Kisah Abu Fida, Eks Pentolan JI Pimpin Kelompok Napiter Tambang Gelar Upacara HUT ke-79 RI di Tuban
loading...
A
A
A
Aparat keamanan dalam hal ini Satuan Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polres Tuban Jawa Timur mendukung acara ini. Personel TNI juga hadir, memantau jalannya acara.
“Meskipun begitu, suasana tetap kondusif dan jauh dari kesan intimidatif. Kehadiran mereka lebih kepada bentuk penghargaan atas upaya rekonsiliasi yang kami lakukan,” sambung Abu Fida.
"Abu Fida dan teman-temannya berhasil memanfaatkan pengalaman mereka di masa lalu untuk memberikan pelajaran berharga bagi kami semua. Mereka sekarang justru menjadi contoh bahwa setiap orang bisa berubah, dan kontribusi mereka kepada desa ini nyata," kata anggota Intelkam Polres Tuban, Arif.
Arif melanjutkan, peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI ini menunjukkan bahwa mantan narapidana teroris seperti Abu Fida bisa berperan aktif dalam masyarakat, bahkan mengajak orang lain untuk lebih mencintai negara.
Melalui kegiatan ini, ada pesan kuat yang disampaikan: radikalisme dan nasionalisme bisa diatasi dengan pendekatan yang benar, dan kesempatan kedua adalah hal yang harus diberikan.
Menurutnya, acara itu menjadi momentum penting tidak hanya bagi kelompok "Terbang" dan masyarakat Punggul, tapi juga bagi seluruh Indonesia.
“Meskipun begitu, suasana tetap kondusif dan jauh dari kesan intimidatif. Kehadiran mereka lebih kepada bentuk penghargaan atas upaya rekonsiliasi yang kami lakukan,” sambung Abu Fida.
"Abu Fida dan teman-temannya berhasil memanfaatkan pengalaman mereka di masa lalu untuk memberikan pelajaran berharga bagi kami semua. Mereka sekarang justru menjadi contoh bahwa setiap orang bisa berubah, dan kontribusi mereka kepada desa ini nyata," kata anggota Intelkam Polres Tuban, Arif.
Arif melanjutkan, peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI ini menunjukkan bahwa mantan narapidana teroris seperti Abu Fida bisa berperan aktif dalam masyarakat, bahkan mengajak orang lain untuk lebih mencintai negara.
Melalui kegiatan ini, ada pesan kuat yang disampaikan: radikalisme dan nasionalisme bisa diatasi dengan pendekatan yang benar, dan kesempatan kedua adalah hal yang harus diberikan.
Menurutnya, acara itu menjadi momentum penting tidak hanya bagi kelompok "Terbang" dan masyarakat Punggul, tapi juga bagi seluruh Indonesia.
(shf)