Ratusan ASN Pemkot Bandung Terpapar COVID, Pelayanan Bakal Tetap Buka

Senin, 07 September 2020 - 21:55 WIB
loading...
Ratusan ASN Pemkot Bandung...
Pemkot Bandung memastikan pelayanan di sejumlah dinas tetap buka, kendati sebanyak 117 Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Bandung positif terpapar COVID-19. Foto/Ilustrasi/SINDOnews.dok
A A A
BANDUNG - Pemkot Bandung memastikan pelayanan di sejumlah dinas tetap buka, kendati sebanyak 117 Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Bandung positif terpapar COVID-19. Sekda Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, pelayanan di Kota Bandung tidak akan ditutup total. Sebab, menjadi hak masyarakat untuk tetap mendapatkan pelayanan dari pemerintah.

"Makanya kami ambil kebijakan, agar pelayanan tidak ditutup total. Tinggal bagaimana kita lakukan disiplin maksimal. Mudahan-mudahan tidak menimbulkan sebaran baru," jelas Ema, Senin (7/9/2020). (Baca juga: Waduh, 117 ASN di Kota Bandung Positif Terpapar COVID-19)

Kendati begitu, kata dia, mereka yang telah dinyatakan positif, secara otomatis diwajibkan melakukan isolasi. Baik isolasi mandiri atau ditangani oleh Dinas Kesehatan. Sehingga, mereka tidak lagi melakukan aktivitas di kantor. (Baca juga: Aksi KAMI di Gedung Sate Ricuh, Massa Usir Kelompok Tandingan)

"Kalau ASN wajib isolasi. Kami perintahkan DKK untuk lakukan trasing siapa kontak erat dengan dia. Semenatara untuk ASN-nya, kita arahkan isolasi di rumah atau kami siapkan. Tapi apakah kalau di rumah dia sanggup tidak menulari yang lain, jangan sampai keluarga kena," beber Ema.

Pemkot Bandung, kata dia, memiliki tempat yang memadai untuk isolasi. Saat ini, tempat yang ada misalnya RSKIA dan salah hotel. Kalaupun kurangan tempat, Pemkot Bandung bisa minta bantuan ke Pemprov Jabar untuk tempat isolasi.

Menurut dia, isolasi bagi mereka yang positif, berlaku bagi semua ASN. Baik itu staf atau pimpinan di tingkah kepala dinas atau camat. Temasuk saat ini yang terdeteksi adalah Kepala Dinas PU. Dia menyarankan agar melakukan isolasi mandiri bila tanpa gejala.

Temuan 117 ASN positif COVID, lanjut Ema, sebenarnya sudah bisa diprediksi. Karena pihaknya berkomitmen melakukan tes swab bagi 3.000 ASN. Namun, hal itu keniscayaan, ketimbang menjadi gunung es di kemudian hari.

"Saya enggak kaget. Karena ini bagian konsekwensi karena surveillance kita naikkan. Karena kita khawatir nanti jadi gunung es. Jadi lebih baik kita lakukan trasing sekarang" ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2183 seconds (0.1#10.140)