Kisah RM Imam Koesoepangat, dari Juara Adu Bebas hingga Jadi Legenda PSHT
loading...
A
A
A
Masih di tahun 1963, ada satu momen penting yang dipandang sebagai tonggak penguat perkembangan SH Terate. Hal ini saat turunnya para pendekar SH Terate ke gelanggang Adu Bebas.
Sebagai informasi, gelanggang Adu bebas di era 60-an menjadi ajang bergengsi bagi pendekar persilatan di Madiun dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan arena pertandingan kelas laga dengan sistem full body contact (pertarungan antar pesilat tanpa pelindung).
Selain menjadi ajang pamer kemampuan pendekar silat, gelaran yang dihelat setahun sekali di halaman Karesidenan Madiun ini juga dijadikan media promosi perguruan pencak silat untuk menggaet peminat. Ada anggapan bahwa perguruan pencak silat yang berhasil memenangkan pertandingan akan mendapatkan peningkatan jumlah murid ke depannya.
Pada tahun itu, SH Terate menurunkan beberapa pendekar. Adapun salah satunya adalah Imam Koesoepangat.
Imam kemudian dihadapkan pada lawan lawan yang sulit, yakni Soekoco dari SH Tuhu Tekad. Dia merupakan seorang pendekar yang punya postur tubuh bagus serta berpengalaman memenangkan event adu bebas.
Pada ronde ronde awal, pertarungan berlangsung seru. Kedua pendekar itu bertanding dengan sengit.
Beberapa kali, tendangan dan pukulan Imam mengenai tubuh Soekoco. Namun, dia seakan tidak bergeming dan menanggapi dengan senyum.
Memasuki ronde terakhir, Imam kemudian mencari siasat lain. Dia akhirnya berhasil mengunci tubuh Soekoco.
Meski Soekoco terus berupaya melepaskan diri dari kuncian, dia tidak berhasil sampai akhirnya dewan juri memutuskan pertandingan itu dimenangkan Imam. Setelah pertandingan selesai, bukannya dendam, tetapi Soekoco malah menjadi sahabat dari Imam Koesoepangat.
Sebagai informasi, gelanggang Adu bebas di era 60-an menjadi ajang bergengsi bagi pendekar persilatan di Madiun dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan arena pertandingan kelas laga dengan sistem full body contact (pertarungan antar pesilat tanpa pelindung).
Selain menjadi ajang pamer kemampuan pendekar silat, gelaran yang dihelat setahun sekali di halaman Karesidenan Madiun ini juga dijadikan media promosi perguruan pencak silat untuk menggaet peminat. Ada anggapan bahwa perguruan pencak silat yang berhasil memenangkan pertandingan akan mendapatkan peningkatan jumlah murid ke depannya.
Pada tahun itu, SH Terate menurunkan beberapa pendekar. Adapun salah satunya adalah Imam Koesoepangat.
Imam kemudian dihadapkan pada lawan lawan yang sulit, yakni Soekoco dari SH Tuhu Tekad. Dia merupakan seorang pendekar yang punya postur tubuh bagus serta berpengalaman memenangkan event adu bebas.
Pada ronde ronde awal, pertarungan berlangsung seru. Kedua pendekar itu bertanding dengan sengit.
Beberapa kali, tendangan dan pukulan Imam mengenai tubuh Soekoco. Namun, dia seakan tidak bergeming dan menanggapi dengan senyum.
Memasuki ronde terakhir, Imam kemudian mencari siasat lain. Dia akhirnya berhasil mengunci tubuh Soekoco.
Meski Soekoco terus berupaya melepaskan diri dari kuncian, dia tidak berhasil sampai akhirnya dewan juri memutuskan pertandingan itu dimenangkan Imam. Setelah pertandingan selesai, bukannya dendam, tetapi Soekoco malah menjadi sahabat dari Imam Koesoepangat.