Sejarah Keterikatan Penguasa Kalingga dengan Dua Kerajaan di Tanah Sunda
loading...
A
A
A
Kalingga menjadi salah satu kerajaan tertua di Pulau Jawa bagian tengah. Kerajaan ini berdiri usai adanya kerajaan di tanah Sunda, Tarumanagara dan dua kerajaan pecahannya. Dari sanalah konon ada kaitan antara kedua kerajaan di Sunda itu dengan Kalingga.
Sunda dan Galuh yang menjadi kerajaan memiliki kaitan dengan Kalingga sendiri merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanegara yang berdiri sejak abad 4 Masehi dan menjadi kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Secara silsilah saat itu sang Raja Sanjaya keturunan dari Sunda merupakan keturunan dari Ratu Shima, yang berkuasa di Kalingga.Kemudian, Bratasena, ayah dari Ratu Shima, konon merupakan raja Kerajaan Galuh ketiga yang merupakan teman dekat Tarusbawa.
Sosok Bratasena sendiri memiliki hubungan dengan Kerajaan Galuh, karena cucu resmi Wretikandayun berasal dari putra bungsunya bernama Mandiminyak.
Mandiminyak sendiri konon merupakan Raja Galuh kedua yang memimpin selama 7 tahun yakni pada 702 M hingga 709 M. Saat Bratasena memimpin Kerajaan Galuh, pada tahun 716 M terdapat perseteruan di dalam kerajaan.
Bratasena dikudeta sendiri oleh Purbasora. Padahal Purbasora adalah saudara satu ibu yang memiliki ayah berbeda dari Bratasena. Pada akhirnya Bratasena menyelamatkan diri ke Sundapura dan meminta pertolongan kepada Tarusbawa.
Hal itu sebagaimana dikutip dari “Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran” dari tulisan Fery Taufiq El Jaquene. Di waktu yang sudah ditentukan, Sanjaya dibantu Tarusbawa menyerang Kerajaan Galuh, yang dipimpin Purbasora.
Galuh mengalami kekalahan dan Sanjaya menjadi penguasa Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Kalingga, setelah Ratu Shima meninggal dunia.
Sunda dan Galuh yang menjadi kerajaan memiliki kaitan dengan Kalingga sendiri merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanegara yang berdiri sejak abad 4 Masehi dan menjadi kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Secara silsilah saat itu sang Raja Sanjaya keturunan dari Sunda merupakan keturunan dari Ratu Shima, yang berkuasa di Kalingga.Kemudian, Bratasena, ayah dari Ratu Shima, konon merupakan raja Kerajaan Galuh ketiga yang merupakan teman dekat Tarusbawa.
Baca Juga
Sosok Bratasena sendiri memiliki hubungan dengan Kerajaan Galuh, karena cucu resmi Wretikandayun berasal dari putra bungsunya bernama Mandiminyak.
Mandiminyak sendiri konon merupakan Raja Galuh kedua yang memimpin selama 7 tahun yakni pada 702 M hingga 709 M. Saat Bratasena memimpin Kerajaan Galuh, pada tahun 716 M terdapat perseteruan di dalam kerajaan.
Bratasena dikudeta sendiri oleh Purbasora. Padahal Purbasora adalah saudara satu ibu yang memiliki ayah berbeda dari Bratasena. Pada akhirnya Bratasena menyelamatkan diri ke Sundapura dan meminta pertolongan kepada Tarusbawa.
Hal itu sebagaimana dikutip dari “Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran” dari tulisan Fery Taufiq El Jaquene. Di waktu yang sudah ditentukan, Sanjaya dibantu Tarusbawa menyerang Kerajaan Galuh, yang dipimpin Purbasora.
Galuh mengalami kekalahan dan Sanjaya menjadi penguasa Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Kalingga, setelah Ratu Shima meninggal dunia.