Jadi Narasumber Webinar Nasional, Thia Yufada Pamerkan Gambo Muba
loading...
A
A
A
SEKAYU - Produk Gambo Muba terus menuai apresiasi dari berbagai pihak. Kali ini, Senin (7/9/2020) inisiator Gambo Muba, Thia Yufada Dodi Reza, di tengah kesibukannya menyempatkan diri menjadi narasumber webinar 'Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Unggul sebagai Pembangkit Ekonomi Rakyat di Era New Normal Pasca-COVID-19, di Ruang Rapat Guest House
Serasan Sekate.
Dalam kesempatan ini, Thia Yufada menjelaskan bahwa gambir adalah produk unggulan di Muba dan menjadi gambaran sebuah ikon Kabupaten Muba. Ikon yang menjunjung tiga prinsip dasar di Muba sebagai salah Kabupaten anggota LTKL, dan kabupaten yang berkomitmen segala sesuatu kebijakan pemerintah daerah Muba diupayakan kelestarian lingkungan dan kehidupan.
Diterangkannya, kain jumputan tersebut menggunakan pewarna alami yang berasal dari Desa Toman Kecamatan Babat Toman. Dan gambir yang kualitas terbaik hanya diproduksi khusus oleh masyarakat Desa Toman dan terkhusus limbah gambir tersebut dapat dimanfaatkan untuk seluruh kecamatan dalam Kabupaten Muba.
"Gambir ini adalah salah satu bagian yang sangat penting esensial sekali untuk produk farmasi. Gambir Antibiotik alami, dan menurut riset yang telah dikeluarkan oleh universitas Sriwijaya dan IPB bahwa Gambir kami adalah yang terbaik di Indonesia. Keunggulan Gambo Muba, produk ini memiliki nilai estetika yang tinggi karena penggunaan bahan pewarnaan alami," terangnya.
Thia juga mengatakan bahwa kerajinan asli tangan pemberdayaan masyarakat terutama para ibu-ibu rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan ekonominya, dan produk produk Gambir ini juga sangat ramah lingkungan.
"Perlu saya ceritakan di sini, pada awalnya jumputan disini diusahakan dari ibu- ibu rumah tangga. Jadi memanfaatkan waktu luang mereka. Di Musi Banyuasin perempuan ini sebagian adalah tenaga kerja yang membantu suami menyadap pohon Karet di setiap pagi, kemudian pulang dari menyadap karet dan sorenya melakukan penjemputan. Di sinilah kita memasukkan UMKM nya," terangnya.
Selain itu, sang Inisiator ini juga memaparkan produk Pelepah pinang yang dikelola menjadi wadah makanan pengganti styrofoam dan plastik. "Pelepah pinang ini juga menjadi program kita bersama pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat dan inovasi produk ramah lingkungan ini juga terus kita fokuskan pengembangan pengelolaan pelepah pinang," terangnya.
Sementara, Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Iriyadi AK yang bertanya apakah UMKM terlahir dari kompetensi masyarakat dan apakah masih ada kendala di UMKM di Kabupaten Musi Banyuasin?
Pertanyaan ini ditanggapi langsung Thia Yufada, bahwa masih ada kendala di UMKM, tentu ada kendala, kendala akan datang bersamaan dengan peluang peluang yang muncul. Karena kendala takkan pernah berhenti dan kita pun harus berpikir terus bagaimana mengatasi kendala tersebut.
"Dan terkait pertanyan apakah berdasarkan dari kompetisi dari masyarakat? Sebenarnya ada dua hal ada yang lahir dari kompetensi masyarakat dan dari kesempatan dinas terkait," jawabnya.
Thia didampingi kepala Dinas koperasi dan UKM Zulfakar dan Plt Kepala Dispridagperin Azizah.
Serasan Sekate.
Dalam kesempatan ini, Thia Yufada menjelaskan bahwa gambir adalah produk unggulan di Muba dan menjadi gambaran sebuah ikon Kabupaten Muba. Ikon yang menjunjung tiga prinsip dasar di Muba sebagai salah Kabupaten anggota LTKL, dan kabupaten yang berkomitmen segala sesuatu kebijakan pemerintah daerah Muba diupayakan kelestarian lingkungan dan kehidupan.
Diterangkannya, kain jumputan tersebut menggunakan pewarna alami yang berasal dari Desa Toman Kecamatan Babat Toman. Dan gambir yang kualitas terbaik hanya diproduksi khusus oleh masyarakat Desa Toman dan terkhusus limbah gambir tersebut dapat dimanfaatkan untuk seluruh kecamatan dalam Kabupaten Muba.
"Gambir ini adalah salah satu bagian yang sangat penting esensial sekali untuk produk farmasi. Gambir Antibiotik alami, dan menurut riset yang telah dikeluarkan oleh universitas Sriwijaya dan IPB bahwa Gambir kami adalah yang terbaik di Indonesia. Keunggulan Gambo Muba, produk ini memiliki nilai estetika yang tinggi karena penggunaan bahan pewarnaan alami," terangnya.
Thia juga mengatakan bahwa kerajinan asli tangan pemberdayaan masyarakat terutama para ibu-ibu rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan ekonominya, dan produk produk Gambir ini juga sangat ramah lingkungan.
"Perlu saya ceritakan di sini, pada awalnya jumputan disini diusahakan dari ibu- ibu rumah tangga. Jadi memanfaatkan waktu luang mereka. Di Musi Banyuasin perempuan ini sebagian adalah tenaga kerja yang membantu suami menyadap pohon Karet di setiap pagi, kemudian pulang dari menyadap karet dan sorenya melakukan penjemputan. Di sinilah kita memasukkan UMKM nya," terangnya.
Selain itu, sang Inisiator ini juga memaparkan produk Pelepah pinang yang dikelola menjadi wadah makanan pengganti styrofoam dan plastik. "Pelepah pinang ini juga menjadi program kita bersama pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat dan inovasi produk ramah lingkungan ini juga terus kita fokuskan pengembangan pengelolaan pelepah pinang," terangnya.
Sementara, Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Iriyadi AK yang bertanya apakah UMKM terlahir dari kompetensi masyarakat dan apakah masih ada kendala di UMKM di Kabupaten Musi Banyuasin?
Pertanyaan ini ditanggapi langsung Thia Yufada, bahwa masih ada kendala di UMKM, tentu ada kendala, kendala akan datang bersamaan dengan peluang peluang yang muncul. Karena kendala takkan pernah berhenti dan kita pun harus berpikir terus bagaimana mengatasi kendala tersebut.
"Dan terkait pertanyan apakah berdasarkan dari kompetisi dari masyarakat? Sebenarnya ada dua hal ada yang lahir dari kompetensi masyarakat dan dari kesempatan dinas terkait," jawabnya.
Thia didampingi kepala Dinas koperasi dan UKM Zulfakar dan Plt Kepala Dispridagperin Azizah.
(ars)