Hilang 8 Tahun Jadi Korban Pembunuhan, Ditemukan Dikubur di Sawah
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan berhasil mengungkap penemuan jasad korban pembunuhan yang telah hilang selama 8 tahun.
Jasad korban ditemukan sudah menjadi tulang-belulang di kubur di area persawahan tak jauh dari rumah pelaku. Total pelaku ada lima orang. (Baca juga: Waduh, Lima Debt Collector Ini Pukuli Konsumen dan Anaknya )
Dari 5 pelakuh itu, 3 pelaku tertangkap dan 1 tewas akibat bunuh diri. Sedangkan satu lagi berstatus daftar pencairan orang (DPO). (Baca juga: Sadis, Ibu Di Jerman Habisi Lima Anaknya Lalu Coba Bunuh Diri )
Setelah melakukan penggalian selama 2 jam, akhirnya jasad korban ditemukan. Jasad yang tinggal kerangka itu masih terbungkus karung dengan ciri-ciri pakaian yang terakhir dikenakan korban. Jasad korban hanya tinggal tulang belulang terkubur di area persawahan di belakang Rumah Sakit Kundur, Mariana, Banyuasin Satu, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pelaku berusaha mengingat dimana lokasi dia mengubur korban.
Sidik Purwanto (61) menjadi korban perampokan dan pembunuhan oleh lima orang pelaku. Lima pelaku tersebut yaitu pasangan suami istri Nopri dan Yuliana, dibantu kakak serta iparnya, muslimin, beserta Suhendra dan Amin. Motif para pelaku menghabisi korban yaitu karena ingin mengambil mobil korban.
Modus para pelaku sengaja menemui korban karena ingin menyewa kendaraan korban. Pelaku suami istri Nopri dan Yuliana menemui korban berniat menyewa kendaraan karena ingin pindahan rumah.
Korban lantas datang ke rumah pelaku membawa kendaraan minibus jenis Daihatsu Lexio. Yuliana menyuruh korban masuk ke dalam rumah sambil meminta tolong untuk mengangkat barang. Saat itulah korban ditodong menggunakan senjata tajam dan langsung diikat oleh para pelaku.
Kejadian terjadi 8 tahun silam, tepatnya Maret Tahun 2012. Selama itu, pihak keluarga mencari keberadaan korban. Anak korban yang ikut menyaksikan evakuasi jasad ayahnya yang tinggal tulang belulang hanya bisa menangis dan pasrah dengan apa yang terjadi.
“Kami pasrah menunggu penantian selama 8 tahun dan tidak menyangka sang ayah ditemukan dalam keadaan tragis,” kata anak bungsu korban, Dian Anggrani.
Sementara itu, seorang pelaku mengaku berusaha untuk mengingat lokasi dimana dia mengubur korban. Selama pelariannya, pelaku bersembunyi di Kabupaten Ogan Komering Ili, Sumatera Selatan.
Muslimin yang bertugas mengubur korban ini mengaku otak pelakunya adalah Adiknya, Yuliana bersama suaminya Nopri. “Saya hanya diberi uang sebesar Rp1 juta sebagai upah,” kata Muslimin.
Sebelumnya pada tahun 2013, Jatanras Polda Sumatera Selatan sudah menangkap dua pelaku yaitu Nopri dan Suhendra. Keduanya menjalani hukuman di Nusa Kambangan dengan vonis seumur hidup. Keduanya mengaku hanya mengetahui korban dimakamkan di area persawahan.
Pada tahun yang sama, pelaku Yuliana ditangkap jajaran Reskrim Polres Palalawan, Riau. Namun pelaku bunuh diri sebelum dibawa ke Polda Sumatera Selatan.
Kanit IV Jatanras Polda Sumatera Selatan, Kompol Zainuri menjelaskan, pada tahun pernah mencari jasad korban di lokasi yang sama namun tidak berhasil ditemukan.
“Terungkapnya dan ditemukannya jasad korban akibat tertangkapnya pelaku Muslim yang bertugas mengubur korban,” kata Kompol Zainuri.
Guna pemeriksaan lebih lanjut, kerangka korban langsung dievakuasi ke ruang forensik RS Bhayangkara Palembang.
Jasad korban ditemukan sudah menjadi tulang-belulang di kubur di area persawahan tak jauh dari rumah pelaku. Total pelaku ada lima orang. (Baca juga: Waduh, Lima Debt Collector Ini Pukuli Konsumen dan Anaknya )
Dari 5 pelakuh itu, 3 pelaku tertangkap dan 1 tewas akibat bunuh diri. Sedangkan satu lagi berstatus daftar pencairan orang (DPO). (Baca juga: Sadis, Ibu Di Jerman Habisi Lima Anaknya Lalu Coba Bunuh Diri )
Setelah melakukan penggalian selama 2 jam, akhirnya jasad korban ditemukan. Jasad yang tinggal kerangka itu masih terbungkus karung dengan ciri-ciri pakaian yang terakhir dikenakan korban. Jasad korban hanya tinggal tulang belulang terkubur di area persawahan di belakang Rumah Sakit Kundur, Mariana, Banyuasin Satu, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pelaku berusaha mengingat dimana lokasi dia mengubur korban.
Sidik Purwanto (61) menjadi korban perampokan dan pembunuhan oleh lima orang pelaku. Lima pelaku tersebut yaitu pasangan suami istri Nopri dan Yuliana, dibantu kakak serta iparnya, muslimin, beserta Suhendra dan Amin. Motif para pelaku menghabisi korban yaitu karena ingin mengambil mobil korban.
Modus para pelaku sengaja menemui korban karena ingin menyewa kendaraan korban. Pelaku suami istri Nopri dan Yuliana menemui korban berniat menyewa kendaraan karena ingin pindahan rumah.
Korban lantas datang ke rumah pelaku membawa kendaraan minibus jenis Daihatsu Lexio. Yuliana menyuruh korban masuk ke dalam rumah sambil meminta tolong untuk mengangkat barang. Saat itulah korban ditodong menggunakan senjata tajam dan langsung diikat oleh para pelaku.
Kejadian terjadi 8 tahun silam, tepatnya Maret Tahun 2012. Selama itu, pihak keluarga mencari keberadaan korban. Anak korban yang ikut menyaksikan evakuasi jasad ayahnya yang tinggal tulang belulang hanya bisa menangis dan pasrah dengan apa yang terjadi.
“Kami pasrah menunggu penantian selama 8 tahun dan tidak menyangka sang ayah ditemukan dalam keadaan tragis,” kata anak bungsu korban, Dian Anggrani.
Sementara itu, seorang pelaku mengaku berusaha untuk mengingat lokasi dimana dia mengubur korban. Selama pelariannya, pelaku bersembunyi di Kabupaten Ogan Komering Ili, Sumatera Selatan.
Muslimin yang bertugas mengubur korban ini mengaku otak pelakunya adalah Adiknya, Yuliana bersama suaminya Nopri. “Saya hanya diberi uang sebesar Rp1 juta sebagai upah,” kata Muslimin.
Sebelumnya pada tahun 2013, Jatanras Polda Sumatera Selatan sudah menangkap dua pelaku yaitu Nopri dan Suhendra. Keduanya menjalani hukuman di Nusa Kambangan dengan vonis seumur hidup. Keduanya mengaku hanya mengetahui korban dimakamkan di area persawahan.
Pada tahun yang sama, pelaku Yuliana ditangkap jajaran Reskrim Polres Palalawan, Riau. Namun pelaku bunuh diri sebelum dibawa ke Polda Sumatera Selatan.
Kanit IV Jatanras Polda Sumatera Selatan, Kompol Zainuri menjelaskan, pada tahun pernah mencari jasad korban di lokasi yang sama namun tidak berhasil ditemukan.
“Terungkapnya dan ditemukannya jasad korban akibat tertangkapnya pelaku Muslim yang bertugas mengubur korban,” kata Kompol Zainuri.
Guna pemeriksaan lebih lanjut, kerangka korban langsung dievakuasi ke ruang forensik RS Bhayangkara Palembang.
(nth)