Kisah Kehancuran Tumapel setelah Tunggul Ametung Culik dan Kawin Paksa Ken Dedes

Jum'at, 19 Juli 2024 - 06:06 WIB
loading...
Kisah Kehancuran Tumapel...
Diorama Tunggul Ametung menculik Ken Dedes di Museum Mpu Purwa. Foto/Wikimedia Commons/Risa Herdahita
A A A
Kisah Ken Dedes merupakan perempuan cantik anak dari pendeta Mpu Purwa. Sosoknya terkenal dengan kecantikannya, tapi juga memiliki nilai-nilai keagamaan tinggi yang diajarkan oleh sang ayah. Sosoknya juga merupakan calon brahmani, sebutan untuk calon ahli ilmu agama dari perempuan.

Kecantikan Ken Dedes ditambah dengan latar belakang keluarga agamis di pihak Mpu Purwa menjadikan sosoknya jadi bunga desa. Bahkan kecantikannya membuat namanya dikenal hingga ke luar daerah Tumapel, yang kala itu dikuasai oleh Kerajaan Kediri di bawah pimpinan Kertajaya.

Namun, sejak kecil Ken Dedes sudah didoktrin tentang sikap 'oposan' atau tidak sependapat kepada akuwu Tumapel yang dijabat Tunggul Ametung. Tak heran memang sifatnya yang serakah dan sewenang-wenang membuat Tunggul Ametung layaknya penjahat di mata Mpu Purwa ayah Ken Dedes.

Karenanya, di dalam diri Ken Dedes sendiri tidak ada rasa tertarik apalagi hormat terhadap Tunggul Ametung. Penguasa Tumapel yang ia benci itu kelak menjadi malapetaka bagi dirinya. Tunggul Ametung pada gilirannya telah nekat menculik putri Mpu Purwa itu, saat sang ayah tengah bertapa di luar rumah.



Dikutip dari buku "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan hingga Keruntuhan", Tunggul Ametung tidak sadar bahwa tindakan membawa lari dan mengawini paksa Ken Dedes, jadi awal kehancuran baginya. Sejak saat itulah kondisi Tumapel terus menerus mengalami guncangan.

Tumapel menjadi daerah yang tidak aman sehingga melahirkan krisis kepercayaan, termasuk dari junjungannya, Kertajaya Raja Kediri yang berkuasa. Sumber utama mengenai kisah Ken Dedes ini adalah naskah Pararaton.

Sebelumnya kisah Ken Dedes ini juga merupakan kisah tutur. Salah satu penanda bagi keberadaan kisah tutur Ken Dedes ini terungkap dalam salah satu baris naskah Pararaton yang menyebutkan istilah 'katuran'. Kisah tutur Ken Dedes satu bingkai dengan kisah tentang Ken Arok.

Dengan demikian, sejak ditulisnya serat Pararaton yang juga berisi soal Ken Arok dan Ken Dedes itu, telah terjadi transformasi budaya di tengah masyarakat Jawa, dari budaya lisan ke budaya tulisan. Kisah Ken Dedes yang ada di dalam Pararaton itu, merupakan kisah soal pergolakan politik, ketika Tumapel berada di bawah kekuasaan Tunggul Ametung, hingga naiknya Ken Arok sebagai raja Singasari Pergolakan politik itu terjadi antara akhir abad 12 hingga paruh abad 13 Masehi.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1862 seconds (0.1#10.140)