BNPT: Wawasan Kebangsaan Tangkal Paham Radikal di Kampus
loading...
A
A
A
"Secara ekstra-kurikuler, kita memperkenalkan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama mulai dari mahasiswa baru seperti program PBAK ini. Harapan saya, mahasiswa semakin luas pemahamannya tentang wawasan kebangsaan dan dapat berpartisipasi aktif dalam diseminasi nilai-nilai tersebut," ungkapnya.
Melalui kerjasama dengan BNPT, UIN Salatiga juga akan memfasilitasi program jurnalisme kebangsaan dan Warung NKRI sebagai wadah untuk berdiskusi tentang isu-isu kebangsaan.
Sementara itu, UNS Solo juga turut berperan dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari paham radikal dan terorisme.
Rektor UNS, Prof. Hartono menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui berbagai kegiatan akademik dan non-akademik.
"Kami mengisi program pengenalan kampus dengan narasumber yang bisa memberikan pencerahan dan penanaman nilai kebangsaan. Ini akan terus kami kembangkan dalam proses pembelajaran, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur," ujar Hartono.
UNS juga mengembangkan kegiatan yang mendorong interaksi lintas agama, suku, dan budaya, sehingga mahasiswa dapat memperluas wawasan dan menumbuhkan nilai-nilai toleransi.
"Harapan kami, aktivitas kemahasiswaan yang melibatkan tenaga pendidik, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, akan semakin dikembangkan. Di sinilah paham intoleransi bisa terkikis, sehingga UNS dikenal sebagai perguruan tinggi benteng Pancasila," tegasnya.
Melalui kerjasama dengan BNPT, UIN Salatiga juga akan memfasilitasi program jurnalisme kebangsaan dan Warung NKRI sebagai wadah untuk berdiskusi tentang isu-isu kebangsaan.
Sementara itu, UNS Solo juga turut berperan dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari paham radikal dan terorisme.
Rektor UNS, Prof. Hartono menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui berbagai kegiatan akademik dan non-akademik.
"Kami mengisi program pengenalan kampus dengan narasumber yang bisa memberikan pencerahan dan penanaman nilai kebangsaan. Ini akan terus kami kembangkan dalam proses pembelajaran, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur," ujar Hartono.
UNS juga mengembangkan kegiatan yang mendorong interaksi lintas agama, suku, dan budaya, sehingga mahasiswa dapat memperluas wawasan dan menumbuhkan nilai-nilai toleransi.
"Harapan kami, aktivitas kemahasiswaan yang melibatkan tenaga pendidik, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, akan semakin dikembangkan. Di sinilah paham intoleransi bisa terkikis, sehingga UNS dikenal sebagai perguruan tinggi benteng Pancasila," tegasnya.
(shf)