitar tempat kejadian perkara itu memang tidak ada yang punya CCTV. Sementara kita masih penyelidikan," jelas Arif melalui sambungan telepon.
Hingga kini kata Arif pihaknya mengumpulkan keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi, termasuk dugaan penyebab terjadi penyerangan, akibat pemberitaan yang menyoroti kinerja dua lembaga internal mahasiswa.
"Kita masih kumpulkan keterangan dulu. Mereka ada persoalan atau seperti apa. Itu (terkait pemberitaan) juga sementara kita klarifikasi, karena kita tidak bisa memprediksi. Insyaallah, mudah-mudahan kita bisa tangkap pelakunya. Sementara anggota juga bekerja di lapangan," imbuhnya.
(luq)