Kampung Al-Munawwar, Jejak Etnis Yaman di Kota Palembang
loading...
A
A
A
Bentuknya perpaduan arsitektur timur tengah, Eropa dan rumah Limas yakni panggung dengan tiang. Kemudian dalam perkembangannya, dibangun beberapa rumah di sampingan depan dan lainnya untuk anak pertama kedua dan selanjutnya.
Diantaranya rumah darat yang letaknya berhadapan langsung dengan rumah tinggi. Rumah ini dibangun untuk anak pertamanya Al-Habib Muhammad Al-Munawwar.
Selanjutnya rumah batu dibangun untuk putri ketiga sekaligus tempat berlindung warga kampung ketika ada bahaya seperti perang.
Juga ada rumah kaca yang kini dijadikan yayasan sekolah Al Kautsar. Dan juga ada rumah kembar untuk putra keempat. Sesuai namanya dua rumah dibangun dengan bentuk sama saling berhadapan.
Kini kampung ini telah dikembangkan menjadi destinasi wisata. Penataan telah dilakukan termasuk pemasangan lampu jalan, pembangunan dermaga di sisi Sungai Musi dan pemasangan papan informasi mengenai sejarah kampung Al-Munawwar, dan rumah-rumah di cat.
Walaupun harus jujur ada bagian rumah yang terlihat butuh perbaikan. "Kemarin ada rusak di ujung atap, sudah kita beneri sendiri seadanya," ujar Bagir, generasi ke delapan yang mendiami rumah darat, Sabtu (29/8/2020).
Masyarakat Al-Munawar sangat ramah sejak dahulu hingga kini dengan wisatawan yang datang. Namun, memang nuansa adat timur tengah masih sangat terjaga hingga kini.
Tiap Senin ada majelis taklim menggunakan rumah tinggi, libur pada hari Jumat dan menghentikan aktivitas ketika memasuki waktu ibadah.
Para wanita menjaga jarak dan pandangan dengan jilbab panjang bukan karena di tengah pandemi, sedangkan kaum laki-laki langsung bergegas ke mushola ketika menjelang waktu sholat, suara anak-anak belajar ngaji di rumah kaca.
Diantaranya rumah darat yang letaknya berhadapan langsung dengan rumah tinggi. Rumah ini dibangun untuk anak pertamanya Al-Habib Muhammad Al-Munawwar.
Selanjutnya rumah batu dibangun untuk putri ketiga sekaligus tempat berlindung warga kampung ketika ada bahaya seperti perang.
Juga ada rumah kaca yang kini dijadikan yayasan sekolah Al Kautsar. Dan juga ada rumah kembar untuk putra keempat. Sesuai namanya dua rumah dibangun dengan bentuk sama saling berhadapan.
Kini kampung ini telah dikembangkan menjadi destinasi wisata. Penataan telah dilakukan termasuk pemasangan lampu jalan, pembangunan dermaga di sisi Sungai Musi dan pemasangan papan informasi mengenai sejarah kampung Al-Munawwar, dan rumah-rumah di cat.
Walaupun harus jujur ada bagian rumah yang terlihat butuh perbaikan. "Kemarin ada rusak di ujung atap, sudah kita beneri sendiri seadanya," ujar Bagir, generasi ke delapan yang mendiami rumah darat, Sabtu (29/8/2020).
Masyarakat Al-Munawar sangat ramah sejak dahulu hingga kini dengan wisatawan yang datang. Namun, memang nuansa adat timur tengah masih sangat terjaga hingga kini.
Tiap Senin ada majelis taklim menggunakan rumah tinggi, libur pada hari Jumat dan menghentikan aktivitas ketika memasuki waktu ibadah.
Para wanita menjaga jarak dan pandangan dengan jilbab panjang bukan karena di tengah pandemi, sedangkan kaum laki-laki langsung bergegas ke mushola ketika menjelang waktu sholat, suara anak-anak belajar ngaji di rumah kaca.