Njoo Lay Wa, Sosok Keturunan Tionghoa yang Pernah Jadi Penguasa Majapahit

Minggu, 28 Juli 2024 - 08:13 WIB
loading...
Njoo Lay Wa, Sosok Keturunan...
Kerajaan Majapahit konon pernah diperintah oleh seorang keturunan Tionghoa. Sosok bernama Njoo Lay Wa kala itu diangkat menggantikan Raja Kertabhumi. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
KERAJAAN Majapahit konon pernah diperintah oleh seorang keturunan Tionghoa. Sosok bernama Njoo Lay Wa kala itu diangkat sebagai penguasa Majapahit menggantikan Raja Kertabhumi yang ditahan dan dibawa ke Demak.

Namun sayang pengangkatan Njoo Lay Wa sebagai penguasa di Majapahit ditentang oleh rakyat Majapahit.



Hal itu sebagaimana dikutip dari buku "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" karangan Prof Slamet Muljana yang mengisahkan saat itu rakyat Majapahit menentang pemerintahan Njoo Lay Wa.

Pemberontakan kala itu terjadi dan terkesan layaknya ajang balas dendam orangMajapahit terhadap keturunan Tionghoa. Njoo Lay Wa yang diangkat menjadi penguasa akhirnya terbunuh di pusat Majapahit pada tahun 1485.



Setelah itu, Panembahan Jimbun mengangkat iparnya yang pada berita Tionghoa disebut Pa Bu Ta La. Identifikasi tokoh Pa Bu Ta La ini merupakan Prabu Girindrawardhana.

Sosok Girindrawardhana sendiri tercantum pada prasasti Jiyu dari tahun Saka 1408 atau tahun Masehi 1486, dengan nama Dyah Ranawijaya.



Raja Majapahit juga konon menikah dengan seorang keturunan Tionghoa yang kemudian menghasilkan seorang anak bernama Kin San atau Raden Kusen.

Dikisahkan Raden Kusen memiliki ketekunan dan keuletan kerja, tidak takut pada kesusahan, dan tidak kenal lelah saat bekerja.

Raden Kusen pulalah yang akhirnya juga turut membantu meruntuhkan kerajaan sang ayahnya. Raden Kusen bersama Jin Bun yang saat itu berusia 23 tahun melakukan penyerbuan ke Kerajaan Majapahit.

Sementara Kin San alias Raden Kusen berhasil menyelundup ke dalam keraton Majapahit, sebagai spion dalam usia hampir sama dengan Jin Bun.

Kedua tokoh itu lantas berhasil merongrong kekuatan Majapahit dari dalam. Kemudian membangun pelabuhan Semarang dan membuat meriam-meriam besar yang digunakan untuk menyerang Kota Malaka.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1356 seconds (0.1#10.140)