Kisah WR Soepratman Ciptakan Lagu Indonesia Raya, Pahlawan Nasional Penyuka Musik Jazz

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 06:47 WIB
loading...
Kisah WR Soepratman...
Wage Rudolf Supratman atau dikenal dengan WR Supratman. Foto/Istimewa
A A A
Wage Rudolf Soepratman atau yang lebih dikenal dengan WR Soepratman, adalah sosok yang namanya tak asing bagi masyarakat Indonesia. Ia adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia,Indonesia Raya, yang menjadi simbol perjuangan dan persatuan bangsa.

Soepratman lahir di Jatinegara, Jakarta Timur pada 9 Maret 1903. Bakat musiknya mulai berkembang sejak ia kecil. Pada tahun 1914, Soepratman dibawa oleh kakaknya, Rukiyem, ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Di sana, ia disekolahkan dan dibimbing oleh suami Rukiyem, Willem van Eldik, yang memberikan pelajaran musik, termasuk cara bermain biola. Dari sinilah Soepratman mulai menguasai musik dan menunjukkan kemampuannya dalam menggubah lagu.



Semasa tinggal di Makassar, Soepratman mendalami musik berkat pengaruh kakaknya yang juga mencintai seni sandiwara dan musik. Rukiyem kerap memainkan biola dan menulis karya seni yang dipertunjukkan di lingkungan militer, yang memicu kecintaan Soepratman terhadap musik.

Saat menetap di Jakarta, Soepratman membaca sebuah artikel di majalahTimbulyang menantang para musisi Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Tertarik dengan tantangan, Soepratman mulzi menciptakan lagu yang akhirnya melahirkanIndonesia Raya.

Tepat tahun 1924, saat ia berusia 21 tahun, lagu Indonesia Raya lahir.

Pada Kongres Pemuda II yang diadakan pada Oktober 1928 di Jakarta, di mana Sumpah Pemuda dideklarasikan, Soepratman memperdengarkanIndonesia Rayasecara instrumental menggunakan biola pada malam penutupan kongres.



Lagu ini segera menjadi populer di kalangan pergerakan nasional dan sering dinyanyikan dalam kongres-kongres politik sebagai simbol persatuan dan semangat kemerdekaan. Namun, Soepratman tidak sempat merasakan kemerdekaan Indonesia yang ia perjuangkan melalui musik.

Akibat menciptakan laguIndonesia Raya, ia diburu oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada Agustus 1938, Soepratman ditangkap setelah menyebarkan lagu terakhirnya, "Matahari Terbit", bersama para pandu di NIROM, Surabaya.

Ia ditahan di penjara Kalisosok dan meninggal pada 17 Agustus 1938 karena sakit. WR Soepratman tidak pernah menikah dan tidak memiliki anak. SelainIndonesia Raya, lagu lain yang cukup dikenal dari karyanya adalahIbu Kita Kartini.

Atas jasanya, Soepratman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1971 dan Bintang Maha Putera Utama kelas III oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 2003, di masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Musik Jazz

Pada usia 17 tahun, Soepratman bergabung dengan grup musik yang dibentuk oleh van Eldik bernama Black and White Jazz Band, di mana ia menjadi pemain biola. Keikutsertaannya dalam grup ini dimaksudkan untuk mengembangkan potensinya.

Terutama setelah Soepratman lulus sekolah pada tahun 1917. Meskipun berstatus amatir, kualitas musik mereka bawakan yakni Western langgam dan jazz membuat Black and White Jazz Band tak bisa dipandang sebelah mata.

Ini membuat mereka menerima bayaran yang signifikan untuk penampilan di berbagai acara, sebut saja ulang tahun dan pernikahan. Tanggal kelahirannya, 9 Maret, ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1345 seconds (0.1#10.140)