200 Keluarga di Benelan Kidul Banyuwangi Kini Bisa Nikmati Air Bersih
loading...
A
A
A
BANYUWANGI - Sebanyak 200 keluarga di Dusun Suko, Desa Benelan Kidul, Singojuruh, Banyuwangi , Jawa Timur kini dapat menikmati air bersih dan layak konsumsi. Hal tersebut menyusul pembangunan pembangunan Sarana Air Bersih (SAB) oleh PT Tirta Investama Banyuwangi.
Pembangunan SAB itu merupakan bagian dari program Aqua Water, Sanitation and Hygiene (WASH) atau akses air bersih dan penyehatan lingkungan dan gizi 2024. Kepala Pabrik Aqua Banyuwangi, Achmad Afandi menjelaskan, program WASH Gizi merupakan integrasi antara kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Program WASH didasarkan pada hasil pemetaan sosial dan lingkungan, analisis kebutuhan masyarakat dan data nasional terkait tingkat akses air bersih dan sanitasi di daerah-daerah Indonesia. Dengan informasi tersebut, maka dilakukanlah kajian sosial dan teknis pada daerah sasaran program.
Perencanaan program dilakukan dengan pola partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. "Kami memfasilitasi pelatihan teknis dan administrasi, pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, pelatihan kader Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ujar Achmad, Senin (16/9/2024).
Achmad melanjutkan program WASH dan gizi memperkuat pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program akan berujung pada upaya pengurangan dan pencegahan masalah stunting di Indonesia.
Dia menerangkan ada dua tahap dalam proses pembangunan SAB ini. Tahap pertama yakni proses pengeboran yang telah selesai dilakukan mencapai 100 meter. Tahap kedua yakni pembangunan bak penampung air.
Keberadaan SAB ini otomatis akan mengangkat kualitas hidup ratusan warga yang memanfaatkan fasilitas umum tersebut. "Adanya sarana air bersih ini sekaligus membantu warga terhindar dari bayang-bayang kekeringan sumur seperti yang telah mereka alami pada tahun sebelumnya," jelasnya.
Kepala Desa Benelan Kidul, Habib Ali Mustafa menuturkan sarana air bersih ini sangat membantu masyarakat karena Desa Benelan sering mengalami kekeringan.
Kapasitas air yang dikeluarkan nantinya sebesar 10 kubik/jam dengan volume bak tampung air 27 meter kubik. Nantinya, SAB akan dikelola oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dalam bentuk Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM).
Baca juga: 7 Jenderal Kelahiran Bandung yang Jabat Pangkostrad, 3 Nama Melesat Jadi KSAD
"Akses air bersih ini akan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Saya berharap masyarakat bisa minum dan menggunakan air bersih untuk menjaga kesehatan tubuh," ucapnya.
Pembangunan SAB itu merupakan bagian dari program Aqua Water, Sanitation and Hygiene (WASH) atau akses air bersih dan penyehatan lingkungan dan gizi 2024. Kepala Pabrik Aqua Banyuwangi, Achmad Afandi menjelaskan, program WASH Gizi merupakan integrasi antara kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Baca Juga
Program WASH didasarkan pada hasil pemetaan sosial dan lingkungan, analisis kebutuhan masyarakat dan data nasional terkait tingkat akses air bersih dan sanitasi di daerah-daerah Indonesia. Dengan informasi tersebut, maka dilakukanlah kajian sosial dan teknis pada daerah sasaran program.
Perencanaan program dilakukan dengan pola partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. "Kami memfasilitasi pelatihan teknis dan administrasi, pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, pelatihan kader Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ujar Achmad, Senin (16/9/2024).
Achmad melanjutkan program WASH dan gizi memperkuat pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program akan berujung pada upaya pengurangan dan pencegahan masalah stunting di Indonesia.
Dia menerangkan ada dua tahap dalam proses pembangunan SAB ini. Tahap pertama yakni proses pengeboran yang telah selesai dilakukan mencapai 100 meter. Tahap kedua yakni pembangunan bak penampung air.
Keberadaan SAB ini otomatis akan mengangkat kualitas hidup ratusan warga yang memanfaatkan fasilitas umum tersebut. "Adanya sarana air bersih ini sekaligus membantu warga terhindar dari bayang-bayang kekeringan sumur seperti yang telah mereka alami pada tahun sebelumnya," jelasnya.
Kepala Desa Benelan Kidul, Habib Ali Mustafa menuturkan sarana air bersih ini sangat membantu masyarakat karena Desa Benelan sering mengalami kekeringan.
Kapasitas air yang dikeluarkan nantinya sebesar 10 kubik/jam dengan volume bak tampung air 27 meter kubik. Nantinya, SAB akan dikelola oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dalam bentuk Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM).
Baca juga: 7 Jenderal Kelahiran Bandung yang Jabat Pangkostrad, 3 Nama Melesat Jadi KSAD
"Akses air bersih ini akan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Saya berharap masyarakat bisa minum dan menggunakan air bersih untuk menjaga kesehatan tubuh," ucapnya.
(kri)