UGM Ungkap 4 Mutasi Virus Corona D614G Ditemukan di DIY dan Jateng

Rabu, 02 September 2020 - 18:22 WIB
loading...
UGM Ungkap 4 Mutasi Virus Corona D614G Ditemukan di DIY dan Jateng
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi, Dekan FKKMK UGM Prof Ova Emilia dan peneliti Laboratorium Genetika UGM Titik Nuryastuti menjelaskan ditemukannya mutasi virus SARS-CoV-2 di DIY dan Jateng, Rabu (2/9/2020). Foto/Humas UGM
A A A
SLEMAN - Mutasi virus Corona D614G sudah terjadi di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Tim Pokja Genetik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada ( UGM ) dan tim Whole Genome Sequencing (WGS) mendapatkan empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah (Jateng) yang ditengarai mengandung mutasi D614G.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi mengatakan, mutasi D614G virus SARS-CoV-2 ini mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi dan telah tersebar hampir di seluruh dunia, di mana 77,5% dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G. Di Indonesia sudah dilaporkan 9 dari 24 isolat yang dipublikasikan mengandung mutasi D614G. "Dari jumlah itu sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," katanya, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: Belum Ada Data Ilmiah Mutasi D614G Bikin Penularan Corona Lebih Cepat)

Gunadi menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil ribuan sampel isolat dari DIY dan Jawa Tengah. Dari jumlah ini 15 sampel kemungkinan bermutasi. Namun setelah diuji hanya empat isolat yang dianggap bermutasi. Tiga sampel dari DIY dan satu sampel dari Jawa Tengah. (Baca juga: Pistol Eks Kepala BPN Denpasar Lolos Masuk Kejati Bali Tanpa Pemeriksaan)

“Dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G ini, sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan dan selalu menjaga jarak,” tandasnya.

Dekan FKKMK UGM Prof Ova Emilia menjelaskan, dengan penemuan awal mutasi COVID-19 ini diharapkan akan mendukung upaya pemerintah yang sedang melaluka uji pengembangan vaksin. Selain itu memberikan dampak pada strategi kebijakan kesehatan masyarakat maupun pengelolaan pasien di rumah sakit

“Kita sangat bersyukur ada penemuan awal ini sehingga nantinya bisa berperan dalam pengembangan vaksin maupun obat dan terapi kedepannya,” paparnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1607 seconds (0.1#10.140)