China Diduga Mau Sensor Penelitian Asal-usul COVID-19
loading...
A
A
A
Pada bulan Desember, seorang dokter Wuhan, Li Wenliang, yang memperingatkan di ruang obrolan online tentang potensi virus baru dipaksa oleh polisi untuk menandatangani pengakuan bahwa ia "membuat komentar palsu". (BACA JUGA: Akibat Covid 19, Skenario Terburuk Penduduk Miskin Bertambah 3,78 Juta)
"Mereka berusaha mengubahnya dari bencana besar menjadi bencana di mana pemerintah melakukan segalanya dengan benar dan memberi waktu kepada dunia untuk bersiap," kata Kevin Carrico, peneliti senior studi China di Universitas Monash, kepada The Guardian.
Koordinator respons coronavirus Gedung Putih, Dr Deborah Birx, mengatakan pada konferensi pers baru-baru ini bahwa ia dan para ahli lainnya tidak siap menghadapi ruang lingkup krisis karena sejumlah kecil kasus yang dilaporkan di China mengindikasikan variasi coronavirus yang kurang menular, seperti SARS.
"Komunitas medis menafsirkan seperti data China, ini serius, tetapi lebih kecil dari yang diperkirakan karena, saya pikir, mungkin kami kehilangan sejumlah besar data," kata Birx.
Pejabat China dan AS telah berdebat dan saling menyalahkan atas pandemi COVID-19. Seorang juru bicara pemerintah China pernah mengklaim virus itu adalah bioweapon atau senjata biologis AS. Presiden Donald Trump mengatakan dia membalas dengan menyebutnya "virus China".
Sementara itu, wabah COVID-19 sudah menyebar ke 210 negara dan menginfeksi 2.019.320 orang hingga pagi ini (14/4/2020). Jumlah pasien yang sembuh mencapai 448.655 orang dan korban meninggal 119.483 orang.
Angka itu merupakan data dari John Hopkins University (JHU) pukul 11.30 WIB. Berikut data jumlah kasus, korban meninggal dan pasien sembuh dari enam negara terparah yang dikutip SINDOnews.com dari laporan online JHU.
1. Amerika Serikat: 582.607 kasus, 23.622 meninggal, 44.261 sembuh
2. Spanyol: 170.099 kasus, 17.756 meninggal, 64.727 sembuh
3. Italia: 159.516 kasus,20.465 meninggal, 35.435 sembuh
4. Prancis: 137.877 kasus, 14.986 meningal, 28.001 sembuh
5. Jerman: 130.072 kasus, 3.194 meninggal, 64.300 sembuh
6. United Kingdom (Inggris): 89.570 kasus, 11.347 meninggal, 313 sembuh
Dari angka itu diketahui, Amerika Serikat jadi negara dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di dunia.
Sedangkan Indonesia melaporkan 4.557 kasus, 399 meninggal dan 380 pasien sembuh.
"Mereka berusaha mengubahnya dari bencana besar menjadi bencana di mana pemerintah melakukan segalanya dengan benar dan memberi waktu kepada dunia untuk bersiap," kata Kevin Carrico, peneliti senior studi China di Universitas Monash, kepada The Guardian.
Koordinator respons coronavirus Gedung Putih, Dr Deborah Birx, mengatakan pada konferensi pers baru-baru ini bahwa ia dan para ahli lainnya tidak siap menghadapi ruang lingkup krisis karena sejumlah kecil kasus yang dilaporkan di China mengindikasikan variasi coronavirus yang kurang menular, seperti SARS.
"Komunitas medis menafsirkan seperti data China, ini serius, tetapi lebih kecil dari yang diperkirakan karena, saya pikir, mungkin kami kehilangan sejumlah besar data," kata Birx.
Pejabat China dan AS telah berdebat dan saling menyalahkan atas pandemi COVID-19. Seorang juru bicara pemerintah China pernah mengklaim virus itu adalah bioweapon atau senjata biologis AS. Presiden Donald Trump mengatakan dia membalas dengan menyebutnya "virus China".
Sementara itu, wabah COVID-19 sudah menyebar ke 210 negara dan menginfeksi 2.019.320 orang hingga pagi ini (14/4/2020). Jumlah pasien yang sembuh mencapai 448.655 orang dan korban meninggal 119.483 orang.
Angka itu merupakan data dari John Hopkins University (JHU) pukul 11.30 WIB. Berikut data jumlah kasus, korban meninggal dan pasien sembuh dari enam negara terparah yang dikutip SINDOnews.com dari laporan online JHU.
1. Amerika Serikat: 582.607 kasus, 23.622 meninggal, 44.261 sembuh
2. Spanyol: 170.099 kasus, 17.756 meninggal, 64.727 sembuh
3. Italia: 159.516 kasus,20.465 meninggal, 35.435 sembuh
4. Prancis: 137.877 kasus, 14.986 meningal, 28.001 sembuh
5. Jerman: 130.072 kasus, 3.194 meninggal, 64.300 sembuh
6. United Kingdom (Inggris): 89.570 kasus, 11.347 meninggal, 313 sembuh
Dari angka itu diketahui, Amerika Serikat jadi negara dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di dunia.
Sedangkan Indonesia melaporkan 4.557 kasus, 399 meninggal dan 380 pasien sembuh.