10 Contoh Legenda Nusantara, dari Kisah Sangkuriang hingga Cerita Empat Raja Papua

Selasa, 03 September 2024 - 14:55 WIB
loading...
A A A
Karena sangat lapar, anak-anak menyendok bubur panas sesuap demi sesuap dan menghabiskannya sampai ke dasar kuali. Setelah makan, suhu tubuh mereka menjadi panas seperti terbakar api. Panik, anak-anak menggunakan semua air di dapur untuk minum dan menyiram tubuh, namun berujung nihil. Mereka melepas semua barang bawaan dan berlari ke luar rumah menuju ke sungai, kemudian langsung melompat ke dalam air.

Di saat yang sama, Ayah dan Ibu tiri sampai ke rumah. Saat masuk ke dapur, semuanya terlihat berantakan. Terlihat barang anak-anak yang sudah berserakan di samping kuali kosong. Ayah lalu menyadari anak-anak datang mencarinya, mereka tidak kabur dari rumah seperti kata Ibu tiri.

Ayah keluar dan mencari anak-anaknya hingga ke tepi sungai, tapi tak menemukan siapapun. Di dalam sungai, Ayah hanya melihat ada dua makhluk seperti ikan berwajah mirip manusia yang menyemburkan air dari kepala mereka. Keduanya berenang berputar-putar seperti senang melihat Ayah.

Ayah menjadi curiga jika kedua makhluk itu adalah anaknya. Ayah berlari ke rumah untuk meminta tolong pada Ibu tiri guna memastikan apa dua makhluk itu benar anak-anaknya. Namun Ayah tak bisa menemukan Ibu tiri di mana pun. Ibu tiba-tiba menghilang begitu saja seperti bukan seorang manusia.

Ayah akhirnya kembali ke sungai, meratapi keadaan anak-anaknya yang telah berubah menjadi ikan dan menyesali perbuatannya yang terlalu percaya semua perkataan istri barunya. Warga sekitar yang mengetahui tentang kisah ini kemudian menamai anak-anak dengan sebutan Pesut Mahakam.

9. Legenda Calon Arang


Di Kerajaan Daha, Kediri, pada masa pemerintahan Raja Erlangga yang arif dan bijaksana, hiduplah seorang janda yang sangat bengis, bernama Calon Arang. Ia tinggal di Desa Girah.

Calon Arang adalah penganut sebuah aliran hitam, yakin kepercayaan sesat yang selalu mengumbar kejahatan dengan memakai ilmu gaib. Ia mempunyai seorang putri bernama Ratna Manggali. Karena putrinya sudah cukup dewasa, Calon Arang tidak ingin Ratna Manggali menjadi perawan tua. Ia pun berusaha mencari cara agar Ratna Manggali segera mendapatkan jodoh dan menikah.

Tetapi, karena sifatnya yang bengis, Calon Arang tidak disukai oleh penduduk Girah. Tak seorang pemuda pun yang berani memperistri Ratna Manggali, putrinya. Hal ini membuat marah Calon Arang. Ia berniat menghukum warga Desa Girah.

“Kerahkan anak buahmu! Cari seorang perawan hari ini juga! Sebelum matahari tenggelam perawan itu harus dibawa ke Candi Durga!” perintah Calon Arang kepada Krakah, seorang anak buahnya.

Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang perawan. Suatu pekerjaan yang tidak terlalu sulit bagi para cantrik Calon Arang.

Sebelum matahari terbit, gadis perawan yang malang itu sudah dibawa ke Candi Durga. Ia berusaha berontak dan meronta-ronta ketakutan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5014 seconds (0.1#10.140)