Rampung Tahun Ini, RPH Tamangapa Berkapasitas Ratusan Ekor Tiap Hari
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pembangunan gedung utama Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Terpadu di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar ditargetkan sudah rampung Oktober tahun ini. Baca : Anggaran Pembangunan Rumah Pemotongan Hewan Dipangkas Rp2 Miliar
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Abdul Azis menjelaskan, pembangunan RPH Tamangapa ini bersifat multiyears yang ditargetkan rampung dalam waktu tiga tahun. Tahun ini dimulai dengan pengerjaan gedung utamayang konstruksinya sudah mencapai 55%.
"Alhamdulillah pembangunannya sudah 55%. Kami mencoba, mudah-mudahan akhir tahun ini kita sudah bisa launching untuk pembangunan RPH," jelas Azis yang ditemui usai rapat koordinasi pembangunan RPH Tamangapa di kantor Gubernur Sulsel, kemarin.
Meski dibangun secara bertahap, Azis menargetkan RPH terpadu tersebut sudah bisa difungsikan tahun ini. Kemampuan untuk melakukan menerima dan melakukan penyembelihan pun cukup besar. Kapasitasnya ditarget mampu menyembelih hewan hingga ratusan ekor tiap harinya. "Terkait masalah kapasitas, memang kita sudah merancang antara 70-100 ekor per malam," ujar dia.
Pembangunan RPH terpadu Tamangap a ini rencananya dibangun di atas lahan seluas 7 hektare. Namun yang tersedia baru 3,9 hektare. Sisanya sekitar 3,1 hektare, masih perlu dibebaskan yang menjadi tanggung jawab Pemkot Makassar.
Proyek ini menelan biaya dari APBD Pemprov Sulsel sebesar Rp8,5 miliar untuk konstruksi. Selain itu adapula bantuan dari APBN Rp1,5 miliar yang diperuntukkan untuk penyediaan fasilitasnya. Pemkot Makassar pun diminta segera menyiapkan SDM-nya.
Azis menekankan, konsep pembangunan RPH ini memang didorong bisa berstandar nasional. Dengan tetap memperhatikan aspek kehigienisan dan kehalalan daging yang dihasilkan. Baca Juga : Dewan Makassar Minta Perusda RPH Segera Ajukan Perubahan Status
" Pemkot Makassar juga kerja sama membangun SDM-nya. Para jagal-jagal itu kita akan latih bagaimana sistem pemotongan yg sesuai dengan higienis bersettifikasi halal. Kami melibatkan juga MUI dalam pelatihan jagal-jagal kita," beber Azis. Baca Lagi : Pemkot-Perusda Berbagi RPH : Kerja Sesuai Tupoksinya
Sementara Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman yang memimpin rapat tersebut menegaskan, pembangunan awal RPH ditarget rampung Oktober. Tahun ini selain penyelesaian konstruksi gedung utama RPH , termasuk pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). "Oktober selesai untuk bangunan utamanya dan rencana mulai mengembalikan aktivitas yang bisa masuk lagi. Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa," ujar Andi Sudirman.
Dengan selesainya bangunan utama dan IPAL tersebut, Sudirman berharap aktivitas pemotongan hewan sudah bisa dilakukan. Pemkot Makassar , diminta bisa menyiapkan dari sisi tenaga SDM-nya. "Tadi kita sudah minta pemerintah kota untuk jalankan dulu nanti. Tahap berikutnya tahun depan kita lihat. Kalau sudah mulai jalan baru dianggarkan lagi," papar Sudirman.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Abdul Azis menjelaskan, pembangunan RPH Tamangapa ini bersifat multiyears yang ditargetkan rampung dalam waktu tiga tahun. Tahun ini dimulai dengan pengerjaan gedung utamayang konstruksinya sudah mencapai 55%.
"Alhamdulillah pembangunannya sudah 55%. Kami mencoba, mudah-mudahan akhir tahun ini kita sudah bisa launching untuk pembangunan RPH," jelas Azis yang ditemui usai rapat koordinasi pembangunan RPH Tamangapa di kantor Gubernur Sulsel, kemarin.
Meski dibangun secara bertahap, Azis menargetkan RPH terpadu tersebut sudah bisa difungsikan tahun ini. Kemampuan untuk melakukan menerima dan melakukan penyembelihan pun cukup besar. Kapasitasnya ditarget mampu menyembelih hewan hingga ratusan ekor tiap harinya. "Terkait masalah kapasitas, memang kita sudah merancang antara 70-100 ekor per malam," ujar dia.
Pembangunan RPH terpadu Tamangap a ini rencananya dibangun di atas lahan seluas 7 hektare. Namun yang tersedia baru 3,9 hektare. Sisanya sekitar 3,1 hektare, masih perlu dibebaskan yang menjadi tanggung jawab Pemkot Makassar.
Proyek ini menelan biaya dari APBD Pemprov Sulsel sebesar Rp8,5 miliar untuk konstruksi. Selain itu adapula bantuan dari APBN Rp1,5 miliar yang diperuntukkan untuk penyediaan fasilitasnya. Pemkot Makassar pun diminta segera menyiapkan SDM-nya.
Azis menekankan, konsep pembangunan RPH ini memang didorong bisa berstandar nasional. Dengan tetap memperhatikan aspek kehigienisan dan kehalalan daging yang dihasilkan. Baca Juga : Dewan Makassar Minta Perusda RPH Segera Ajukan Perubahan Status
" Pemkot Makassar juga kerja sama membangun SDM-nya. Para jagal-jagal itu kita akan latih bagaimana sistem pemotongan yg sesuai dengan higienis bersettifikasi halal. Kami melibatkan juga MUI dalam pelatihan jagal-jagal kita," beber Azis. Baca Lagi : Pemkot-Perusda Berbagi RPH : Kerja Sesuai Tupoksinya
Sementara Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman yang memimpin rapat tersebut menegaskan, pembangunan awal RPH ditarget rampung Oktober. Tahun ini selain penyelesaian konstruksi gedung utama RPH , termasuk pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). "Oktober selesai untuk bangunan utamanya dan rencana mulai mengembalikan aktivitas yang bisa masuk lagi. Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa," ujar Andi Sudirman.
Dengan selesainya bangunan utama dan IPAL tersebut, Sudirman berharap aktivitas pemotongan hewan sudah bisa dilakukan. Pemkot Makassar , diminta bisa menyiapkan dari sisi tenaga SDM-nya. "Tadi kita sudah minta pemerintah kota untuk jalankan dulu nanti. Tahap berikutnya tahun depan kita lihat. Kalau sudah mulai jalan baru dianggarkan lagi," papar Sudirman.
(sri)